Bertempat di halaman Mapolres Bantul telah berlangsung
Apel Kebangsaan Bersama dengan tema ”Mewujudkan Pemuda Sebagai Pelopor Revolusi
Mental”, Minggu, 8 Maret 2015 pukul 16.00 wib.
Apel Kebangsaan Bersama dipimpin oleh kapolres Bantul
AKBP Surawan SIK, Perwira Apel Kasat Binmas Polres Bantul AKP Muryanto,
Komandan Apel IPDA Sudiasih dan sebagai peserta apel adalah Pleton dari Polri,
Sat Pol PP, FKPM, Ormas GP Ansor / Banser, BNPB, Senkom, FKPPI, Front
Masyarakat Madani, Front Anti Komunis, laskar Abusayaf, pramuka dan pelajar
SMA.
Apel dihadiri oleh wakil Bupati Bantul Sumarno PRS,
Dandim 0729 Bantul Letkol Kav Tumadi, S.Sos, Waka Polres Bantul, Ketua GP Ansor
Bantul dr. Attobari Humam, jajaran Forkominda, pejabat Polres Bantul, kapolsek
jajaran Polres Bantul dan peserta kurang lebih 600 orang.
Dalam amanatnya Kapolres Bantul menyampaikan, pertama-tama
marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan Rahmat dan KaruniaNya kita sekalian dapat berkumpul di
tempat ini untuk bersama-sama melaksanakan
apel kebangsaan dalam keadaan sehat wal afiat.
Sore hari ini telah hadir disini rekan-rekan dari
berbagai ormas kepemudaan, beberapa unsur relawan dan mitra Polri serta
perwakilan siswa-siswa sekolah dari beberapa sekolah menengah atas di Bantul,
dengan adanya lintas generasi ini diharapkan dapat meningkatkan rasa saling
asah, saling asih dan saling asuh antar generasi, yang muda menghormati yang
lebih tua dan yang lebih tua memberikan contoh yang baik bagi adik-adiknya.
Apel kali ini merupakan sarana bagi kita semua, khususnya
rekan-rekan pemuda dan pelajar untuk melakukan silaturahmi sekaligus konsolidasi bagi kita semua
untuk menyamakan pemikiran dan persepsi
dalam mengelola potensi dan sumberdaya, khususnya generasi muda guna memelihara
stabilitas kamtibmas dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan khususnya
di kabupaten Bantul yang kita cintai ini, dan pembangunan nasional pada
umumnya.
Seperti yang kita amati bersama situasi dan kondisi
akhir-akhir ini sangat dinamis, berkembang dengan cepat, berubah dari waktu ke waktu dan semua itu
tidak lepas dari pengaruh perkembangan bidang politik, ideologi, ekonomi dan
sosial budaya baik dipusat maupun di daerah. Hal tersebut tentunya akan membawa
dampak terhadap dinamika situasi kamtibmas khususnya di wilayah Bantul, seperti
muculnya aksi-aksi unjuk rasa menolak kebijakan pemerintah sampai dengan
terjadinya kriminalitas.
Selain dinamika tersebut di atas yang tidak kalah penting
saat ini adalah perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi sangat
berpengaruh dalam membentuk karakterr kehidupan sosial masyarakat, karena
disamping membawa dampak positif juga membawa dampak negatif.
Maraknya media sosial telah ikut membentuk karakter
anak-anak muda di Bantul. Media sosial merupakan salah satu alat atau media
komunikasi yang berkembang pesat saat ini dimana penggunanya sekarang cenderung
didominasi oleh para remaja atau generasi muda. Selain itu, berbagai macam media
sosial bermunculan seiring berkembangnya zaman untuk mendukung berkembangnya
informasi dan bentuk komunikasi modern.
Media sosial memang sangat membantu berjalannya
komunikasi, terutama untuk kalangan remaja yang tentunya memerlukan berbagai
informasi dan interaksi untuk menambah ilmu pengetahuan dan perkembangan
individu remaja itu sendiri. Namun, penggunaan media sosial untuk kalangan
remaja masih memerlukan pengawasan agar tidak terjadi salah penggunaan media
sosial tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bergagai aksi-aksi kekerasan yang
dilakukan oleh remaja adalah berawal dari pergaulan di media sosial, saling
ejek, saling mengancam (bully) dapat berakhir dengan kekerasan fisik bahkan
kekerasan seksual.
