Bank Indonesia (BI) mewanti-wanti masyarakat atas peredaran uang palsu
menjelang puasa dan lebaran. Pada musim puasa, lebaran, dan hari libur biasanya
peredaran uang di masyarakat meningkat.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Antonius Lambok Siahaan
mengatakan, peningkatan jumlah uang beredar ini perlu diwaspadai karena besar
kemungkinan beredarnya uang palsu.
"Ada kenaikan peredaran uang, utamanya ada gaji ke-13, liburan anak
sekolah, libur lebaran, dan ramadan, ini menyebabkan pertambahan uang beredar,
memungkinkan beredarnya uang palsu. Ada data juga dari 1 juta yang diedarkan
ada 4 lembar yang kita temukan palsu," kata Lambok saat ditemui di Gedung
BI, Thamrin, Jakarta.
Untuk itu, dia menyebutkan, masyarakat harus berhati-hati dalam melakukan
transaksi. Masyarakat juga harus cermat mengenali uang rupiah asli.
"Masyarakat hati-hati, jangan lengah, harus mengecek ciri-ciri,
dilihat, diraba diterawang, kenali ciri-ciri rupiah supaya tidak jadi
korban," terang dia.
Lambok menyebutkan, dari semua pecahan yang dipalsukan biasanya yang paling
banyak adalah pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000.
"Paling banyak yang dipalsukan Rp 50.000-100.000. Masyarakat juga
harus memperlakukan rupiah dengan baik jangan taruh di tempat lembab, ditulis
dan steples," katanya.
Posting Komentar