.jpg)
.jpg)
Peresmian
Kantor SAR Yogyakarta ditandai dengan
pelepasan balon ke udara kemudian pemotongan pita dan penandatanganan prasasti oleh Kepala Badan
SAR Nasional dan Gubernur D.I.Yogyakarta. Seletah itu Kepala Basarnas dan
Gubernur DIY membuka selubung atau tirai yang menutup plakat "Kantor SAR
Yogyakarta", dan dilanjutkan dengan meninjau Kantor SAR dan sejumlah peralatan
SAR yang dipamerkan.
Selain
diresmikannya Kantor SAR Yogyakarta, Basarnas juga menggelar Rapat koordinasi
SAR yang diikuti oleh perwakilan potensi SAR baik dari TNI, POLRI, instansi dan
relawan yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tidak hanya itu, Ibu Kepala
Badan SAR Nasional Ratih Soelistyo juga meresmikan susunan pengurus
Dharmawanita Kantor SAR Yogyakarta.
Dalam kontek
bencana Basarnas dan relawan SAR berada dalam tahapan tanggap darurat dan
Basarnas sebagai koordinator dalam tanggap darurat. Yang punya gawe adalah
BPBD, yang mengerjakan bersama sama. Untuk musibah kecelakaan untuk yang menjadi
leding sektor adalah basarnas, supaya tidak tempuk dilapangan karena pemahaman
yang tidak sama.
Sri Sultan
Hamengku Buwono ke X dalam sambutannya mengatakan, berdirinya kantor SAR ini
akan menangani kejadian musibah yang datang sewaktu waktu. Sementara profesi
SAR adalah profesi yang sulit, petugas SAR harus mengambil keputusan sulit
sendiri karena menyangkut nyawa korban. Sementara korban ini sangat mengandung
resiko yang sangat tinggi. Tidak ada profesi yang begitu mulia, mengandung
resiko bagi dirinya sendiri.
Jika ada
petugas SAR yang hanya berwacana dan hanya melihat korban saja maka baiknya dia
menjadi profesi lainnya saja. Seiiring dengan perkembangan jaman baik didarat,
laut dan udara, untuk kesiapan SAR, dan mengantisipasi masalah tersebut adalah
mendirikan pos dan kantor SAR.
Maka dengan
kehadiran kantor SAR ini dapat menjawab kebutuhan kesiapan dengan reaksi
tanggap darurat yang cepat handal dan aman, yang didukung oleh fasilitas dan
sumber daya manusia yang memadai.
Saya
berharap, diJogja ini tenaga basarnas dan medis, BPBD, PMI dan para pakar dapat
menentukan standart pertolongan pertama dan penanganan bencana. Dari pengalaman
erupsi dan gempa tahun 2006 rata rata bedah tulang, dan pada erupsi tahun 2010.
Bedah plastik.
Di Jogja ini
faktanya banyak memiliki potensi bencana, tidak hanya banjir. Tapi juga
longsor, gempa bumi dan erupsi gunung merapi.
Selama berlangsungnya
kegiatan peresmian terseut personil Polsek sedayu dipimpin oleh Kapolsek sedayu
Kompol Darwis melaksanakan pengamanan dengan tujuan kegiatan berjalan lancar
tertib. (Sihumas Sedayu)
Posting Komentar