Kapolres Bantul, AKBP Novita Eka Sari, mengimbau kepada masyarakat untuk menghormati bulan Ramadan. Salah satunya dengan tidak bermain petasan.
“Kami mengimbau masyarakat dalam menghormati bulan Ramadan tidak usah menyalakan petasan supaya situasi aman dan nyaman,” kata Novita, Sabtu (1/3/2025).
Novita menyampaikan ancaman penggunaan bahan peledak tergolong berat. Hal itu sesuai dengan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.
“Barang siapa dengan sengaja memasukkan ke Indonesia, yang menggunakan, membawa, menyimpan, dan yang membuat terkait dengan bahan peledak ancamannya hukuman mati, seumur hidup, dan maksimal 20 tahun. Jadi tolong masyarakat untuk tahu tentang undang-undang tersebut,” katanya.
Selain itu, kata Novita, aturan terkait tindak pidana petasan atau bahan peledak, juga tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Menilik pasal 308 disebutkan, siapa pun yang mengakibatkan kebakaran, ledakan atau banjir akan dikenai pidana mulai dari Pidana penjara paling lama 9 tahun, jika karena perbuatan tersebut timbul bahaya keamanan umum bagi orang atau barang. Kemudian Pidana penjara maksimal 12 tahun, jika karena perbuatan tersebut menimbulkan luka berat bagi orang lain.
“Dan Pidana penjara paling lama 15 tahun, jika perbuatan tersebut mengakibatkan orang kehilangan nyawa,” imbuh dia.
Berbagai upaya akan dilakukan Polres Bantul guna mencegah warga bermain petasan.
Salah satunya dengan melaksanakan patroli subuh dibeberapa lokasi, seperti Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) dan beberapa lokasi yang disinyalir biasa digunakan untuk menyalakan petasan.
“Kami telah membetuk tim khusus patroli subuh yang akan melakukan patroli setiap subuh di JJLS. Polsek Jajaran juga diperintahkan untuk melakukan hal sama di wilayah masing-masing,” jelasnya.
Dia mengatakan, razia atau patroli digelar setiap pagi selama bulan Ramadan di sekitar JJLS. Langkah pencegahan ini, akan terus digiatkan hingga jelang Lebaran.
Dan diharapkan kepada masyarakat ikut berperan menjaga wilayahnya, laporkan segera bila ada hal yang mencurigakan apalagi membahayakan.
“Jaga wilayah Bantul, jaga nama baik, buat Bantul dikenal akan hal positif baik budaya maupun hasil karya hingga panoramanya. Bukan tindak kriminal atau hal negatif lainnya,” ucap dia.
Berkaca di tahun 2024 adanya kejadian yang diakibatkan petasan, dimana beberapa korban di antaranya mengalami luka serius.
Sebuah ledakan yang diduga akibat petasan terjadi di Padukuhan Gedangsari, Kalurahan Wijirejo, Pandak, Bantul, Minggu (10/3/2024) sekitar pukul 17.30. Akibat peristiwa ini, empat orang mengalami luka serius sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Seorang anak juga menjadi korban letusan petasan di Argodadi, Sedayu Seorang anak menjadi korban letusan petasan di Argodadi, Sedayu pada Sabtu (4/5/2024) pukul 09.00 WIB.
Akibat kejadian tersebut korban menderita luka pada bagian tangan kiri, telunjuk dan jempol kiri patah dan robek, serta pergelangan tangan kiri patah.
Ledakan petasan kembali terjadi di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Gadingsari, Sanden, Bantul pada Selasa (18/6/2024). Peristiwa ini mengakibatkan empat santri terluka. Dari keempat santri itu, salah satu mengalami luka serius pada tangan kanan.
Novita juga kembali menegaskan, agar masyarakat tidak menyalakan atau main petasan selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah untuk mencegah terjadinya insiden ledakan petasan berulang.
“Kami betul-betul mengimbau masyarakat untuk tidak main-main dengan petasan karena berbahaya dan ancamannya berat. Kami akan tindak tegas penggunaan bahan peledak tanpa izin,” tegasnya.
Posting Komentar