MUSPIKA PAJANGAN HADIRI PENGAJIAN ISRO’ MI’ROJ NABI MUHAMMAD SAW DAN PERINGATAN HAUL KH. KHOLIL DAN KH. MAHFUD

Kamis, 08 Mei 20140 komentar



Bertempat di di Masjid Tegalrejo Dk Kedung RT 02 Guwosari Pajangan Bantul dilaksanakan pengajian pengajian peringatan Isro’ Mi’ roj Nabi Muhammad SAW dan peringatan Haul KH. Kholil ke 73 dan Haul KH. Mahfud ke 14, Selasa, 6 Mei 2014 jam 20.00 Wib. Kegiatan pengajian diadakan oleh  para alumi santri dari KH. Kholil dan KH. Mahfud.

Hadir dalam pengajian tersebut adalah Sekcam Pajangan Bambang Yuliono, SE, Kanit Binmas Polsek Pajangan Ipda Muh. Sugeng, Lurah Desa Guwosari H. Muh. Suharto, Bhabinkamtibmas Guwosari Brigpol Supri Handono, SH, Babinsa Guwosari Serka Achmad Solikhin, Perangkat Desa Guwosari, tokoh agama, tokoh masyarakat dan ± 500 jamaah.

Pengisi Tausiah KH Drs Mansyur Chadziq (Gus Mansur) pengasuh Ponpes Ushuludin dari Bawang, Salaman, Kabupaten Magelang. Pengamanan dilakukan oleh Polsek Pajangan dibantu Banser dan masyarakat setempat.

Sambutan Bpk. KH. Mustofa, kegiatan pengajian ini dilaksanakan setelah berwisata Dakwah Ziarah Wali Songo yang dilakukan beberapa waktu yang lalu. Peringatan Haul KH. Kholil dan KH. Mahfud rencananya akan dilaksanakan setiap malam tanggal 7 Rajab. Ia Berpesan kepada para alumni santri KH. Kholil dan KH. Mahfud agar setiap setahun sekali berkumpul untuk merekatkan tali silaturokhim yang dilaksanakan bersamaan dengan peringatan haul.

Sekcam Pajangan Bpk. Bambang Yuliono, SE menyambut baik kegiatan pengajian ini. Ia mengharapkan agar kegiatan seperti ini bisa berkelanjutan setiap tahunnya. Kegiatan silaturokhim dan silaturohmi ini mempunyai manfaat untuk menambah rejeki, ilmu agama dan dapat memperpanjang umur serta memperkokoh ukhuwah Islamiyah.

Kemudian acara dilanjutkan dengan Tahlil dan doa yang dipimpin oleh Kiyai Zangin.  Dalam tausiahnya KH Drs Mansyur Chadziq panggilan akrabnya Gus Mansyur menyampaikan, haul merupakan bhakti kita kepada orang tua, selain itu haul merupakan ajaran Ahli Sunnah Wal Jamaah. Berbhakti kepada orang tua dibagi menjadi dua, berbhakti ketika orang tua masih ada dan berbhakti ketika orang tua sudah meninggal.

Berbhakti kepada orang tua yang masih hidup, Alloh SWT memerintahkan kepada kita untuk menyembah kepadaNya dan berbhakti kepada Kedua orang tua. Di dalam Al Qur’an Alloh juga memerintahkan agar sebagai anak tidak boleh membentak (berani) kepada kedua orang tuanya walaupun orang tuanya sudah lanjut usia dan meskipun orang tuanya berbeda agama serta belum beribadah sesuai ajaran agama Islam, terkecuali orang tua yang mengajari anaknya tidak baik seperti melarang ibadah, berbuat maksiat namun penolakannya tetap dengan cara yang halus.

Bhakti anak kepada orang tua yang sudah meninggal ada 4 (empat) antara lain, membacakan Al Qur’an kepada orang tuanya kalau bisa setiap hari, memohonkan ampun dosa-dosa kedua orang tua, sodaqoh makanan ganjarannya untuk mengirim kedua orang tua dan mau silaturohmi terhadap saudara dari orang tua yang dulunya pernah diakrapi orang tua.

Berbhakti kepada orang tua yang sudah meninggal lebih ringkas lagi yaitu kita bisa meneruskan tingkah laku baik orang tua kita yang sudah meninggal, yang meninggal dulu ahli berjamaah, anak cucunya meneruskan berjamaah berarti kita sudah berbhakti kepada orang tua, orang tua dulu suka menolong orang tidak mampu kita teruskan dan lain sebagainya, akan tetapi Ia berpesan juga, kelakuan yang tidak baik orang tua kita dulu tidak boleh dilakukan atau ditiru.

Mengirimkan doa dan ampunan untuk roh yang sudah meninggal di alam kubur, bukan orang yang dikubur. Yang dikubur jasad akan tetapi yang menerima nikmat dan menerima siksa itu roh yang meninggal. Orang mati itu mesti masuk alam kubur akan tetapi tidak harus masuk kuburan, seperti orang meninggal di laut yang tidak ketemu jasadnya rohnya tetap masuk alam kubur atau alam Barzah.

