Minggu, 28 Juli 2013 pukul 20.30 wib, Di Markas Gerakan Anti Maksiat (GAM) Bantul
Dusun Demblak Sari Kalangan Baturetno Banguntapan Bantul telah berlangsung
Sarasehan dan silahturahmi Laskar Ormas Islam yang diselenggarakan oleh Gerakan
Anti Maksiat (GAM) dalam rangka Pemberantasan Maksiat dengan Tema
"Pemberantasan premanisme tanpa memberantas miras Omong kosong",
dihadiri sekitar 250 orang dari Anggota laskar Gerakan Maksiat (GAM), Front Jihad
Islam (FJI) dan Majelis mujahidin.
Hadir
dalam acara tersebut Kapolres Bantul AKBP Ihsan Amin, SIK, MH, Wakapolres
Bantul, Kabag Ops, Para Kasat, Kapolsek Banguntapan Kompol Sudarsono, Kapolsek
Kasihan Kompol Fajar Pamuji, SH, Danramil Banguntapan Kapt Inf Surono, Komandan
Laskar GAM Bpk. Godhi Nurhamidi, Komandan laskar FJI Bpk. Durrohman, Ketua
laskar Kota Majelis Mujadidin Ustad Satria Adi Permana alias Abu Haikal, DPRD
P3 kab. Bantul Bariq Ghufron, Ketua laskar Kota Majelis Mujadidin Ustad Satria
Adi Permana/ Abu Haikal, Toga, Toma dan tamu undangan.
Ustad
Satria Adi Permana dalam sambutannya mengatakan antara lain, perjalanan amar
makruf nahi munkar berjalan atas keprihatinan beberapa ormas Islam antara lain
GAM,FJI,MMI,GPK dengan merebaknya kemaksiatan di wilayah Bantul dan Sleman. Atas
dasar visi dan misi yang sama Laskar islam dan ormas Islam bersatu memberantas
kemaksiatan.
Pemberantasan
maksiat yang sering dilakukan adalah dengan cara mengerahkan massa tapi
berjalannya waktu pemberantasan dilakukan dengan cara dialog dengan aparat
Kepolisian dan aparat kampung serta pengelola tempat kemaksiatan. Harapan
kedepan laskar Islam bisa bersama sama dengan aparat Kepolisian punya visi dan
misi yang sama memberantas kemaksiatan.
Beliau
menegaskan, Laskar Islam akan tetap bergerak apapun resikonya apabila dari
pemerintah maupun aparat Kepolisian yang mempunyai kewenangan pemberantasan
maksiat tidak bergerak.
Kapolrest
Bantul dalam sambutannya mengatakan antara lain, Seorang pemimpin akan mempertanggungjawabkan
jabatanya sampai kelak di akhirat. Sebelum membersihkan orang lain, saya harus
membersihkan diri saya dulu dan anggota saya, bila terbukti ada anggota saya
yang melanggar saya akan proses sampai tingkat pengadilan.
Dalam
mengelola negara Aparat Kepolisian hanya sabagai abdi negara yang menjalankan
aturan negara atau Undang undang. Saat ini kita berbuat benar saja dianggap
salah apalagi berbuat salah, seperti kasus di Kendal.
Dalam
upaya menciptakan Kamtibmas di wilayah Bantul, saya telah banyak melakukan
upaya upaya, salah satunya membangun kemitraan dengan ormas atau elemen masyarakat
yaitu dengan silahturohmi kepada mereka yang semuanya itu bertujuan untuk menciptakan
kerjasama yang sinergis memberantas penyakit masyarakat. Saya tidak mungkin
bekerja sendiri tanpa kebersamaan. Mari jadi bahan evaluasi bersama,"
katanya.
Dalam
pemberatasan maksiat jangan saling menyalahkan sehingga terjadi bentrokan antara
ormas, mahasiswa maupun polisi , kita akan kehabisan energi untuk itu. Pada hal
misi dan visi kita sama yaitu memberantas maksiat oleh karena itu mari kita dialokan
agar kita senergistas dalam pemberantasan maksiat. Jangan sampai kita akan
menyelesaikan masalah malah menimbulkan masalah baru.
Seperti
di Yogyakarta dengan predikat kota pelajar tapi maksiat merajalela, itu
harusnya kita pertanyakan kepada lembaga
yang membuat undang undang dan Pemda dalam hal ini dinas pariwisata yang memberikan
ijin hiburan. Aparat Kepolisian bukan yang mempunyai kewenangan memberikan ijin
tempat hiburan tapi hanya ijin keramaian.
Selama
ini kepolisian berusaha semaksimal mungkin menciptakan situasi kamtibmas yang
stabil dengan berbagai upaya antara lain dengan mengadakan operasi cipta
kondusi, operasi pekat dan lain lain. Dengan operasi tersebut polisi telah
berhasil menangkap puluhan bahkan ratusan tersangka judi togel, miras, pelacuran
dan penyakit masyarakat lainya pada bulan ini. Itu semua demi menciptakan
situasi yang aman dab tentram di wilayah Bantul. Kita harusnya bersyukur karena
wilayah Bantul kondusif tapi coba kita lihat di daerah konflik mau bekerja dan
beribadah saja susah.
Kapolres
mengharapkan Polisi, Pemda, Ormas dan masyarakat punya visi dan misi yang sama
memberantas kemaksiatan.
Mantan
ketua Front Pemuda Islam Ustad Abdurruhman dalam tausyiahnya mengatakan antara
lain ada pemahaman berbeda tentang ajaran Islam antara aparat Keplisian dengan
Laskar Islam antara lain, dakwah harus dengan kelembutan, memang benar pada
saat dakwah memang dengan kelembutan tapi amar makruf nahi munkar memberantas
kemaksiatan tidak bisa dilakukan dengan kelembutan tapi harus dengan sikap
tegas dan bila perlu dengan paksaan atau kekuatan (Power). Ini sebetulnya peran
media yang membuat pemikiran salah yang mengatakan bahwa pemberantasan maksiat
selalu dengan anarkis, ini yang perlu kita luruskan.
Amar
makruf nahi munkar tidak hanya sekedar dengan mengajak sholat tapi tetap harus
ada pencegahan terhadap perbuatan maksiat. Memberantas kemaksiatan yang
dilakukan ormas bukan sok aksi tapi menjalankan misi dan visi umat islam dalam
menjalankan amar maruf nahi munkar, jadi para laskar Islam jangan memperdulikan
berita media yang memojokkan laskar Islam.
Saya
bersyukur di indonesia dan khususnya di kabupaten Bantul masih ada yang peduli
dengan pemberantasan maksiat. Kalau sudah tidak ada yang amar maruf nahi
mungkar tunggu saja kebinasaan yang akan kita alami.
Setelah
acara demi acara dilewati, selanjutnya diadakan dialog guna mencari jalan
keluar yang terbaik untuk bersama sama memberantas kemaksiatan sehingga
terhindar dari kesalah pahaman. Dalam dialog tersebut Kapolres juga menerima
saran saran yang selanjutnya dipertimbangkan untuk meningkatkan tugas
kepolisian yaitu sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat. Acara sarasehan
berakhir dalam keadaan aman dan tertib pada pukul 11.30 wib.
Posting Komentar