Negara Islam Irak dan Siria atau juga di kenal dengan
ISIS, yang kemudian mengkrucut menjadi ide Islamic State, sebulan yang lalu
memproklamasikan Kekhalifahan Islam setelah mencaplok sebagian besar wilayah
utara Irak, turut mengancam keberadaan minoritas yang sudah tinggal di kawasan
itu lebih dari 2.000 tahun. Kelompok minoritas yang sebelumnya dapat hidup
dengan tenang, rukun dan damai, kini harus meninggalkan tempat tinggalnya untuk
menyelamatkan diri menghindari kekerasan. Sampai saat ini belum tampak adanya
solusi yang tepat untuk menghentikan konflik yang disertai dengan kekerasan
tersebut.
Berbagai media cetak dan elektronik baik dalam dan luar
negeri telah memberitakan tentang kekerasan yang diduga dilakukan oleh pasukan
ISIS di Irak. Konflik dan peperangan yang terus bergulir di negara Timur Tengah
tersebut juga telah mendorong penduduknya meninggalkan Irak dan menyatakan
dirinya sebagai pencari suaka. Perserikatan Bangsa - Bangsa sebenarnya telah
mendesak pihak - pihak yang terlibat dalam konflik di Irak untuk menahan diri
dan menghentikan semua aksi kekerasan dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Satu hal yang menyita perhatian kita adalah keberadaan
ISIS yang melebarkan pengaruhnya ke negara - negara di Asia Tenggara yang
beragama Islam. Termasuk Indonesia, beberapa kelompok terindikasi telah
memberikan dukungan terhadap berkembangnya faham dan Organisasi ISIS tersebut.
Kita semua berharap semoga kekerasan yang terjadi di Irak segera berakhir dan
tidak meluas ke wilayah negara lain. Kita harus menolak keberadaan organisasi
dan faham tersebut apalagi harus ada kekerasan yang mengiringinya. Belum ada
alasan yang tepat untuk menerima kehadiran kelompok tersebut ditengah – tengah
masyarakat Indonesia yang heterogen ini.
Indonesia sebagai negara yang komplkes dengan
multikulturalnya, tetap menjadikan keragaman sebagai modal untuk bersatu.
Kembali kepada prinsip dasar kerukunan hidup kita sebagai bangsa Indonesia,
mengakui perbedaan dan membangun sikap toleransi.
Posting Komentar