Kapolsek
Pajangan AKP Riwanta menghadiri acara puncak Festifal Adiluhung KE II Kab.
Bantul Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa
Yogyakarta bekerjasama dengan Pemda. Kab. Bantul bertempat di Sendang Ngembel
Dk. Beji Wetan RT 03 Sendangsari Pajangan, Selasa 2 Juni 2015 jam 19.30 Wib.
Dalam acara
Dialog Budaya malam itu sebagai Nara Sumber KGPH Yudha Ningrat dari Kraton
Ngayogyakarta, KPH. Kusumo Parasto dari Kadipaten Pura Pakualaman, Kepala Dinas
Kebudaya dan Parariwisata DIY Drs. Umar
Priyomo, M.Pd, Kabid. Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bantul Dodi Kusworo,
S.Sos, Lurah Sendangsari Muh. Irwan Susanto, ST dengan dipandu MC. Widiasto.
Selain itu
acara juga diikuti oleh diikuti oleh Anggota DPRD Kab. Bantul H. Sapta Sarosa,
S.Psi, Camat Pajangan Dra. Sri Kayatun, Danramil Pajangan Kapten inf. Suyadi,
Kapolsek Pajangan AKP Riwanta, Kepala KUA Pajangan Asrori, SHI. Tokoh
Masyarakat, Karang Taruna Kec. Pajangan, Tokoh Agama dan tamu undangan hadir
sejumlah semuanya sekitar 700 orang.
Kepala Dinas
Pariwisata DIY Drs. Umar Priyomo, M.Pd mengatakan Daerah Istimewa Yogyakarta
mempunyai potensi seni dan budaya yang harus diuri-uri dengan cara melindungi,
memanfaatkan dan mengembangkan. Hal-hal yang dimanfaatkan dan dikembangkan
tentu yang mempunyai makna yang besar untuk masyarakat. Kesenian Adiluhung
biasanya dilaksanakan di Kasultanan dan di kadipaten Pura Pakualaman,
dengan konsep Kesenian Adiluhung
tersebut kemudian dilaksanakan ditingkat Desa dan baru kali kedua dilaksanakan
yaitu akhir Tahun 2014 dan 2015 ini. tujuan diadakan di tingkat Desa ini adalah
agar masyarakat luas bisa mengetahuinya, proses edukasi dan proses pembangunan
dengan bertemunya Pemerintah dan masyarakat secara langsung.
Lurah
Sendangsari menyampaikan Sendang Ngembel merupakan cikal bakal adanya Desa
Sendangsari yang berpotensi sangat besar. Sendang Ngembel tidak pernah kering
dimusim kemarau sehingga dimanfaatkan untuk irigasi pertanian. Melalui program
MP3KI kemudian Sendang Ngembel ini diberdayakan secara maksimal, kemarin pada
tanggal 22 Februari 2015 telah diresmikan oleh Bupati Bantul. Sendang Ngembel
salah satu tempat yang berpotensi untuk pengembangan seni dan budaya di wilayah
Sendangsari. Desa Sendangsari juga memiliki situs sejarah peninggalan Ki Ageng
Mangir, intake Kamijoro, Jurang Pulo Sari, Desa Wisata Krebet dan Curug
Banyunibo. Ia berharap dikemudian hari diadakan festifal budaya lagi di Desa
Sendangsari dan pengembangan potensi budaya di Desanya sehingga bermanfaat
untuk masyarakatnya.
Bapak Dodi
dari Dinas Pariwisata Kab. Bantul mengatakan Tahun 2015 akan dikembangkan
potensi situs budayanya Intake Kamijoro.pihaknya dalam melestarikan dan
mengembangkan potensi budaya di Kab. Bantul telah melaksanakan berbagai
festival seni dan budaya diantaranya festival karawitan, festifal Jathilan.
Pihaknya juga akan melaksanakan festival upacara adat tanggal 8,9 dan 10 Juni
2015, setelah puasa nanti akan dilakukan festival Dalang cilik, langen carito,
Kethoprak dan keroncong. Dinas Pariwisata Kab. Bantul secara aktif mengirimkan
keseniannya untuk tampil di TMII.
