PENGAMANAN PENTAS WAYANG KULIT DI DUSUN BLABAK PAJANGAN

Kamis, 13 November 20140 komentar



Kasihumas Polsek Pajangan Aiptu Sunarto bersama personil lainya melaksanakan pengamanan pagelaran Wayang Kulit bertempat di rumah Bpk. Semin Dk. Blabak Rt 03 Triwidadi Pajangan, Rabu 12 November 2014 jam 20.00 Wib.

Wayang Kulit dimainkan oleh dalang Ki Drs. Sigit Manggolo Seputro dari Palbapang Bantul (Guru SMPN 1 Kasihan) dengan lakon "Wahyu Kamulyan", diiringi kelompok karawitan Ngudi Laras pimpinan Bpk. Sukimin dari Trucuk Triwidadi Pajangan.

Hadir dalam acara Bpk. Hono Semito (Dk. Blabak lama), Kepala Dukuh Blabak Bpk. Indung Dasuki, H. Danawi, M.P (Lurah Argorejo Sedayu lama), Kabag Pelayanan Desa Triwidadi Bpk. Sarju, Kabag Kesra Argorejo Bpk. Rake, Bpk Harso Sungkono, para KetuaRT Pedukuhan Blabak, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga Dk. Blabak, penonton yang menyaksikan sejumlah ± 500 orang.

Perwakilan keluarga Bpk. Semin H. Danawi, M.P dalam sambutannya menyampaikan bahwa pagelaran Wayang Kulit ini dalam rangka tasyakuran wiwit tanduran dan memenuhi nadzarnya bahwa setelah panen perdana perkebunannya kelapa sawit dan karet di Kalimantan Tengah akan menangadakan Pagelaran Wayang Kulit. Beliau mengharapkan doa dari tamu undangan yang hadir agar perkebunanya nantinya dapat panen dengan lancar.

Acara dilanjutkan dengan penyerahan tokoh Wayang Kulit Bhatara Kresno dari Bpk. Semin kepada Ki Dalang Drs. Sigit Manggolo Seputro.

Menurut Ki Dalang Drs. Sigit, lakon yang dimainkannya menceritakan Raden Bambang Irawan dan Raden Ontoseno dan Raden Setiyaki yg dibantu oleh begawan Polosoro  merebut kekuasaan Negara Hastina Pura meminta separo kekuasaan namun setelah Ratu Hastina Pura dengan prajuritnya kalah sehingga dampar kencana kosong. Raden Bambang Irawan tidak mampu menduduki dampar kencono (Kursi Raja) sehingga nanti yang bisa menduduki kursi raja adalah Raden Abimanyu sehingga nanti setelah selesai perang besar yang disebut "BHARATA YUDHA JOYO BINANGUN" bahwa yang kuat menduduki tahta Raja Hastina Pura adalah putra dari Raden Abimayu yang bernama Raden Joko Parikesit yang akirnya menjadi Raja di Kerajaan Hastina Pura (Kelompok Pandawa) dan berganti nama Prabu Pariesit menggantikan Prabu Duryudhono.

Dalam pagelaran Wayang Kulitnya Ki dalang berpesan kepada seluruh penonton agar melaksanakan rukun Islam dengan baik dan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Ki Dalang juga memperkenalkan para Sindennya, Sinden Ibu Nika (Lempuyangan), Ibu Wakiyem (Sewon), Ibu Nanik (Triwidadi) dan Sinden Marinem (Nglipar).

Pagelaran Wayang Kulit tersebut juga disiarkan melalui Radio Persatuan, Radio MBS, Radio Konco Tani dan Radio KR Wates. Pagelaran wayang berlangsung meriah, tertib dan lancar berakhir pada jam 04.00 Wib. (Sihumas Pajangan)

Share this article :

Posting Komentar

 
Link : Humas Polri | Humas Polda DIY | Humas Polres Bantul
Copyright © 2011. Humas Polres Bantul - All Rights Reserved
Operator Blogspot : Aiptu Agus Suryanto Published by Humas Polres Bantul
Proudly powered by Blogger