Walaupun
pemungutan suara dalam rangka pemilu legislatif telah berakhir, namun masih
meninggalkan berbagai catatan yang penting untuk kita cermati bersama. Selain
fenomena adanya berbagai pelanggaran pemilu, tidak kalah menarik untuk kita
jadikan bahan analisis bersama adalah adanya berbagai perilaku calon anggota
legislatif yang mendapatkan Jumlah suara tidak sesuai dengan target.
Ada beberapa
fakta tentang caleg yang gagal memperoleh suara dibeberapa wilayah pasca
pencoblosan tanggal 9 April 2014, antara lain :
1. Mendadak
mengalami gangguan jiwa, sebagaimana terjadi di Jawa Timur atau beberapa daerah
di Indonesia dan mereka harus menjalani terapi berupa pengotabatan alternatif
di salah satu Pondok Pesantren di Jombang.
2. Menarik
kembali barang – barang atau sejumlah uang yang telah diberikan pada orang atau
kelompok masyarakat yang sebelumnya diharapkan dapat memberikan suaranya, namun
hasil penghitungan suara sama sekali tidak memberikan dukungan yang signifikan.
3. Melakukan
tindakan diluar kontrol seperti perusakan terhadap barang - barang milik orang
lain, sehingga harus berurusan dengan pihak kepolisian.
4. Diancam
akan diceraikan isteri apabila tidak dapat mengembalikan dana yang digunakan
untuk mensukseskan pencalonannya yang bersumber dari isterinya.
5. Melakukan
protes terhadap KPU setempat tanpa menunjukkan bukti - bukti yang kuat bahwa
telah terjadi kesalahan dalam penghitungan suara sehingga ia merasa dirugikan.
Fenomena di
atas merupakan bagian dari frustasi, yaitu ketika seseorang mengalami kegagalan
mencapai apa yang dicita-citakan, atau tidak terpenuhi kebutuhan yang
diinginkan. Sedangkan tindakan- tindakan negatif yang dilakukan oleh para caleg
yang gagal adalah sebuah potret frustasi negatif. (www.mdp.ac.id).
Oleh karena
itu, penting untuk dilakukan analisis tentang dampak dari pemilu legislatif ini
serta mencari solusi yang tepat, sehingga di masa yang akan datang kita tidak
melihat lagi adanya tindakan - tindakan yang kontra produktif dari caleg yang
gagal lolos untuk duduk di kursi legislatif.
Posting Komentar