Rabu tanggal 10 Juni 2015 jam 08.00 wib di Gedung
Rektorat lantai 3 Universitas Mercu Buana Yogyakarata jalan Wates Km 10 Sedayu
dilaksanakan bedah buku berjudul Pro dan
Kontra Pak Harto.
Kegiatan diselenggarakan oleh Universitas Mercu Buana
bekerjasama dengan PEWARIS (Persaudaraan Wartawan Istana) periode 1966-1998
dengan dihadiri antara lain oleh Rektor Universitas Mercubuana Dr. Almatus
Sahrah, M.Si, MM, Ketua Koordinator PEWARIS Ibu. Koos Arumdanie, Pengurus Yayasan Menara Bhakti Wangsa
Manggala Prof. Dr. Suharyadi, MS, Kopertis Wilayah V Yogyakarta, Penulis dan
penerbit buku Pro dan Kontra Pak Harto, Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta
se-DIY, Perwakilan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan DIY, Perwakilan Dinas
Pendidikan dan Olahraga DIY, Perwakilan
Polda DIY dan Korem DIY, Kasat Intelkam Polres Bantul AKP Bayu Dewasto, SIK,
Pasi Intel Kodim 0729 Bantul Kapten Inf Nuryanto, Civitas Akademia Universitas
Mercu Buana Yogyakarta, Muspika Kecamatan Sedayu,Serta diikuti oleh sekitar 500
tamu undangan
Dalam sambutannya Rektor Universitas Mercu Buana
Yogyakarta menyampaikan bahwa bedah buku Pro dan Kontra Pak Harto ini
dimaksudkan untuk menjadi kaca sejarah perjalanan bangsa dan negara Indonesia,
karena dalam kegiatan ini para peserta akan dapat menyaksikan para pelaku
sejarah yang menyajikan rangkuman pengalaman-pengalamannya sebagai wartawan
istana periode 1966-1998 dalam meliput dan bergaul dengan presiden Soeharto
yang menjalankan kepemimpinannya untuk merubah bangsa dan negara melalui
kebijakan-kebijakan yang dilakukan untuk menopang pembangunan nasional dari Sabang
sampai Merauke selama 32 tahun.
Beda buku Pro dan Kontra Pak Harto ini terselenggara atas
kerjasama Universitas Mercubuana dengan PEWARIS yang mana dalam buku tersebut
ditulis oleh 14 anggota wartawan istana periode 1966-1998 dengan editor Ibu.
Koes Arumdanie dan telah di launching di Jakarta pada tanggal 08 Juni 2015 yang
bertepatan dengan peringatan hari lahirnya Pak Harto.
Bagi kalangan generasi muda dan para akademisi, buku ini
layak dibedah dan dikaji supaya kita bisa menyaksikan kebenaran fakta dan
keakuratan data yang digunakan dalam penulisan buku ini agar jangan sampai buku
ini hanya mengarah kepada provokasi terhadap generasi muda, dan yang terpenting
kita wajib memilih dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk dari sosok
Pak Harto sehingga dari hal-hal yang baik dapat kita pelajari dan ambil sebagai
suri teladan dalam hal pengaplikasian kepemimpinan di masa mendatang. Sedangkan
dari hal-hal yang buruk wajib kita hindari agar tidak terjebak dalam keburukan
yang sama dalam praktek kepemimpinan di masa mendatang.
Ketua Koordinator PEWARIS periode 1966-1998 Ibu. Koos
Arumdanie dalam sambutannya menyampaikan atas nama Pewaris periode 1966-1998
mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Prof. Suharyadi yang
berkenan hadir mewakili Probosutedjo serta Universitas Mercubuana atas
terselenggaranya bedah buku ini, dan kami merasa bangga karena berada
ditengah-tengah mahasiswa maupun akademisi yang bersuara lantang serta tidak kalah
dengan suara lantang TNI.
Pada kesempatan ini kami akan melakukan bedah buku ke-3
dari Pewaris berjudul Pro dan Kontra Pak Harto yang ditulis oleh 14 anggota
Pewaris. Atas nama Universitas Mercu Buana kami mohon maaf seandainya ada
keluarga dari mantan presiden Sukarno, Soeharto dan Jend. AH Nasution karena
foto yang terpampang dalam cover buku berposisi miring, hal tersebut tentu
tidak kami sengaja namun memiliki nilai-nilai estetika yang tidak selayaknya
ditampilkan.
Mewakili Pewaris berharap agar generasi muda dan
akademisi bisa mengunyah dan menelaah isi buku, dipersilahkan apabila terjadi
pro dan kontra dalam menghadapi global saat ini, karena pewaris hanya
menyampaikan sejarah. Kita tidak membela Pak Harto namun kami sadar karena
selama 32 tahun sudah banyak yang dilakukan pak harto, dan saat ini banyak yang
kami rindukan dari program-program Pak Harto yang seharusnya bertujuan untuk
mensejahterakan rakyat.
Sambutan Prof. Dr. Suharyadi, MS mewakili Probo Sutedjo
selaku Ketua Yayasan Menara Bhakti menyampaikan bahwa peluncuran buku Pro dan
Kontra Pak Harto sudah dilakukan di dewan pers Jakarta, dan dalam kegiatan
tersebut dihadiri banyak pejabat dan menteri pada jaman pak Harto, dan hal
tersebut menunjukan bahwa masih banyak orang yang mencintai dan merindukan Pak
Harto.
Kita semua jika mau berfikir obyektif bahwa jasa jasa Pak
Harto jauh lebih besar daripada kebijakan yang dianggap tidak tepat, mulai dari
Serangan Oemum 1 Maret, Menjadi panglima Mandala, dan Memimpin penumpasan
G30SPKI. Beliau selalu berada di depan, sampai beliau menjadi presiden selama 6
periode.
