PUNCAK ACARA FESTIFAL ADILUHUNG KE II KAB. BANTUL TAHUN 2015 DI SENDANG NGEMBEL SENDNAGSARI PAJANGAN

Kamis, 04 Juni 20150 komentar



Kapolsek Pajangan AKP Riwanta menghadiri acara puncak Festifal Adiluhung KE II Kab. Bantul Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Pemda. Kab. Bantul bertempat di Sendang Ngembel Dk. Beji Wetan RT 03 Sendangsari Pajangan, Selasa 2 Juni 2015 jam 19.30 Wib.

Dalam acara Dialog Budaya malam itu sebagai Nara Sumber KGPH Yudha Ningrat dari Kraton Ngayogyakarta, KPH. Kusumo Parasto dari Kadipaten Pura Pakualaman, Kepala Dinas Kebudaya dan Parariwisata DIY  Drs. Umar Priyomo, M.Pd, Kabid. Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bantul Dodi Kusworo, S.Sos, Lurah Sendangsari Muh. Irwan Susanto, ST dengan dipandu MC. Widiasto.

Selain itu acara juga diikuti oleh diikuti oleh Anggota DPRD Kab. Bantul H. Sapta Sarosa, S.Psi, Camat Pajangan Dra. Sri Kayatun, Danramil Pajangan Kapten inf. Suyadi, Kapolsek Pajangan AKP Riwanta, Kepala KUA Pajangan Asrori, SHI. Tokoh Masyarakat, Karang Taruna Kec. Pajangan, Tokoh Agama dan tamu undangan hadir sejumlah semuanya sekitar 700 orang.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Drs. Umar Priyomo, M.Pd mengatakan Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai potensi seni dan budaya yang harus diuri-uri dengan cara melindungi, memanfaatkan dan mengembangkan. Hal-hal yang dimanfaatkan dan dikembangkan tentu yang mempunyai makna yang besar untuk masyarakat. Kesenian Adiluhung biasanya dilaksanakan di Kasultanan dan di kadipaten Pura Pakualaman, dengan  konsep Kesenian Adiluhung tersebut kemudian dilaksanakan ditingkat Desa dan baru kali kedua dilaksanakan yaitu akhir Tahun 2014 dan 2015 ini. tujuan diadakan di tingkat Desa ini adalah agar masyarakat luas bisa mengetahuinya, proses edukasi dan proses pembangunan dengan bertemunya Pemerintah dan masyarakat secara langsung.

Lurah Sendangsari menyampaikan Sendang Ngembel merupakan cikal bakal adanya Desa Sendangsari yang berpotensi sangat besar. Sendang Ngembel tidak pernah kering dimusim kemarau sehingga dimanfaatkan untuk irigasi pertanian. Melalui program MP3KI kemudian Sendang Ngembel ini diberdayakan secara maksimal, kemarin pada tanggal 22 Februari 2015 telah diresmikan oleh Bupati Bantul. Sendang Ngembel salah satu tempat yang berpotensi untuk pengembangan seni dan budaya di wilayah Sendangsari. Desa Sendangsari juga memiliki situs sejarah peninggalan Ki Ageng Mangir, intake Kamijoro, Jurang Pulo Sari, Desa Wisata Krebet dan Curug Banyunibo. Ia berharap dikemudian hari diadakan festifal budaya lagi di Desa Sendangsari dan pengembangan potensi budaya di Desanya sehingga bermanfaat untuk masyarakatnya.

Bapak Dodi dari Dinas Pariwisata Kab. Bantul mengatakan Tahun 2015 akan dikembangkan potensi situs budayanya Intake Kamijoro.pihaknya dalam melestarikan dan mengembangkan potensi budaya di Kab. Bantul telah melaksanakan berbagai festival seni dan budaya diantaranya festival karawitan, festifal Jathilan. Pihaknya juga akan melaksanakan festival upacara adat tanggal 8,9 dan 10 Juni 2015, setelah puasa nanti akan dilakukan festival Dalang cilik, langen carito, Kethoprak dan keroncong. Dinas Pariwisata Kab. Bantul secara aktif mengirimkan keseniannya untuk tampil di TMII.

