Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta dan Musyawarah Kerja Kepala
Sekolah (MKKS) SLB se Kab. Bantul
bekerjasama dengan Kec. Pajangan mengadakan acara Sosialisasi Forum PK – LK (Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus) dan Launching Kewirausahaan bagi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Tahun
2015 bertempat di Pendopo Kec. Pajangan, Rabu 27 Mei 2015 jam 10.00 Wib.
Hadir dalam acara tersebut
Kabid. PLB Dikdas Daerah Istimewa Yogyakarta Didik Wardaya, S.E, M.Pd, MM, Staf
Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Kab. Bantul
Ir. Subiyanta Hadi, M.M mewakili Bupati Bantul, Pengawas PLB Disdikpora
Daerah Istimewa Yogyakarta Al Mustofa, MA, Camat Pajanga Dra. Sri Kayatun,
Kepala UPT P2D Pajangan Edy Susanto, S.Pd. MM, Kapolsek Pajangan AKP Riwanta,
Kepala BPD DIY KK Pajangan Harmonis Budi Setya, SE, Perwakilan Dinas tingkat
Kab. Bantul (Nakertrans, Perindakop, Dikdas) Kepala SMP N 1 Pajangan Murjito,
S.Pd, Kepala SLB se Bantul, Lurah di Kec. Pajangan, Kepala Dukuh di Kec.
Pajangan dan para tamu undangan. Acara
diikuti sejumlah ± 400 orang.
Dalam memeriahkan acara
tersebut ditampilkan Drum Band dari SLB Marsudi Putra 2 Pandak, Kesenian
Jathilan dari SLB Tunas Kasih Sedayu, Tari Kuda-kudaan dari SLB Mardi Putra
Kretek, Puisi/Deklamasi TK PKK Jaten Pajangan, Tari Candik Ayu SD Sendangsari,
Modelling SLB N 1 Bantul kalibayem, Band dari SLB Ma’arif Sewon, Tari
Jejathilan dari SLB Bina Siwi Pajangan,
Tari Satriya dari SLB Bangun Putra Kasihan, Tari Midad-Midud dari SMP N
1 Pajangan.
Mengawali acara, dinyanyikan
lagu Indonesia Raya oleh seluruh tamu undangan dan diakhir acara dinyanyikan
lagu Bagimu Negeri. Acara dipandu oleh Kasi Ekbang dan LH Kec. Pajangan Budi
Suryono, S.Sos dan Ibu Tri Iriani.
Camat Pajangan Dra. Sri Kayatun
mewakili warga Kec. Pajangan menyampaikan terimakasih kepada Kepala Disdikpora
Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah menunjuk Pajangan sebagai tempat
menyelenggarakan acara ini, untuk itu kita formulasikan dengan launching
kewirausahaan dari ABK yang mempunyai potensi yang luar biasa. Kewajiban dari
kita semua Pemerintah, Swasta dan masyarakat terutama keluarga untuk memberikan
kesempatan yang sama kepada mereka. Camat Pajangan berharap adanya sosialisasi
ini berdampak positif di wilayah Kec. Pajangan, semua anak berkebutuhan khusus
(ABK) bisa disekolahkan dan memiliki hak yang sama untuk mendapat pendidikan
yang berkualitas sesuai jenjang yang ada.
Kabid. PLB Dikdas Daerah
Istimewa Yogyakarta Didik Wardaya, S.E, M.Pd, MM mewakili Kepala Disdikpora
Daerah Istimewa Yogyakarta dalam sambutannya menyampaikan bahwa tanggal 3
Desember 2014 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X mendapatkan
Inclusive Award dari Kementrian Pendidikan yang bertepatan dengan hari
Defasilitas Dunia karena Beliau sangat intens dengan memberikan perhatian dan
anggaran dalam melaksanakan pendidikan Inclusive di wilayahnya.
Tanggal 12 Desember 2012 Bapak
gubernur didukung seluruh Kepala daerah Kabupaten dengan menandatangani
deklarasi yang dinamakan pendidikan daerah inklusif. Dengan demikian Daerah
Istimewa Yogyakarta sudah menyatakan diri sebagai daerah yang ramah terhadap
anak-anak berkebutuhan khusus.