Malaikat tidak menanyai raganya akan tetapi rohnya yang meninggal. Untuk itu kita harus bisa membedakan alam kubur dengan kuburan. Di kuburan umum masalah pengijingan itu dibolehkan asalkan mendapat persetujuan dari masyarakat setempat. Di Kuburan umum siapapun  dan agama apapun boleh dikubur, terkecuali ada kesepakatan masyarakat bahwa kuburan tersebut khusus untuk muslim/agama tertentu. Permasalahan mati Ia menyampaikan, kematian itu akan menjemput semua yang hidup termasuk diri kita, kita tidak bisa mengelak dari kematian, kapan waktunya hanya Allah SWT yang mengetahuinya.

Muhimmah/perkara penting, orang Mukalaf (orang yang sudah aqil baliq) dibagi menjadi 4 (empat) golongan, golongan yang pertama orang yang menyembah terhadap Alloh SWT dengan Ikhlas dan ingin masuk surgaNya Alloh SWT (para Nabi, Rossul, Wali, orang Sholeh). Golongan kedua orang yang tidak beribadah dan waktu meninggalnya dalam keadaan baik, taubat nashukha, mengucap dua kalimat Syahadat, dosanya masih dimaafkan oleh Alloh SWT dan dapat dipastikan bisa masuk surga, akan tetapi mengucap Kalimat Syahadat apabila tidak dibiasakan semasa hidup, orang tersebut sulit untuk melakukannya. Golongan ketiga, orang yang semasa hidupnya kafir hingga mati dalam keadaan kafir. Golongan ke empat, orang ahli ibadah namun sebelum mati Murtad, termasuk orang yang matinya bunuh diri.

Menurutnya juga kehidupan manusia di hitung saat akhirnya, Ia membagi menjadi 4 (empat), yang pertama, orang yang bahagia di dunia dan bahagia di akhiratnya. Kedua orang yang dunianya menderita namun rajin ibadah dan akhiratnya bahagia/selamat. Ketiga, orang yang di dunianya bahagia namun diakhiratnya celaka. Yang ke empat, orang yang hidup di dunianya menderita dan diakhiratnya celaka. Untuk itu Ia mengharapkan jemaah dalam kehidupan yang bagaimanapun untuk tetap beribadah dan bertaqwa kepada Alloh SWT.

Semoga setelah dari pengajian ini jamaah menjadi lebih baik dan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Orang baik ketika meninggal kita pasti mengucap Innalillah akan tetapi orang jahat ketika meninggal pasti banyak orang yang mengucap Alhamdulillah. Untuk melihat baik buruknya seseorang, lihat ketika sudah meninggal, orang yang sudah meninggal lama dan masih banyak orang yang mendoakan itu menandakan bahwa orang yang meninggal tersebut semasa hidupnya sering berbuat kebaikan.

Ia mengajak kepada seluruh jamaah untuk mendirikan Sholat 5 waktu, Sholat merupakan pokoknya ibadah. Makanan pokok kita adalah nasi, untuk menambah lauk dan sayur kita tambah dengan Ibadah lainnya seperti sholat sunnah, membaca Al Qur’an, Dzikiran, shodaqoh, menolong orang lain, puasa, haji dll.

Perihal Sholat Ia menyampaikan, senjata ampuh untuk memohon terkabulnya hajad kita adalah dengan Sholat dengan khusuk dan sabar. Sholat terasa ringan ketika kita mendapat pentunjuknya dan pertolongan Alloh SWT begitu pula sebaliknya. Sholat yang benar itu dapat mencegah sifat kesombongan dan keangkuhan. Sholat dapat membuat orang sabar, rendah diri, menerima apa adanya (nerimo).

Ia mengibaratkan kepala adalah anggota badan yang terhormat, namun ketika sujud dihadapan Alloh SWT derajat manusia sama, pada posisi sujud kepala kalah dengan posisi pantat, untuk itu manusia jangan sombong. Terakhir Ia berpesan agar jemaah untuk meramaikan, memakmurkan masjid untuk Sholat berjamaah. Sholat berjamaah dapat melapangkan rejeki dan dapat membuat bahagia hidup di dunia.

Tausiah yang disampaikan oleh Gus Mansyur  berakhir pada jam 23.00 Wib. Hingga selesainya pengajian peringatan Isro’ Mi’ roj Nabi Muhammad SAW dan peringatan Haul KH. Kholil ke 73 dan Haul KH. Mahfud ke 14 berakhir dalam keadaan situasi aman kondusif. (Sihumas Pajangan)

Share this article :

Posting Komentar

 
Link : Humas Polri | Humas Polda DIY | Humas Polres Bantul
Copyright © 2011. Humas Polres Bantul - All Rights Reserved
Operator Blogspot : Aiptu Agus Suryanto Published by Humas Polres Bantul
Proudly powered by Blogger