Bertempat
di di Masjid Tegalrejo Dk Kedung RT 02 Guwosari Pajangan Bantul dilaksanakan
pengajian pengajian peringatan Isro’ Mi’ roj Nabi Muhammad SAW dan peringatan
Haul KH. Kholil ke 73 dan Haul KH. Mahfud ke 14, Selasa, 6 Mei 2014 jam 20.00
Wib. Kegiatan pengajian diadakan oleh para
alumi santri dari KH. Kholil dan KH. Mahfud.
Hadir dalam
pengajian tersebut adalah Sekcam Pajangan Bambang Yuliono, SE, Kanit Binmas
Polsek Pajangan Ipda Muh. Sugeng, Lurah Desa Guwosari H. Muh. Suharto,
Bhabinkamtibmas Guwosari Brigpol Supri Handono, SH, Babinsa Guwosari Serka
Achmad Solikhin, Perangkat Desa Guwosari, tokoh agama, tokoh masyarakat dan ±
500 jamaah.
Pengisi
Tausiah KH Drs Mansyur Chadziq (Gus Mansur) pengasuh Ponpes Ushuludin dari
Bawang, Salaman, Kabupaten Magelang. Pengamanan dilakukan oleh Polsek Pajangan
dibantu Banser dan masyarakat setempat.
Sambutan
Bpk. KH. Mustofa, kegiatan pengajian ini dilaksanakan setelah berwisata Dakwah
Ziarah Wali Songo yang dilakukan beberapa waktu yang lalu. Peringatan Haul KH.
Kholil dan KH. Mahfud rencananya akan dilaksanakan setiap malam tanggal 7
Rajab. Ia Berpesan kepada para alumni santri KH. Kholil dan KH. Mahfud agar
setiap setahun sekali berkumpul untuk merekatkan tali silaturokhim yang
dilaksanakan bersamaan dengan peringatan haul.
Sekcam
Pajangan Bpk. Bambang Yuliono, SE menyambut baik kegiatan pengajian ini. Ia
mengharapkan agar kegiatan seperti ini bisa berkelanjutan setiap tahunnya.
Kegiatan silaturokhim dan silaturohmi ini mempunyai manfaat untuk menambah
rejeki, ilmu agama dan dapat memperpanjang umur serta memperkokoh ukhuwah
Islamiyah.
Kemudian
acara dilanjutkan dengan Tahlil dan doa yang dipimpin oleh Kiyai Zangin. Dalam tausiahnya KH Drs Mansyur Chadziq
panggilan akrabnya Gus Mansyur menyampaikan, haul merupakan bhakti kita kepada
orang tua, selain itu haul merupakan ajaran Ahli Sunnah Wal Jamaah. Berbhakti
kepada orang tua dibagi menjadi dua, berbhakti ketika orang tua masih ada dan
berbhakti ketika orang tua sudah meninggal.
Berbhakti
kepada orang tua yang masih hidup, Alloh SWT memerintahkan kepada kita untuk menyembah
kepadaNya dan berbhakti kepada Kedua orang tua. Di dalam Al Qur’an Alloh juga
memerintahkan agar sebagai anak tidak boleh membentak (berani) kepada kedua
orang tuanya walaupun orang tuanya sudah lanjut usia dan meskipun orang tuanya
berbeda agama serta belum beribadah sesuai ajaran agama Islam, terkecuali orang
tua yang mengajari anaknya tidak baik seperti melarang ibadah, berbuat maksiat
namun penolakannya tetap dengan cara yang halus.
Bhakti
anak kepada orang tua yang sudah meninggal ada 4 (empat) antara lain,
membacakan Al Qur’an kepada orang tuanya kalau bisa setiap hari, memohonkan
ampun dosa-dosa kedua orang tua, sodaqoh makanan ganjarannya untuk mengirim
kedua orang tua dan mau silaturohmi terhadap saudara dari orang tua yang dulunya
pernah diakrapi orang tua.
Berbhakti
kepada orang tua yang sudah meninggal lebih ringkas lagi yaitu kita bisa
meneruskan tingkah laku baik orang tua kita yang sudah meninggal, yang
meninggal dulu ahli berjamaah, anak cucunya meneruskan berjamaah berarti kita
sudah berbhakti kepada orang tua, orang tua dulu suka menolong orang tidak
mampu kita teruskan dan lain sebagainya, akan tetapi Ia berpesan juga, kelakuan
yang tidak baik orang tua kita dulu tidak boleh dilakukan atau ditiru.
Mengirimkan
doa dan ampunan untuk roh yang sudah meninggal di alam kubur, bukan orang yang
dikubur. Yang dikubur jasad akan tetapi yang menerima nikmat dan menerima siksa
itu roh yang meninggal. Orang mati itu mesti masuk alam kubur akan tetapi tidak
harus masuk kuburan, seperti orang meninggal di laut yang tidak ketemu jasadnya
rohnya tetap masuk alam kubur atau alam Barzah.
