Bhabinkamtibmas Desa
Poncosari, Aiptu Dalijo mengahdiri pertemuan sekitar 40 mahasiswa Fakultas
Kedokteran UGM dengan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Desa Poncosari di
serambi Masjid Makmur, Dusun Babakan, Desa Poncosari, Kec. Srandakan, Bantul, Senin,
16 Maret 2015 pukul 10.00 Wib.
Hadir dalam pertemuan
tersebut, Ketua FPRB Desa Poncosari Drs. Sugiyanto, Dosen Pembimbing Mahasiswa Drs. Sartono dan Perwakilan dari Rumah Sakit
PKU Muhammadyah Bantul, Ariyanto.
Pertemuan ini diadakan
dalam rangka sebagai sarana penambah wawasan para mahasiswa akan Desa Tangguh
Bencana Utama. Kepada para mahasiswa, Ketua FPRB Desa Poncosari menyampaikan, secara
resmi Desa Poncosari dinobatkan sebagai Desa Tangguh Bencana Utama karena mayoritas
warga dinilai sudah paham tentang kebencanaan dan telah sering melakukan
simulasi bencana tsunami. Selain itu, di Desa Poncosari juga sudah terbentuk
Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB). Sebagai Desa Tangguh Bencana Utama,
Poncosari dengan karakteristik geografis dan kemampuan warganya berkaitan
dengan kebencanaan yang sudah dibahas dalam forum internasional.
Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, beberapa lalu sudah
mempresentasikan Poncosari dalam konferensi penanggulangan bencana di Geneva,
Swiss. Hal ini sudah seharusnya menjadi kebanggan tersendiri bagi warga
Poncosari.
Untuk diketahui, Selain
Desa Poncosari juga ada 3 desa lain yang mendapat gelar Desa Tangguh Bencana,
yaitu Desa Gadingsari Kecamatan Sanden, Desa Mulyodadi Kecamatan Bambanglipuro,
dan Desa Wonolelo Kecamatan Pleret.
Keempat desa tersebut
dinilai layak dikategorikan sebagai Desa Tangguh Bencana, karena mayoritas
warga dinilai sudah paham tentang kebencanaan. Selain itu, di masing-masing desa
tersebut juga sudah terbentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB). Hal itu
juga didukung dengan potensi bencana yang cukup besar di wilayah masing-masing.
Misalnya di selatan Poncosari terdapat lempeng-lempeng bumi di bawah laut yang
sewaktu-waktu bisa bertumbukan, menyebabkan gempa dan tsunami.
Posting Komentar