Kapolsek
Pajangan AKP Riwanta bersama anggotanya
menghadiri pengajian Nuzulul Qur’an bertempat di Masjid Al-Qiro’ DK Guwo RT 01
Desa Triwidadi Pajangan Bantul, Rabu 9 Juli 2014 jam 20.00 Wib.
Hadir dalam
acara tersebut Kepala Dukuh Guwo bpk. Mukiyo, Kepala Dk Gampeng Bpk. Jumali,
Kepala RT, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga masyarakat Guwo dan
sekitarnya, jemaah sejumlah ± 500 orang. Penyelenggara adalah Takmir masjid Al
Iqro’.
Dalam
tausiahnya Gus Muafik menyampaikan bahwa kitab suci agama Islam adalah Al
Qur’an, Al Qur’an merupakan kitab penyempurna dari kitab-kitab sebelum agama
Islam datang seperti Zabur, Taurot dan
Injil. Sementara bagi kebanyakan orang Indonesia bahwa Nuzulul Qur’an itu
terjadi pada tanggal 17 Ramadhan. Karena itu, setiap tanggal 17 Ramadhan, umat
Islam di Indonesia menjadikannya seolah sebagai tradisi yang lestari. Hal itu
dimaksudkan untuk memperingati hari turunnya al-Qur’an yang jatuh pada tanggal
17 Ramadhan.
Berbicara
tentang Al Qur’an tak bisa dilepaskan dengan konsep-konsep Nubuwwah (kenabian)
dan Risalah (kerasulan) yang dengannya ada wahyu yang diturunkan. Proses
turunnya wahyu itulah yang dikatakan sebagai turunnya Al-Qur’an (Nuzulul
Qur’an).
Diantara
momentum yang berharga di bulan Ramadhan adalah malam Nuzulul Qur’an dan
Lailatul Qadar. Keduanya merupakan ruang bersejarah yang menentukan kehidupan
dunia selanjutnya. Karena keduanya berhubungan langsung dengan proses turunnya
Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia. Akan tetapi
seringkali disalah fahami keterangan antara Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar,
bahkan saling tumpang tindih antar keduanya, sehingga perlu diuraikan lebih
jelas. Istilah Nuzulul Qur’an yang sering diperingati pada malam tanggal 17
Ramadhan merupakan malam di mana pertama kali Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW di Gua Hira melalui malaikat Jibril. Pada kesempatan pertama kali
ini Malaikat Jibril membawa surat Iqra’ “wa rabbukal akram”. Kemudian untuk
selanjutnya al-Qur’an diturunkan secara berangsur.
Sedangkan
malam Lailatul Qadar adalah istilah yang digunakan untuk memperingati malam di
mana Al-Qur’an diturunkan langsung dari Allah SWT secara keseluruhan Baitul
Izzah (semacam ruang ilahiyah) yang kemudian dibawa malaikat Jibril secara
berangsur kepada Rasulullah saw. Oleh karena itulah malam Laylatul Qadar hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Sungguh
malam itu adalah malam mulia, malam penuh berkah yang tidak boleh diragukan
lagi. Karena Allah SWT sendiri mengungkapkan dalam surat Ad-Dukhan ayat 3
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi”.
Malam yang
berkah itu tentunya berbeda dengan malam-malam lain. Allah swt mengistimewakan
nilai malam ini lebih dari malam seribu bulan. Karena pada malam itu Malaikat
turun ke bumi mengatur segala urusan. Sesuai dengan perintah-Nya mereka, para
malaikat akan menetapkan berbagai takdir manusia mulai dari rizki, mati, jodoh
dan semuanya.
Terakhir Ia
berpesan agar kitab suci Al-Qur’an dibiasakan untuk selalu dibaca baik di bulan
Ramadhan maupun setelah bulan Ramadhan. Membacanya disesuakan dengan kemampuan
masing-masing jemaah. Ia berharap selain
di baca Al-Quran juga dipahami serta diamalkan di kehidupan sehari-hari.
Hingga
selesainya kegiatan pengajian di Dk Guwo Triwidadi pajangan pada jam 24.00 WIB
situasi aman kondusi. (Sihumas Pajangan).
Posting Komentar