SOSIALISASI FORUM PK – LK DAN LAUNCHING KEWIRAUSAHAAN BAGI ABK TAHUN 2015 DI KECAMATAN PAJANGAN

Kamis, 28 Mei 20150 komentar



Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SLB se Kab.  Bantul bekerjasama dengan Kec. Pajangan mengadakan acara Sosialisasi  Forum PK – LK (Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus) dan Launching Kewirausahaan bagi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Tahun 2015 bertempat di Pendopo Kec. Pajangan, Rabu 27 Mei 2015 jam 10.00 Wib.

Hadir dalam acara tersebut Kabid. PLB Dikdas Daerah Istimewa Yogyakarta Didik Wardaya, S.E, M.Pd, MM, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Kab. Bantul  Ir. Subiyanta Hadi, M.M mewakili Bupati Bantul, Pengawas PLB Disdikpora Daerah Istimewa Yogyakarta Al Mustofa, MA, Camat Pajanga Dra. Sri Kayatun, Kepala UPT P2D Pajangan Edy Susanto, S.Pd. MM, Kapolsek Pajangan AKP Riwanta, Kepala BPD DIY KK Pajangan Harmonis Budi Setya, SE, Perwakilan Dinas tingkat Kab. Bantul (Nakertrans, Perindakop, Dikdas) Kepala SMP N 1 Pajangan Murjito, S.Pd, Kepala SLB se Bantul, Lurah di Kec. Pajangan, Kepala Dukuh di Kec. Pajangan  dan para tamu undangan. Acara diikuti sejumlah ± 400 orang.
Dalam memeriahkan acara tersebut ditampilkan Drum Band dari SLB Marsudi Putra 2 Pandak, Kesenian Jathilan dari SLB Tunas Kasih Sedayu, Tari Kuda-kudaan dari SLB Mardi Putra Kretek, Puisi/Deklamasi TK PKK Jaten Pajangan, Tari Candik Ayu SD Sendangsari, Modelling SLB N 1 Bantul kalibayem, Band dari SLB Ma’arif Sewon, Tari Jejathilan dari SLB Bina Siwi Pajangan,  Tari Satriya dari SLB Bangun Putra Kasihan, Tari Midad-Midud dari SMP N 1 Pajangan.

Mengawali acara, dinyanyikan lagu Indonesia Raya oleh seluruh tamu undangan dan diakhir acara dinyanyikan lagu Bagimu Negeri. Acara dipandu oleh Kasi Ekbang dan LH Kec. Pajangan Budi Suryono, S.Sos dan Ibu Tri Iriani.

Camat Pajangan Dra. Sri Kayatun mewakili warga Kec. Pajangan menyampaikan terimakasih kepada Kepala Disdikpora Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah menunjuk Pajangan sebagai tempat menyelenggarakan acara ini, untuk itu kita formulasikan dengan launching kewirausahaan dari ABK yang mempunyai potensi yang luar biasa. Kewajiban dari kita semua Pemerintah, Swasta dan masyarakat terutama keluarga untuk memberikan kesempatan yang sama kepada mereka. Camat Pajangan berharap adanya sosialisasi ini berdampak positif di wilayah Kec. Pajangan, semua anak berkebutuhan khusus (ABK) bisa disekolahkan dan memiliki hak yang sama untuk mendapat pendidikan yang berkualitas sesuai jenjang yang ada.

Kabid. PLB Dikdas Daerah Istimewa Yogyakarta Didik Wardaya, S.E, M.Pd, MM mewakili Kepala Disdikpora Daerah Istimewa Yogyakarta dalam sambutannya menyampaikan bahwa tanggal 3 Desember 2014 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X mendapatkan Inclusive Award dari Kementrian Pendidikan yang bertepatan dengan hari Defasilitas Dunia karena Beliau sangat intens dengan memberikan perhatian dan anggaran dalam melaksanakan pendidikan Inclusive di wilayahnya.

Tanggal 12 Desember 2012 Bapak gubernur didukung seluruh Kepala daerah Kabupaten dengan menandatangani deklarasi yang dinamakan pendidikan daerah inklusif. Dengan demikian Daerah Istimewa Yogyakarta sudah menyatakan diri sebagai daerah yang ramah terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.

