.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
Ki dalang Marzuki dari Kotagede Yogyakarta mengatakan
bahwa lakon yang ditampilkan adalah “Mbangun Projo Suyoso” yang menceritakan
Keluarga Pandawa mendapat titah dari
Resi Seto untuk memugar bangunan Bangsal Projo Suyoso (tempat peribadahan) yang
sudah mulai rusak.
Menurutnya dalam lakon tersebut terkandung makna bahwa
membangun tempat beribadah adalah membangun mental diri kita sendiri, kita
harus tekun beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya dan harus meningkatkan
kerukunan serta bertoleransi antar agama. Pembangunan negara dapat berjalan
dengan cara bergotong royong antara rakyat, wakil rakyat dan Pemerintah, dengan
hubungan baik antara ketiga unsur tersebut kita dapat menuju negara yang
sejahtera dan maju.
Mahasiswa yang melakukan KKP (Kuliah Kerja Provesi) dari
Universitas Sanata Dharma, 10 orang diantaranya dari Negara Korea yaitu Universitas Songyang ikut
menyaksikan pagelaran Wayang Kulit pada malam itu. Dosen Pendamping Albertus
Fni Prasetya, SE, M.Sc, Akt dan Sdr. Niko Kornelius Putra, SE ikut menyaksikan.
Menurut Sdr. Albertus Fani, mahasiswanya yang berjumlah
40 orang melaksanakan KKP di Dk. Krebet Sendangsari Pajangan Bantul adalah dari
jurusan ekonomi, mereka akan membantu pengelolaan/manajemen bisnis, strategi
bisnis dan pemasarannya para pengusaha-pengusaha kerajinan di wilayah pedukuhan
Krebet dengan harapan tambah berkembang.
Hingga selesainya pagelaran Wayang Kulit di Dk. Krebet
Sendangsari, situasi berakhir dalam keadaan aman kondusif. (Sihumas Pajangan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar