Bertempat di
Balai Desa Terong telah diadakan deklarasi desa terong sebagai desa peduli
perubahan iklim, Selasa, 11 Nopember 2014 pukul 13.00 Wib.
Acara ini
dihadiri oleh warga masyarakat dan pelaku maupun pemangku kepentingan hutan
lestari, serta undangan antara lain Deputi Bappenas Bidang Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Hidup dan Wakil Bupati Bantul serta pimpinan SKPD terkait, muspika
Dlingo dan pimpinan unit instansi tingkat kecamatan dan para tamu undangan.
Deklarasi
ditandai dengan pemukulan kenthongan oleh Deputi Bappenas dan penandatangan
prasasti oleh Deputi Bappenas dan Wakil Bupati.
Dampak
perubahan iklim telah dirasakan oleh masyarakat Desa Terong, menurut Lurah Desa
Terong Welasiman lalu masyarakat belajar agar hutan bisa bernilai ekonomi
sekaligus bernilai ekologi. Masyarakat menekan penebangan pohon yang belum
layak tebang, mendirikan koperasi tunda tebang, menyimpan karbon
sebanyak-banyaknya dan selama-lamanya, menyusun tata ruang desa yang tetap
memberikan tempat bagi hutan rakyat.
ARUPA selaku
pandamping masyarakat mengadakan penelitian dan menurut direkturnya yaitu Dwi
Nugroho,S.Hut bahwa ternyata dari 550 KK yang diteliti maka tiap KK rata-rata
mengambil hasil dari penebangan kayu 2,7 juta rupiah yang berarti untuk
keseluruhan KK yang diteliti mengambil 1,5 milyar rupiah belum lagi kalau
menghitung dari semua KK di desa ini. Padahal pohon yang ditebang kebanyakan
belum layak tebang sehingga merugikan secara ekonomi dan ekologi.
Wakil Bupati
Drs.Sumarno Prs menyampaikan bahwa perlu bagi kita untuk meningkatkan komitmen
bersama dalam pengelolaan hutan lestari untuk mengantisipasi gas rumah kaca dan
beliau mengajak masyarakat dengan pantun singkatnya : “ke rembang beli
kedondong, yuk tunda tebang dong ......”
Deputi
Bappenas Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Dr.Ir.Indah Murni
Ningtyas, M.Sc menyampaikan bahwa Desa Terong merupakan satu dari enam besar
terseleksi dari usulan 196 desa. Sekarang ini ada kecenderungan bahwa hal-hal
yang berbau proses alami atau lestari mempunyai nilai jual yang tinggi. Hutan
lestari salah satunya bisa dijadikan label produk untuk komoditas lestari dan
alami. Ada juga komoditas yang memang bernilai tinggi misalnya kayu gaharu.
Dan dari
hutan lestari diharapkan bisa berkembang menjadi daya tarik wisata sehingga
dibutuhkan desa wisata. Ke depan beliau ingin melihat Desa Terong menjadi desa
penghasil produk lestari plus desa budaya ataupun wisata.
Selama jalanya
acara Personil Polsek Dlingo mengadakan pengamanan hingga selesai dalam
keadaan aman tertib. (Sihumas Dlingo)
Posting Komentar