Anak berkebutuhan khusus yang sebelumnya kita menyebut anak cacat, kita menyebut anak cacat dilihat dari kekurangannya akan tetapi saat ini kita menyebut anak berkebutuhan khusus karena dilihat dari sisi kebutuhannya dan dari potensi yang bisa dikembangkan pada ABK. Dari sini kita berusaha mensosialisasikan dalam rangka memberikan pendidikan kepada ABK. Deklarasi dunia menyatakan bahwa pendidikan adalah hak dasar pada setiap manusia, tidak terkecuali ABK. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 kita ikut meferifikasi deklarasi dunia tentang pendidikan bagi ABK, dengan demikian ABK berhak mendapat layanan pendidikan seperti anak-anak lainnya. Dan didukung dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak,ABK berhak mendapat pendidikan dan pendidikan dasar Pemerintah wajib membiayainya.

Saat ini Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki SLB sejumlah 76 Sekolah dan masih belum cukup untuk menkover pendidikan ABK di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam memberikan pendidikan ABK yang belum Sekolah kita melaksanakan model teks gergaji, anak ABK bersekolah di SLB, kurikulum di SLB lebih banyak memberikan pendidikan ketrampilan sekitar 30 %. Harapan kita SLB untuk pendidikan ABK yang mengalami hambatan di bidang intelektual, komunikasi dan perilaku. Langkah kedua dengan memberikan pendidikan inklusif, ABK yang tidak mengalami hambatan di bidang komunikasi, perilaku maupun intelektual kita dorong untuk bersekolah di sekolah reguler bersama anak-anak lainnya, sehingga bisa berkembang seperti biasa. Saat ini dikantornya dan instansi Pemerintah lainnya telah menerima PKL dari ABK, ABK juga menjadi guru di SLB, dengan demikian tanpa kita sadari ABK memiliki potensi untuk dikembangkan dan mereka lebih tekun di dalam bekerja. Pameran di tempat ini merupakan sisa-sisa dari Pameran saat Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi tuan rumah Olimpiade Sains tingkat Nasional di JEC, Pameran kedua di Hotel Sheraton pulang sudah tidak membawa barang dan Pameran yang diselenggarakan oleh Pusat Informasi dan Humas Kentrian Pendidikan Nasional di Mandala Krida serta produksi baktik karya ABK digunakan sebagai Batik resmi tingkat Nasional. Ia berharap kepada kita semua, apabila disekitar kita ada ABK yang belum tertangani mohon kepedulian Bapak-Ibu semua untuk mengarahkan ABK tersebut bisa mengikuti pendidikan sama dengan anak-anak lainnya, kita akan melanggar Undang-Undang apabila membiarkannya.

Saat ini telah dibangun pusat pelayanan autis, kerjasama Kemendikanas dan Pemerintah Kulon Progo tepatnya di Sentolo. Harapan kita anak autis di Daerah Istimewa Yogyakarta bisa tertangani lebih dini sebelum mengikuti pendidikannya sehingga mempermudah penangan nantinya. Anak usia 2 – 6 Tahun autis untuk mendapat layanan intervensi terpadu dan pendidikan, pendidikan transisi di tempat layanan autis tersebut.

Pihaknya mencatat bahwa ABK pada prinsipnya bukan produk gagal dari Tuhan tetapi oleh Tuhan mereka dihadirkan dekat dengan kita, bagaimana kita menanganinya. Bahwa untuk bisa menerima, tidak harus ikut menderita. Untuk bisa mengerti kita tidak harus mengalami. Seandainya kita membangun sebuah kebersamaan, partisipasi dan prestasi ABK itu merupakan suatu kemuliaan.

Bupati Bantul dalam sambutan yang disampaikan kepada Bapak Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Kab. Bantul  Ir. Subiyanta Hadi, M.M menyampaikan bahwa ABK memiliki lebih besar kemungkinan dibanding anak-anak lainnya untuk tidak bersekolah, hal tersebut disebabkan pendidikan selama ini belum bisa mengakomodir kebutuhan-kebutuhan mereka dengan kata lain hanya menyediakan layanan untuk anak-anak pada umumnya. Sekolah untuk ABK jumlahnya masih relatif sedikit. Saat ini telah dikenal istilah inklusif yang dianggap sebagai satu alternatif penyelenggaraan bagi ABK. Program ini berupaya untuk mengkakomodasi kenyataan bahwa situasi Sekolah pada dasarnya memiliki karakteristik hiterogen sehingga dirasa perlu pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga semua anak mempunyai kesempatan untuk bersama-sama belajar dan terakomodir kebutuhannya tanpa ada diskriminasi.

