Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan didampingi Kapolres Bantul, AKBP Michael R Risakotta menghadiri panen bawang merah perdana agro electrifying di Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Kamis (24/8/2023) sore.
Kabupaten Bantul melakukan panen perdana bawang merah yang budi dayanya menggunakan sistem agro electrifying. Sistem itu diklam mampu menghemat konsumsi BBM 70% dan mendulang panen hingga 18 ton per hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sugeng Purwanto mengatakan bawang merah maupun cabai merah merupakan komoditas andalan untuk Bantul dan DIY. Untuk itu, ratusan hektare lahan bawang merah di Bantul mengembangkan sistem budidaya baru.
"Kemudian, untuk di lokasi ini kami ada pertanaman seluas 200 hektare dengan tanaman bawang merah dengan konsep agro electrifying," katanya.
"Artinya, segala kegiatan yang terkait dengan budidaya, kita sudah meninggalkan diesel dan lain-lain dan mengganti powernya dengan listrik," lanjut Sugeng.
Menurutnya, penggunaan tenaga listrik untuk sumber energi penggerak alat penyemprot tanaman berdampak positif bagi petani. Salah satunya mampu menekan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan.
"Sehingga dengan penggunaan listrik memang ada efisiensi untuk kegiatan usaha sampai 70%. Sementara untuk lahan dan lapangan memang bisa terbebas dari polusi, solar dan lain-lain," ujarnya.
Selain itu, dengan sistem tersebut membuat pengairan menjadi rata sehingga berdampak pada hasil panen yang maksimal. Hasil panen bawang merah di Bantul yang menggunakan lahan agro electrifying sendiri mampu mendulang belasan ton setiap hektare-nya.
"Perhektare mampu menghasilkan 18-20 ton, dengan harga total untuk satu hektare petani bisa mendapatkan di atas Rp 200 juta. Sementara biaya produksi Rp 130-150 juta. Artinya untuk perhektare ini penghasilan petani kita sudah cukup luar biasa," katanya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) RI Prihasto Setyanto menyebut Kementan bakal mendorong penggunaan sistem agro electrifying untuk budidaya bawang merah di DIY, khususnya Bantul. Pasalnya sistem tersebut berdampak positif.
"Dan informasi yang kami peroleh, jika menerapkan sistem agro electrifying biaya untuk produksi menjadi lebih rendah. Karena mengurangi konsumsi BBM hingga 70 persen, artinya lebih hemat lagi upaya yang dilakukan untuk memproduksi satu komoditas holtikultura yang ada," ucapnya.
Harapannya sistem tersebut mampu direplikasi di seluruh daerah, khususnya di sentra-sentra holtikultura Indonesia. Mengingat hasil panen di lahan yang menggunakan sistem tersebut cukup mencengangkan.
"Biasanya di tingkat nasional itu kalau satu hektare hanya mampu menghasilkan 10 ton bawang merah, tapi ini bisa sampai 18 ton. Jadi ini sangat luar biasa," katanya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menambahkan agro electrifying merupakan inovasi di kawasan pertanian selatan Bantul. Pengembangan tersebut juga adalah bagian dari pelaksanaan visi pembangunan Gubernur DIY.
"Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras para petani dan semua pihak yang sudah mendukung pengembangan inovasi pertanian di Kabupaten Bantul," ujarnya.
Posting Komentar