Merti dusun atau bersih dusun pada hakikatnya merupakan
sebuah kegiatan yang menjadi simbol rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas
segala karunia yang diberikan-Nya. Karunia tersebut bisa berupa apa saja
seperti rezeki, keselamatan atau juga kesalarasan dan ketenteraman. Lebih dari
itu, merti dusun juga merupakan sebuah wadah di mana para penduduk bisa membina
tali silaturahmi, saling menghormati, serta saling tepa selira. Seperti
diketahui bersama bahwa ketiga hal tersebut sudah mulai jarang terkespresikan
di dalam masyarakat. Padahal terlepas dari berbagai kemudahan teknologi yang
bisa mempermudah tali silaturahmi misalnya, sebagai makhluk sosial sejatinya
kita perlu berinterksi dan bertemu langsung dengan masyarakat lainnya.
Seperti halnya merti dusun yang dilakukan oleh masyarakat
Dusun Banjarwaru pada Rabu Legi, 20 Agustus 2014 pukul 13.00 Wib bertempat di
Pendopo Simbah Joyo Dimejo Dusun Banjarwaru RT 02 Gilangharjo, Pandak, Bantul.
Selain sebagai manifestasi rasa syukur kepada Yang Maha Esa, Merti Dusun juga
merupakan sebuah perwujudan keselarasan manusia dengan alam. Selama hidupnya
manusia telah hidup berdampingan dengan alam dan mengambil banyak materi dari
alam. Namun demikian, pemanfaatan itu tidak boleh terlepas dari tata cara
sehingga bisa menimbulkan eksploitasi berlebihan terhadap alam. Padahal dalam
hakikatnya manusia dan alam saling melengkapi. Jika dalam panen raya,
masyarakat mendapatkan hasil yang banyak hal itu tentu saja tidak terlepas dari
tata cara pengolahan alam yang baik.
Selain Kapolsek Pandak, AKP Paimun SH, hadir pula dalam
acara merti dusun di Dusun Banjarwaru, Camat Pandak, Drs. Agus Sulistiyono, MM.
Dalam sambutannya, Camat Pandak mengungkapkan, Tradisi tradisi merti dusun yang
digelar masyarakat Dusun Banjarwaru merupakan kegiatan yang tak hanya
menentramkan hati, namun juga memberikan kebanggaan atas ragam kekayaan budaya
di negeri ini.
“Silaturahmi, guyub, rukun, gotong royong, kebersamaan,
keakraban, tepo seliro dan harmonis adalah sebagian dari sederetan kosakata
yang begitu tepat dan saling menjalin makna saat menggambarkan bagaimana
suasana yang terpancar dari berlangsungnya tradisi merti dusun ini. Semoga
tradisi merti dusun kedepannya, semakin banyak digelar di berbagai pelosok
desa, khususnya di seputar Yogyakarta,”papar Camat Pandak.
Di pengujung acara, dalam upacara merti Dusun Banjarwaru
selalu ada gunungan yang dijadikan persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Gunungan itu dibuat dari hasil bumi lokal masyarakat Dusun Banjarwaru seperti
buah pisang, ketela rambat atau pohon sedekah yang diujudkan dalam bentuk
gunungan berikut sesajian dan beragam ubo rampe. Gunungan tersebut kemudian dibagikan kepada
seluruh warga dusun serta siapa pun yang hadir. Untuk menambah semarak acara
merti dusun, prosesi pembagian sedekah ini sengaja dilakukan dengan cara
diperebutkan, sehingga menghadirkan atraksi yang begitu meriah sebagaimana yang
berlangsung dalam upacara grebeg.
Untuk menjaga keamanan jalannya acara merti dusun yang
dilakukan oleh masyarakat Dusun Banjarwaru, Polsek Pandak menempatkan
personelnya di lokasi kegiatan. Dalam melakukan pengamanan Polsek Pandak
dibantu oleh FKPM Desa Gilangharjo. Hingga berakhirnya acara pada pukul 15.00
Wib, acara merti dusun berjalan dengan aman dan tertib. (Sihumas Pandak)
Posting Komentar