Malaikat
tidak menanyai raganya akan tetapi rohnya yang meninggal. Untuk itu kita harus
bisa membedakan alam kubur dengan kuburan. Di kuburan umum masalah pengijingan
itu dibolehkan asalkan mendapat persetujuan dari masyarakat setempat. Di
Kuburan umum siapapun dan agama apapun
boleh dikubur, terkecuali ada kesepakatan masyarakat bahwa kuburan tersebut
khusus untuk muslim/agama tertentu. Permasalahan mati Ia menyampaikan, kematian
itu akan menjemput semua yang hidup termasuk diri kita, kita tidak bisa
mengelak dari kematian, kapan waktunya hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
Muhimmah/perkara
penting, orang Mukalaf (orang yang sudah aqil baliq) dibagi menjadi 4 (empat)
golongan, golongan yang pertama orang yang menyembah terhadap Alloh SWT dengan
Ikhlas dan ingin masuk surgaNya Alloh SWT (para Nabi, Rossul, Wali, orang
Sholeh). Golongan kedua orang yang tidak beribadah dan waktu meninggalnya dalam
keadaan baik, taubat nashukha, mengucap dua kalimat Syahadat, dosanya masih
dimaafkan oleh Alloh SWT dan dapat dipastikan bisa masuk surga, akan tetapi
mengucap Kalimat Syahadat apabila tidak dibiasakan semasa hidup, orang tersebut
sulit untuk melakukannya. Golongan ketiga, orang yang semasa hidupnya kafir
hingga mati dalam keadaan kafir. Golongan ke empat, orang ahli ibadah namun
sebelum mati Murtad, termasuk orang yang matinya bunuh diri.
Menurutnya
juga kehidupan manusia di hitung saat akhirnya, Ia membagi menjadi 4 (empat),
yang pertama, orang yang bahagia di dunia dan bahagia di akhiratnya. Kedua
orang yang dunianya menderita namun rajin ibadah dan akhiratnya bahagia/selamat.
Ketiga, orang yang di dunianya bahagia namun diakhiratnya celaka. Yang ke
empat, orang yang hidup di dunianya menderita dan diakhiratnya celaka. Untuk
itu Ia mengharapkan jemaah dalam kehidupan yang bagaimanapun untuk tetap
beribadah dan bertaqwa kepada Alloh SWT.
Semoga
setelah dari pengajian ini jamaah menjadi lebih baik dan menjalankan
perintahNya dan menjauhi laranganNya. Orang baik ketika meninggal kita pasti
mengucap Innalillah akan tetapi orang jahat ketika meninggal pasti banyak orang
yang mengucap Alhamdulillah. Untuk melihat baik buruknya seseorang, lihat
ketika sudah meninggal, orang yang sudah meninggal lama dan masih banyak orang
yang mendoakan itu menandakan bahwa orang yang meninggal tersebut semasa hidupnya
sering berbuat kebaikan.
Ia
mengajak kepada seluruh jamaah untuk mendirikan Sholat 5 waktu, Sholat
merupakan pokoknya ibadah. Makanan pokok kita adalah nasi, untuk menambah lauk
dan sayur kita tambah dengan Ibadah lainnya seperti sholat sunnah, membaca Al
Qur’an, Dzikiran, shodaqoh, menolong orang lain, puasa, haji dll.
Perihal
Sholat Ia menyampaikan, senjata ampuh untuk memohon terkabulnya hajad kita
adalah dengan Sholat dengan khusuk dan sabar. Sholat terasa ringan ketika kita
mendapat pentunjuknya dan pertolongan Alloh SWT begitu pula sebaliknya. Sholat
yang benar itu dapat mencegah sifat kesombongan dan keangkuhan. Sholat dapat
membuat orang sabar, rendah diri, menerima apa adanya (nerimo).
Ia
mengibaratkan kepala adalah anggota badan yang terhormat, namun ketika sujud
dihadapan Alloh SWT derajat manusia sama, pada posisi sujud kepala kalah dengan
posisi pantat, untuk itu manusia jangan sombong. Terakhir Ia berpesan agar
jemaah untuk meramaikan, memakmurkan masjid untuk Sholat berjamaah. Sholat berjamaah
dapat melapangkan rejeki dan dapat membuat bahagia hidup di dunia.
Tausiah
yang disampaikan oleh Gus Mansyur
berakhir pada jam 23.00 Wib. Hingga selesainya pengajian peringatan
Isro’ Mi’ roj Nabi Muhammad SAW dan peringatan Haul KH. Kholil ke 73 dan Haul
KH. Mahfud ke 14 berakhir dalam keadaan situasi aman kondusif. (Sihumas
Pajangan)
Posting Komentar