KGPH Yudha Ningrat dari Kraton Ngayogyakarta dalam arahannya menyampaikan budaya Kasultanan Ngayogyakarto menggunakan Budaya Mataram Islam dan Kasunanan Surakarta menggunakan Budaya baru modifikasi. Hadirnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta, sehingga Budaya Mataram dilestarikan dan dikembangkan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs Sendang Ngembel ini merupakan sejarah dan juga tapal batas antara Kasultanan Ngayogyakarta dan Kerajaan Mangir Wonoboyo, nantinya Kethoprak Mangir Wonoboyo akan dipentaskan di Sendang Ngembel. Dengan Kebudayaan Kraton Ngayogyokarto ini, Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat sudah memberikan peluang dan kesempatan kepada masyarakat diseluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota) untuk bisa menampilkan kesenian dan kebudayaannya di dalam Kraton, Uyon-Uyon adiluhung  setiap hari Senin, Selasa dan Kamis kemudian hari Rabu Wayang Golek Minak, hari Sabtu Wayang Kulit dan hari Minggu seni Tari, pendaftaran dilakukan di Kawedanan Ageng Sri Wandowo. Beliau juga mengatakan apabila membutuhkan guru kesenian dan Kebudayaan (Macopat, Dalang, tari, gamelan) Kraton Ngayogyokarto membuka kursus untuk hal tersebut. Pawiatan di dalam Kraton sudah dikembangkan saat ini sudah angkatan yang ke IX (Sembilan), Abdi dalem melakukan Pawiatan hari Senin dan Kamis dari jam 09.00 Wib – 14.00 Wib dalam waktu 35 hari, pihaknya juga siap memberikan Pawitan kepada Kelurahan/Desa dan Kecamatan  ketika ada Dhawoh dari Dalem Kraton.

KPH. Kusumo Parasto dari Kadipaten Pura Pakualaman dalam kesempatan tersebut menyampaikan programnya yaitu program Memayu Hayuning Bawono. Saat ini pihaknya menjalankan program Memayu Hayuning Bawono dalam tata air dan lingkungan hidup, Sendang ini harus dirawat dan dijaga seswuai dengan kearifam lokal agar tidak habis airnya. Sleman, Kota dan Bantul harus merupakan satu rangkaian dalam melestarikan budaya tersebut. Dalam kehidupan ini air merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk kehidupan. Kemudian acara dalam dialog tersebut dilakukan tanya jawab dari nara sumber dengan para tamu undangan.

Camat Pajangan Dra. Sri Kayatun pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Kec. Pajangan sangat setuju dengan Budaya Adiluhung ini, Budaya merupakan suatu media untuk rekonsiliasi yang paling aman, ketika berbudaya adanya sengketa bisa cepat dilupakan, budaya merupakan filter untuk pengaruh budaya dari Barat. Dalam Memayu Hayuning Bawono, Kec. Pajangan memerlukan aspek tata ruang sebagai paru-paru dunia, Program MP3KI yang dijalankan di Pajangan sangat berbasis lingkungan hidup. Kec. Pajangan wilayahnya terdiri dari 30 % dataran dan 70 % pegunungan sehingga Kec. Pajangan mengembangkan potensi dari wisatanya yang menyambung dengan wilayahnya lainnya untuk itu Pajangan memerlukan akses jalan dari Kota hingga Pajangan, jalan Kajigelem (Kasongan, Jipangan dan Lemahdadi) masuk Pajangan melalui Bibis, saat ini sudah diselesaikan beberapa jalan hingga di Obyek Wisata Selarong. Ia mengharapkan adanya perhatian dari Pemda. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam percepatan pembangunan ke arah Pajangan sehingga bisa mengurangi jumlah KK Miskin di Kec.. Pajangan.

Festifal Adiluhung ke II di Kabupaten Bantul Tahun 2015 ini ditampilkan beberapa Kesenian diantaranya Jathilan Kridho Manggolo dari Padepokan Roso Jati Bayu Aji Bawuran Pleret Kab. Bantul pimpinan Bapak Suganjar, Pentas Nini Thowong dari Pundong, Dialog Budaya, Hadroh dari Dk. Keayen Sendnagsari.

Kraton Yogyakarta menampilkan tari Beksan Srimpi Pandhelori dan Gatotkaca Sutejo sedangkan pihak Kadipaten Pura Pakualaman menampilkan Tari Golek Clunthang dan Tari Manggalatama dengan diiringi Karawitan dari Kawedanan Ageng Puno Kawan Kridho Mardhowo yang diasuh oleh KGPH Yudha Ningrat.

Hingga berakhirnya Festifal Adiluhung Ke II Kab. Bantul Tahun 2015 di Sendang Ngembel Sendangsari Pajangan berakhir dalam keadaan aman kondusif. (Sihumas Sek Pajangan)

Share this article :

Posting Komentar

 
Link : Humas Polri | Humas Polda DIY | Humas Polres Bantul
Copyright © 2011. Humas Polres Bantul - All Rights Reserved
Operator Blogspot : Aiptu Agus Suryanto Published by Humas Polres Bantul
Proudly powered by Blogger