Dalam kepemimpinan Pak Harto Indonesia sering mendapat
prestsi yang luar biasa dan menjadi macan Asia, kemiskinam diberantas,
pemerataan pembangunan lebih baik, karena sejak kepemimpinan pak Harto diawali
dengan GBHN, Repelita, dan penjabaran tahunan, sehingga selama kepemimpinan Pak
Harto banyak pembangunan dan dijuluki bapak pembangunan dan tercapai swasembada
pangan.
Dalam buku ini terdapat 3 tokoh yang menjadi panutan kita
yaitu Soekarno yang berani memproklamirkan kemerdekaan dan seorang pemimpin
berkarakter, selanjutnya pak Harto yang melanjutkan dan mengisi kemerdekaan
dengan pembangunan yang luar biasa, beliau sangat cerdas dan yang pantas
diteladani dari pak Harto yaitu beliau presiden yang paling disiplin dari
presiden RI yang ada, selalu mau belajar, dan selama memimpin bangsa Indonesia
hanya memikirkan rakyat Indonesia, dan tokoh terakhir yaitu Jendral AH.
Nasution.
Pada kepemimpinannya Pak Harto menerapkan Demokrasi
Pancasila, tidak seperti saat ini yang sudah melenceng jauh dari sistem
demokrasi pancasila dan cenderung liberal sehingga money politik merajalela dan
banyak kepala daerah banyak terjerat kasus korupsi.
Bahwa saat ini kebijakan pak harto dianggap selalu jelek
dan tidak digunakan lagi, sehingga terjadi kondisi seperti saat ini. Berharap
presiden saat ini Pak Jokowi bisa membawa bangsa yang bermartabat, berwibawa,
diakui seluruh dunia sebagai bangsa yang besar, dan memiliki daya saing.
Dengan bedah buku ini diharapkan kita memiliki wawasan
yang jernih dan jujur dari Pak Harto baik segi pro dan kontra karena tidak ada
satupun pemimpin besar dunia yang hanya pro maupun hanya kontra, oleh karena
itu judul buku yang dibuat oleh Pewaris sangat tepat dan bagus.
Adapun dalam pelaksanaan bedah buku tersebut dimoderatori
oleh Rektor Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dr. Almatus Sahrah, M.Si, MM
dengan menghadirkan pembicara antara lain Bidang Militer oleh Letjen TNI (Purn)
Kiki Syahnakri dengan tema " Potret Polkam Era Pak Harto dan Reformasi
", adapun inti paparan yang disampaikan antara lain banyak hal positif
yang perlu di pegang teguh pada era pembangunan pak harto yaitu beliau
menggunakan paradigma militer dalam artian harus mengetahui lingkungan baik
kekuatan lawan atau diri, beliau mempelajari dahulu geopolitik dalam negeri,
regional maupun internasional.
Pemerintahan maupun pertahanan negara yang kuat harus
mampu menguasai terlebih dahulu geopolitik suatu negara, dan dalam hal ini pak
Harto sudah menguasai dan menghayati masalah keindonesiaan, berfikir strategis
visioner, dan berjiwa kepemimpinan,
faktor keIndonesiaan kaya, letaknya strategis, NGR kepulauan.
Bahwa sistem pemerintahan pada era reformasi sudah jauh
melenceng dari era Pak Harto, dimana saat ini menganut sistem demokrasi liberal
sehingga banyak terjadi praktek machiavelisme, feodalisme, brutalisme, dan
konflik politik.
Bidang Ekonomi oleh Prof. Dr. PrijonoTjiptoherijanto (
Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia ) pada paparanya dengan inti pada era
pemerintahan Pak Harto saya menjadi bagian dari era orde baru, dan pada saat
itu terjadi peristiwa yang membuat marah pak Harto yaitu terjadi demo atas
masuk modal asing dan sampai sekarang diperingati dengan peristiwa malaria.
Bahwa ada 3 hal di bidang ekonomi yang dipegang teguh pada masa pak harto yaitu
Pengendalian inflasi, dimana inflasi tidak boleh mencapai 1% dalam sebulan.
Anggaran berimbang, dimana antara penerimaan dan pengeluaran harus berimbang,
jika ada kekurangan anggaran maka dilakukan utang luar negeri. Pengetatan
devisa. Bahwa pada masa kepemimpinannya Pak Harto senang dengan angka bermata 3
(trisula), yaitu birokrasi, militer, dan konglomera.
Di bidang sosial sudah banyak dilakukan oleh Pak Harto
dalam rangka mensejahterakan rakyat salah satunya program di bidang kesehatan
yaitu adanya puskesmas dan program KB. Dalam teori pembangunan ekonomi harus
memenuhi syarat-syarat antara lain terciptanya pertumbuhan ekonomi, perubahan
kelembagaan (good governance), terciptanya stabilitas politik serta perubahan
status sosial.
Dan pada era pak harto yang menjadi orientasi hanya
pertumbuhan ekonomi saja sehingga syarat perubahan sosial belum pernah
tercapai. Hal-hal yang perlu menjadi
perhatian kita bersama mengenai pak harto yaitu disatu sisi boleh saja keluarga
pak Harto melakukan korupsi besar-besaran, namun yang perlu digaris bawahi
bahwa disisi lain angka kemiskinan menurun, harapan hidup meningkat, kesempatan
pendidikan meningkat, dan program kesehatan tercapai melalui program KB.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanggung jawab, serta
selama kegiatan berlangsung aman dan lancar dengan pengamanan oleh anggota
Polsek Sedayu. (Sihumas Sek Sedayu)
Posting Komentar