KGPH Yudha
Ningrat dari Kraton Ngayogyakarta dalam arahannya menyampaikan budaya
Kasultanan Ngayogyakarto menggunakan Budaya Mataram Islam dan Kasunanan
Surakarta menggunakan Budaya baru modifikasi. Hadirnya Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta, sehingga Budaya Mataram
dilestarikan dan dikembangkan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs Sendang
Ngembel ini merupakan sejarah dan juga tapal batas antara Kasultanan Ngayogyakarta
dan Kerajaan Mangir Wonoboyo, nantinya Kethoprak Mangir Wonoboyo akan
dipentaskan di Sendang Ngembel. Dengan Kebudayaan Kraton Ngayogyokarto ini,
Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat sudah memberikan peluang dan kesempatan kepada
masyarakat diseluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota) untuk bisa menampilkan kesenian dan kebudayaannya di dalam
Kraton, Uyon-Uyon adiluhung setiap hari
Senin, Selasa dan Kamis kemudian hari Rabu Wayang Golek Minak, hari Sabtu
Wayang Kulit dan hari Minggu seni Tari, pendaftaran dilakukan di Kawedanan
Ageng Sri Wandowo. Beliau juga mengatakan apabila membutuhkan guru kesenian dan
Kebudayaan (Macopat, Dalang, tari, gamelan) Kraton Ngayogyokarto membuka kursus
untuk hal tersebut. Pawiatan di dalam Kraton sudah dikembangkan saat ini sudah
angkatan yang ke IX (Sembilan), Abdi dalem melakukan Pawiatan hari Senin dan
Kamis dari jam 09.00 Wib – 14.00 Wib dalam waktu 35 hari, pihaknya juga siap
memberikan Pawitan kepada Kelurahan/Desa dan Kecamatan ketika ada Dhawoh dari Dalem Kraton.
KPH. Kusumo
Parasto dari Kadipaten Pura Pakualaman dalam kesempatan tersebut menyampaikan
programnya yaitu program Memayu Hayuning Bawono. Saat ini pihaknya menjalankan
program Memayu Hayuning Bawono dalam tata air dan lingkungan hidup, Sendang ini
harus dirawat dan dijaga seswuai dengan kearifam lokal agar tidak habis airnya.
Sleman, Kota dan Bantul harus merupakan satu rangkaian dalam melestarikan
budaya tersebut. Dalam kehidupan ini air merupakan kebutuhan yang sangat penting
untuk kehidupan. Kemudian acara dalam dialog tersebut dilakukan tanya jawab
dari nara sumber dengan para tamu undangan.
Camat
Pajangan Dra. Sri Kayatun pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Kec.
Pajangan sangat setuju dengan Budaya Adiluhung ini, Budaya merupakan suatu
media untuk rekonsiliasi yang paling aman, ketika berbudaya adanya sengketa
bisa cepat dilupakan, budaya merupakan filter untuk pengaruh budaya dari Barat.
Dalam Memayu Hayuning Bawono, Kec. Pajangan memerlukan aspek tata ruang sebagai
paru-paru dunia, Program MP3KI yang dijalankan di Pajangan sangat berbasis
lingkungan hidup. Kec. Pajangan wilayahnya terdiri dari 30 % dataran dan 70 %
pegunungan sehingga Kec. Pajangan mengembangkan potensi dari wisatanya yang
menyambung dengan wilayahnya lainnya untuk itu Pajangan memerlukan akses jalan
dari Kota hingga Pajangan, jalan Kajigelem (Kasongan, Jipangan dan Lemahdadi)
masuk Pajangan melalui Bibis, saat ini sudah diselesaikan beberapa jalan hingga
di Obyek Wisata Selarong. Ia mengharapkan adanya perhatian dari Pemda. Daerah
Istimewa Yogyakarta dalam percepatan pembangunan ke arah Pajangan sehingga bisa
mengurangi jumlah KK Miskin di Kec.. Pajangan.
Festifal
Adiluhung ke II di Kabupaten Bantul Tahun 2015 ini ditampilkan beberapa
Kesenian diantaranya Jathilan Kridho Manggolo dari Padepokan Roso Jati Bayu Aji
Bawuran Pleret Kab. Bantul pimpinan Bapak Suganjar, Pentas Nini Thowong dari
Pundong, Dialog Budaya, Hadroh dari Dk. Keayen Sendnagsari.
Kraton
Yogyakarta menampilkan tari Beksan Srimpi Pandhelori dan Gatotkaca Sutejo
sedangkan pihak Kadipaten Pura Pakualaman menampilkan Tari Golek Clunthang dan
Tari Manggalatama dengan diiringi Karawitan dari Kawedanan Ageng Puno Kawan
Kridho Mardhowo yang diasuh oleh KGPH Yudha Ningrat.
Hingga
berakhirnya Festifal Adiluhung Ke II Kab. Bantul Tahun 2015 di Sendang Ngembel
Sendangsari Pajangan berakhir dalam keadaan aman kondusif. (Sihumas Sek
Pajangan)
Posting Komentar