Anak berkebutuhan khusus yang
sebelumnya kita menyebut anak cacat, kita menyebut anak cacat dilihat dari
kekurangannya akan tetapi saat ini kita menyebut anak berkebutuhan khusus
karena dilihat dari sisi kebutuhannya dan dari potensi yang bisa dikembangkan
pada ABK. Dari sini kita berusaha mensosialisasikan dalam rangka memberikan
pendidikan kepada ABK. Deklarasi dunia menyatakan bahwa pendidikan adalah hak
dasar pada setiap manusia, tidak terkecuali ABK. Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2011 kita ikut meferifikasi deklarasi dunia tentang pendidikan bagi ABK, dengan
demikian ABK berhak mendapat layanan pendidikan seperti anak-anak lainnya. Dan
didukung dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak,ABK
berhak mendapat pendidikan dan pendidikan dasar Pemerintah wajib membiayainya.
Saat ini Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki SLB sejumlah 76 Sekolah dan masih belum cukup untuk
menkover pendidikan ABK di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam memberikan
pendidikan ABK yang belum Sekolah kita melaksanakan model teks gergaji, anak
ABK bersekolah di SLB, kurikulum di SLB lebih banyak memberikan pendidikan
ketrampilan sekitar 30 %. Harapan kita SLB untuk pendidikan ABK yang mengalami
hambatan di bidang intelektual, komunikasi dan perilaku. Langkah kedua dengan
memberikan pendidikan inklusif, ABK yang tidak mengalami hambatan di bidang
komunikasi, perilaku maupun intelektual kita dorong untuk bersekolah di sekolah
reguler bersama anak-anak lainnya, sehingga bisa berkembang seperti biasa. Saat
ini dikantornya dan instansi Pemerintah lainnya telah menerima PKL dari ABK,
ABK juga menjadi guru di SLB, dengan demikian tanpa kita sadari ABK memiliki
potensi untuk dikembangkan dan mereka lebih tekun di dalam bekerja. Pameran di
tempat ini merupakan sisa-sisa dari Pameran saat Daerah Istimewa Yogyakarta
menjadi tuan rumah Olimpiade Sains tingkat Nasional di JEC, Pameran kedua di
Hotel Sheraton pulang sudah tidak membawa barang dan Pameran yang
diselenggarakan oleh Pusat Informasi dan Humas Kentrian Pendidikan Nasional di
Mandala Krida serta produksi baktik karya ABK digunakan sebagai Batik resmi
tingkat Nasional. Ia berharap kepada kita semua, apabila disekitar kita ada ABK
yang belum tertangani mohon kepedulian Bapak-Ibu semua untuk mengarahkan ABK
tersebut bisa mengikuti pendidikan sama dengan anak-anak lainnya, kita akan melanggar
Undang-Undang apabila membiarkannya.
Saat ini telah dibangun pusat
pelayanan autis, kerjasama Kemendikanas dan Pemerintah Kulon Progo tepatnya di
Sentolo. Harapan kita anak autis di Daerah Istimewa Yogyakarta bisa tertangani
lebih dini sebelum mengikuti pendidikannya sehingga mempermudah penangan
nantinya. Anak usia 2 – 6 Tahun autis untuk mendapat layanan intervensi terpadu
dan pendidikan, pendidikan transisi di tempat layanan autis tersebut.
Pihaknya mencatat bahwa ABK
pada prinsipnya bukan produk gagal dari Tuhan tetapi oleh Tuhan mereka dihadirkan
dekat dengan kita, bagaimana kita menanganinya. Bahwa untuk bisa menerima,
tidak harus ikut menderita. Untuk bisa mengerti kita tidak harus mengalami.
Seandainya kita membangun sebuah kebersamaan, partisipasi dan prestasi ABK itu
merupakan suatu kemuliaan.
Bupati Bantul dalam sambutan
yang disampaikan kepada Bapak Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Kab.
Bantul Ir. Subiyanta Hadi, M.M
menyampaikan bahwa ABK memiliki lebih besar kemungkinan dibanding anak-anak
lainnya untuk tidak bersekolah, hal tersebut disebabkan pendidikan selama ini
belum bisa mengakomodir kebutuhan-kebutuhan mereka dengan kata lain hanya
menyediakan layanan untuk anak-anak pada umumnya. Sekolah untuk ABK jumlahnya
masih relatif sedikit. Saat ini telah dikenal istilah inklusif yang dianggap
sebagai satu alternatif penyelenggaraan bagi ABK. Program ini berupaya untuk
mengkakomodasi kenyataan bahwa situasi Sekolah pada dasarnya memiliki
karakteristik hiterogen sehingga dirasa perlu pelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan siswa, sehingga semua anak mempunyai kesempatan untuk bersama-sama
belajar dan terakomodir kebutuhannya tanpa ada diskriminasi.