Kasus Hello Kitty (penyekapan dan penganiayaan) adalah
salah satu contoh diantara sekian banyak aksi-aksi kekerasan yang terjadi
akibat pengaruh media sosial. Belum lagi kekerasan lain seperti penganiayaan
(pembacokan) tanpa sebab permasalahan yang sempat meresahkan di Yogyakarta
beberapa waktu lalu, tentunya menjadi kewajiban kami aparat Kepolisian untuk
mengungkap pelakunya dan peran serta masyarakat khususnya generasi muda untuk
bersama-sama mencegah ke depan jangan sampai terjadi lagi.
Selain kondisi di atas, sampai saat ini kita masih
dihadapkan pada pemasalahan-permasalahan
yang belum dapat kita selesaikan bersama, antara lain kenakalan remaja,
tawuran pelajar, vandalisme dan kriminalitas yang pelakunya sebagian besar dari
usia remaja
Tepat kiranya dalam apel kebangsaan kali ini kita
mengangkat tema "Mewujudkan Pemuda Sebagai Pelopor Revolusi Mental"
yang tujuannya adalah menyatukan tekad dan keinginan kita bersama untuk
membentuk moral dan perilaku generasi menuju ke arah yang lebih baik guna
mewujudkan ketentraman di lingkungan masyarakat khususnya Bantul.
Tema ini sejalan dengan program presiden Jokowi dalam
Nawa Cita, dimana salah satunya adalah melakukan revolusi karakter bangsa
melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan
mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara
proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa,
nilai-nilai patriotisme dan cinta tanah air, semangat bela negara dan budi
pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia
Dari program tersebut ada dua hal penting yang harus kita
laksanakan dalam rangka memperbaiki karakter pemuda-pemuda kita :
Pertama, penguatan kembali nilai-nilai nasionalisme dan
kebangsaan dengan terus menenamkan empat pilar kebangsaan, Pancasila, Bhinneka
Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 kepada generasi-generasi muda kita. Kondisi saat
ini sangat ironis, banyak sekolah-sekolah yang sudah tidak lagi mewajibkan
siswa-siswinya menghormat bendera merah putih, bahkan di bantul siswa siswi SMP
tidak lagi hafal pancasila.
Bung Karno pernah mengatakan, jangan sekali-sekali
melupakan sejarah, hal itu mencerminkan bahwa sejarah panjang berdirinya NKRI
yang dilalui dengan perjuangan panjang, pengorbanan nyawa para
pahlawan-pahlawan kusuma bangsa ini harus kita jaga keutuhannya dengan terus
mewarisi nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotisme,
nasionalisme, dan semangat pantang menyerah dari para pendiri negara kita.
Kedua, penanaman nilai-nilai moral, perlu menjadi
prioritas dalam kehidupan bemasyarakat. Adanya panutan nilai, moral, dan norma
dalam diri generasi muda akan sangat menentukan totalitas diri individu atau
jati diri bangsa kita. Oleh karena itu, pendidikan nilai yang mengarah pada
pembentukan moral yang sesuai dengan norma-norma kejujuran, kebenaran dan
keadilan menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan generasi muda kita.
Penanaman nilai-nilai moral ini erat hubungannya dengan penanaman kesadaran
hukum dan peraturan perundang-undangan, sehingga kedepan kita harapkan
remaja-remaja kita tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum.
Mengakhiri sambutan saya ini, saya ingin mengajak seluruh
pemuda dan pelajar yang hadir disini untuk senantiasa memperbaiki sikap,
perilaku dan moral kita, mulai dari diri kita sendiri, mulai dari hal yang
kecil dan mulai dari sekarang sehingga
terwujud kehidupan yang harmonis di masyarakat.
Harapan kedepan masih panjang, raihlah cita-cita setinggi
mungkin, kita semua berharap dimasa yang akan datang akan tercipta
generasi-generasi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif,
inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki
jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan.
Kegiatan berakhir pukul 16.25 wib ditutup dengan lagu
Bagimu Negeri dan doa penutup serta selama kegiatan berlangsung berjalan dalam
keadaan aman tertib. (Bag Humas Res Bantul)
Posting Komentar