Kasihumas Polsek
Pajangan Aiptu Sunarto bersama personil lainya melaksanakan pengamanan
pagelaran Wayang Kulit bertempat di rumah Bpk. Semin Dk. Blabak Rt 03 Triwidadi
Pajangan, Rabu 12 November 2014 jam 20.00 Wib.
Wayang Kulit
dimainkan oleh dalang Ki Drs. Sigit Manggolo Seputro dari Palbapang Bantul
(Guru SMPN 1 Kasihan) dengan lakon "Wahyu Kamulyan", diiringi
kelompok karawitan Ngudi Laras pimpinan Bpk. Sukimin dari Trucuk Triwidadi
Pajangan.
Hadir dalam
acara Bpk. Hono Semito (Dk. Blabak lama), Kepala Dukuh Blabak Bpk. Indung
Dasuki, H. Danawi, M.P (Lurah Argorejo Sedayu lama), Kabag Pelayanan Desa
Triwidadi Bpk. Sarju, Kabag Kesra Argorejo Bpk. Rake, Bpk Harso Sungkono, para
KetuaRT Pedukuhan Blabak, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga Dk. Blabak,
penonton yang menyaksikan sejumlah ± 500 orang.
Perwakilan
keluarga Bpk. Semin H. Danawi, M.P dalam sambutannya menyampaikan bahwa pagelaran
Wayang Kulit ini dalam rangka tasyakuran wiwit tanduran dan memenuhi nadzarnya bahwa
setelah panen perdana perkebunannya kelapa sawit dan karet di Kalimantan Tengah
akan menangadakan Pagelaran Wayang Kulit. Beliau mengharapkan doa dari tamu
undangan yang hadir agar perkebunanya nantinya dapat panen dengan lancar.
Acara
dilanjutkan dengan penyerahan tokoh Wayang Kulit Bhatara Kresno dari Bpk. Semin
kepada Ki Dalang Drs. Sigit Manggolo Seputro.
Menurut Ki
Dalang Drs. Sigit, lakon yang dimainkannya menceritakan Raden Bambang Irawan
dan Raden Ontoseno dan Raden Setiyaki yg dibantu oleh begawan Polosoro merebut kekuasaan Negara Hastina Pura meminta
separo kekuasaan namun setelah Ratu Hastina Pura dengan prajuritnya kalah
sehingga dampar kencana kosong. Raden Bambang Irawan tidak mampu menduduki
dampar kencono (Kursi Raja) sehingga nanti yang bisa menduduki kursi raja adalah
Raden Abimanyu sehingga nanti setelah selesai perang besar yang disebut
"BHARATA YUDHA JOYO BINANGUN" bahwa yang kuat menduduki tahta Raja
Hastina Pura adalah putra dari Raden Abimayu yang bernama Raden Joko Parikesit
yang akirnya menjadi Raja di Kerajaan Hastina Pura (Kelompok Pandawa) dan
berganti nama Prabu Pariesit menggantikan Prabu Duryudhono.
Dalam
pagelaran Wayang Kulitnya Ki dalang berpesan kepada seluruh penonton agar
melaksanakan rukun Islam dengan baik dan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Ki Dalang
juga memperkenalkan para Sindennya, Sinden Ibu Nika (Lempuyangan), Ibu Wakiyem
(Sewon), Ibu Nanik (Triwidadi) dan Sinden Marinem (Nglipar).
Pagelaran
Wayang Kulit tersebut juga disiarkan melalui Radio Persatuan, Radio MBS, Radio
Konco Tani dan Radio KR Wates. Pagelaran wayang berlangsung meriah, tertib dan
lancar berakhir pada jam 04.00 Wib. (Sihumas Pajangan)
Posting Komentar