Pemerintah sesungguhnya juga
harus berupaya untuk terus meningkatkan kesejahteraan rakyatnya termasuk
memberikan bantuan dan perlindungan kepada mereka-mereka yang perlu mendapatkan
bantuan secara khusus diantaranya adalah kepada ABK agar bisa lebih mandiri.
Kami akan berusaha membangun fasilitas bagi ABK di tempat-tempat publik
termasuk ditempat-tempat pendidikan karena hal tersebut menjadi kewajiban dan
amanah UUD. Hal ini tidak mengarah kepada konsep terity tapi mengarah ke konsep
like atau hak bagi ABK, Negara harus mengacu kepada konsep education untuk
membantu saaudara-saudara kita tersebut, dimana bantuan tidak harus serba materi
tetapi pelayanan yang baik, persamaan dalam pendidikan, lapangan pekerjaan dan
lain-lainnya. Pelayanan khusus tersebut bukan untuk mendiskrimanasi akan tetapi
untuk memberikan pelayanan lebih baik kepada ABK.
Helen Van Heller penduduk yang
buta, tuli, bisu dan lumpuh dari Negara Amerika Alabama, pernah menuliskan
ketika sibuta bermusik, mengiringi nyanyian si bisu dan diikuti oleh tarian si
pincang maka dirasa dunia ini merasa bagian dari keindahan taman-taman surga.
Hal terbaik dan terindah yang tidak bisa dilihat dan disentuh oleh dunia adalah
hal yang dirasakan di dalam hati. Sungguh ini merupakan bahwa mereka tidak bisa
melihat dan mendengar tetapi mereka bisa merasakan apapun yang mereka dapatkan
dan mereka hadapi di dunia ini.
Bupati Bantul berterimakasih
kepada jajaran SLB, masyarakat dan seluruh pihak terkait yang telah
melaksanakan program kewirausahaan bagi ABK, sebuah perjuangan dan upaya yang
tidak mudah dan sangat mulia, untuk itu atas nama Pemerintah Kab. Bantul kami
menyampaikan apresiasi atas segala hal yang telah dilakukan.
Sosialisasi Forum PK – LK (Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus) dan Launching Kewirausahaan bagi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Tahun
2015 ditandai dengan penandatangan kain dengan canting batik dan pemberian peralatan
batik kepada siswa ABK. Selanjutnya Ir. Subiyanta Hadi, M.M, Camat Pajangan dan
tamu undangan yang hadir melihat pameran hasil produksi ABK dari Kab. Bantul.
Sosialisasi Forum PK – LK (Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus) yang disampaikan oleh Pengawas PLB Disdikpora Daerah Istimewa
Yogyakarta Al Mustofa, MA menyampaikan bahwa ABK bukan merupakan penyakit dan
tidak menular, jangan sampai ada pemahaman ABK menjadi menakutkan. Kepada kita
semua dan masyarakat, apabila mengetahui ada anak-anak yang belum bersekolah
dan terutama ABK mohon sekiranya dapat diberi pemahaman agar menyekolahkan, ABK
bisa Sekolah di SLB-SLB yang terdekat dan kalau jauh ABK bisa Sekolah di
inklusif atau SD Reguler yang menerima ABK karena Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta mencanangkan pendidikan inklusif, tidak ada satu Sekolah pun yang
boleh menolak ABK. Mereka jangan dilihat cacatnya namun kita lihat mereka
adalah anak berkebutuhan khusus yang dilihat dari segi positifnya dan yang perlu diberi kesempatan.
Kegiatan Sosialisasi Forum PK – LK dan Launching Kewirausahaan
bagi ABK Tahun 2015 di Pendopo Kec. Pajangan berakhir dalam keadaan aman
kondusif dengan pengamanan dari personil Polsek Pajangan. (Sihumas Sek
Pajangan)
Catatan : Kab. Bantul memiliki SLB baik Negeri maupun
Swasta sejumlah 19 sekolahan.
Posting Komentar