Setelah
pasangan Capres dan Cawapres resmi mendaftarkan diri di KPU pada tanggal 19 Mei
2014 dalam rangka Pilpres, masing – masing partai yang mengusungnya mulai
membentuk Tim Sukses mulai dari pusat sampai dengan daerah. Pada Pilpres tahun
2014 ini baru terdaftar dua pasangan Capres/Cawapres, sehingga otomatis akan
ada dua Tim sukses yang berbeda.
Keberadaan
tim sukses ditambah dengan adanya aksi para relawan yang mendeklarasikan
dirinya sebagai pendukung salah satu Capres menjadi pusat perhatian kita
bersama, karena peran mereka sangat penting dalam pemenangan Pilpres yang akan
diselenggarakan pada tanggal 9 Juli 2014. Tugas pokok para Tim sukses hanya
satu, yaitu kemenangan bagi Capres yang didukungnya. Berbagai metode dan
strategi akan ditempuh oleh masing – masing Tim sukses dalam rangka mencapai
tujuannya.
Kondisi
ini akan meningkatkan panasnya suhu persaingan antar kubu yang berbeda haluan,
sehingga hal ini tentu dapat menjadi potensi gangguan keamanan dan konflik di
masyarakat.
Kedewasaan
dan kematangan tim sukses tentu menjadi salah satu penentu bagaimana persaingan
tersebut bukan menjadi pemicu terjadinya konflik, tetapi tetap bersaing secara
sehat dengan cara – cara yang cerdas dan elegan. Hal ini tentu bukan cara yang
mudah, karena untuk berbuat yang benar dalam mencapai tujuan memerlukan
komitmen yang tinggi terhadap aturan yang ada, bukan menggunakan jalan pintas
(short cut) tetapi menyalahi ketentuan.
Saat
ini adalah pelajaran penting bagi bangsa kita untuk memahami adanya perbedaan,
bukan memperuncing perbedaan menjadi konflik yang destruktif. Walaupun pada
dasarnya, menurut Sosiolog Lewis A. Coser, masyarakat tidak akan terlepas dari
konflik.
Kita
semua berharap semoga perbedaan dukungan tetap menjadi sarana untuk menjaga kerukunan,
agar masyarakat tetap dapat beraktifitas dengan aman dan tentram.
Posting Komentar