Pemerintah sesungguhnya juga harus berupaya untuk terus meningkatkan kesejahteraan rakyatnya termasuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada mereka-mereka yang perlu mendapatkan bantuan secara khusus diantaranya adalah kepada ABK agar bisa lebih mandiri. Kami akan berusaha membangun fasilitas bagi ABK di tempat-tempat publik termasuk ditempat-tempat pendidikan karena hal tersebut menjadi kewajiban dan amanah UUD. Hal ini tidak mengarah kepada konsep terity tapi mengarah ke konsep like atau hak bagi ABK, Negara harus mengacu kepada konsep education untuk membantu saaudara-saudara kita tersebut, dimana bantuan tidak harus serba materi tetapi pelayanan yang baik, persamaan dalam pendidikan, lapangan pekerjaan dan lain-lainnya. Pelayanan khusus tersebut bukan untuk mendiskrimanasi akan tetapi untuk memberikan pelayanan lebih baik kepada ABK.

Helen Van Heller penduduk yang buta, tuli, bisu dan lumpuh dari Negara Amerika Alabama, pernah menuliskan ketika sibuta bermusik, mengiringi nyanyian si bisu dan diikuti oleh tarian si pincang maka dirasa dunia ini merasa bagian dari keindahan taman-taman surga. Hal terbaik dan terindah yang tidak bisa dilihat dan disentuh oleh dunia adalah hal yang dirasakan di dalam hati. Sungguh ini merupakan bahwa mereka tidak bisa melihat dan mendengar tetapi mereka bisa merasakan apapun yang mereka dapatkan dan mereka hadapi di dunia ini.

Bupati Bantul berterimakasih kepada jajaran SLB, masyarakat dan seluruh pihak terkait yang telah melaksanakan program kewirausahaan bagi ABK, sebuah perjuangan dan upaya yang tidak mudah dan sangat mulia, untuk itu atas nama Pemerintah Kab. Bantul kami menyampaikan apresiasi atas segala hal yang telah dilakukan.

Sosialisasi  Forum PK – LK (Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus) dan Launching Kewirausahaan bagi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Tahun 2015 ditandai dengan penandatangan kain dengan canting batik dan pemberian peralatan batik kepada siswa ABK. Selanjutnya Ir. Subiyanta Hadi, M.M, Camat Pajangan dan tamu undangan yang hadir melihat pameran hasil produksi ABK dari Kab. Bantul.

Sosialisasi  Forum PK – LK (Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus) yang disampaikan oleh Pengawas PLB Disdikpora Daerah Istimewa Yogyakarta Al Mustofa, MA menyampaikan bahwa ABK bukan merupakan penyakit dan tidak menular, jangan sampai ada pemahaman ABK menjadi menakutkan. Kepada kita semua dan masyarakat, apabila mengetahui ada anak-anak yang belum bersekolah dan terutama ABK mohon sekiranya dapat diberi pemahaman agar menyekolahkan, ABK bisa Sekolah di SLB-SLB yang terdekat dan kalau jauh ABK bisa Sekolah di inklusif atau SD Reguler yang menerima ABK karena Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mencanangkan pendidikan inklusif, tidak ada satu Sekolah pun yang boleh menolak ABK. Mereka jangan dilihat cacatnya namun kita lihat mereka adalah anak berkebutuhan khusus yang dilihat dari segi positifnya dan  yang perlu diberi kesempatan.

Kegiatan Sosialisasi  Forum PK – LK dan Launching Kewirausahaan bagi ABK Tahun 2015 di Pendopo Kec. Pajangan berakhir dalam keadaan aman kondusif dengan pengamanan dari personil Polsek Pajangan. (Sihumas Sek Pajangan)

Catatan : Kab. Bantul memiliki SLB baik Negeri maupun Swasta sejumlah 19 sekolahan.

Share this article :

Posting Komentar

 
Link : Humas Polri | Humas Polda DIY | Humas Polres Bantul
Copyright © 2011. Humas Polres Bantul - All Rights Reserved
Operator Blogspot : Aiptu Agus Suryanto Published by Humas Polres Bantul
Proudly powered by Blogger