Polres Bantul, Rabu 8 Januari 2014 pukul 10.00 Wib menggelar
rekonstruksi pembunuhan terhadap Slamet Panujiyono alias Didit di halaman belakang Polres Bantul.
Didit Warga Dusun Medelan, Sumberagung, Jetis Bantul
tersebut dikeroyok empat tersangka hingga tewas pada bulan November 2013.
Aksi pembunuhan terhadap Didit bermula saat empat
tersangka yaitu Dp,20, Gn, 23, IP,22 serta Wp,28 (keempatnya warga Desa Patalan
dan Desa Canden Kec. Jetis Bantul), baru habis menenggak minuman keras di rumah
warga bernama Aji.
Dalam kondisi mabuk, mereka menuju Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) Patalan yang berada di depan rental play station (PS)
tempat peristiwa pembunuhan itu terjadi. Keempatnya berboncengan sepeda motor
dan membawa masing-masing satu celurit dan dua buah golok.
Di SPBU, keempat pelaku sempat meminta bensin ke petugas.
Wp alias Kebo Gede yang merupakan Anggota TNI Angkatan Laut (AL) kala itu
tampak bertelanjang dada. Usai meminta bensin, mereka bergerak ke rental PS,
sementara dua buah sepeda motor ditinggalkan begitu saja di depan pintu masuk
SPBU.
Terssangka Wp menuju rental PS yang ada di sebelah
selatan, sedangkan tiga lainnya menuju ke rental PS yang ada di sebelah utara.
Wp sempat meminta uang ke penjaga rental. Namun belum selesai meminta uang,
ketiga temannya datang mengabarkan bahwa mereka sedang ribut dengan korban
Didit.
Didit rupanya ahli bela diri. Mendengar rekannya ribut
dengan Didit, Wp sempat hendak memukul korban. Namun, korban beraksi lebih dulu
dengan memukul Wp hingga terjerembab.
Melihat Wp terjatuh, tiga rekannya langsung mengeroyok
korban dari belakang. Korban melawan dan mengejar balik pelaku. Golok yang
dibawa tersangka IP sempat jatuh saat itu dan diambil korban.
Namun dari belakang, korban sempat dihajar oleh DP hingga
terhuyung-huyung. Sementara Wp melempar korban dengan celurit namun hanya
mengenai pintu.
Belum puas menghajar korban, Wp dan IP mengambil bensin
ke SPBU dan menyiramkannya di depan pintu rental PS. Kala itu korban masih
sempat mengejar IP, namun sial IP justru balik melempar korban dengan konblok
mengenai pelipis hingga terjatuh. Saat itulah, pelaku IP menusuk korban dengan
golok mengenai rusuk sebelah kiri.
Empat pelaku lalu pergi ke rumah IP yang tak jauh dari
lokasi kejadian untuk mengambil sepeda motor. IP dan Wp kemudian kembali ke
tempat kejadian dan mendapati korban yang terluka tengah dipangku saksi bernama
Dedi.
Dalam kondisi luka parah itulah Wp justru membacok kepala
korban dengan golok setelah itu pergi begitu saja hingga Didit meregang nyawa.
Ada 43 adegan yang diperagakan para pelaku dalam
rekonstruksi itu. Tak hanya dijaga aparat kepolisian, sejumlah polisi militer
Angkatan Laut (AL) juga mengikuti rekonstruksi itu.
Komandan Detasemen Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal)
Jogja, Mayor (L) Edwin H menuturkan, Wp merupakan anggota TNI AL yang bertugas
di Jakarta.
Namun saat kejadian, Wp sudah disersi selama enam bulan.
“Kami fokus pada peran Wp. Tadi kami sudah lihat bersama. Karena polisi militer
juga menangani masalah ini,” kata Edwin.
Menurut Edwin, berkas perkara Wp akan dilimpahkan ke
jaksa militer atau Oditur. Lembaganya, kata dia tak akan memberi keistimewaan
pada Wp. Ia tetap akan mendapat sanksi sesuai hukum yang berlaku.
Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP M Kasim Akbar Bantilan
mengungkapkan, setelah rekonstruksi digelar, tak lama lagi berkas tersangka
segera dilimpahkan ke kejaksaan.
Posting Komentar