Satuan Res Narkoba
Polres Bantul berhasil mengamankan dua orang tersangka pengedar Narkotika jenis
ganja. Kedua tersangka tersebut adalah DD alias Ompong (laki-laki 30 tahun) dan
DH alias Kentir, (laki-laki 33 tahun) keduanya warga Dusun Blunyah Gede,
Kelurahan Sinduaji, Mlati, Sleman.
Kasat Res Narkoba Polres
Bantul, AKP Heri Maryanta kepada petugas Humas mengungkapkan bahwa kedua
tersangka tidak ditangkap secara bersamaan, akan tetapi tersangka DD ditangkap
terlebih dahulu.
Penangkapan DD berawal
saat petugas mendapati laporan dari warga masyarakat yang gerah karena
disinyalir ada orang yang sering melakukan transaksi narkoba di Jalan Soragan,
Ngestiharjo, Kasihan. Setelah mendapati informasi tersebut, petugas langsung
mengadakan penyelidikan, benar saja, petugas berhasil menangkap basah DD saat
menunggu pembelinya.
Saat digeledah, dari
tangan tersangka petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa 1 paket ganja
seberat 2,19 gram siap edar, tas kecil, sepeda motor Yahama Mio serta sebuah handphone merk G-Net yang diduga
digunakan tersangka DD untuk berkomukasi dalam transaksi Narkoba.
Dari mulut tersangka DD,
petugas mendapat keterangan bahwa dirinya mendapat barang haram tersebut dari temannya
yang berinisial DH alias Kentir. Petugas lantas menelusuri keberadaan DH. Selang
2 hari dari penangkapan DD, petugas berhasil membekuk DH dirumahnya di Dusun Blunyah
Gede, Kelurahan Sinduaji, Mlati, Sleman tanpa perlawanan.
Setelah melakukan
penggeledahan, dari tangan DH, petugas berhasil menyita barang bukti berupa 4
paket ganja masing-masing seberat 4,58 gram, 10,02 gram, 7,24 gram dan 6,18
gram, sebuah handphone merk Nokia serta sepeda motor merk Honda Legenda warna
hitam.
Kini keduanya harus
mendekam di sel tahanan Polres Bantul guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Dihadapan petugas DH alias Kentir mengungkapkan bahwa ketidakmampuannya
membelikan susu anaknyalah yang melatarbelakangi dirinya nekat jualan ganja.
“Jujur, saya tidak pernah menginginkan jadi penjual
ganja, tetapi saya tidak punya pilihan lain, anak saya belum genap 2 tahun butuh
susu sementara saya tidak memiliki uang untuk membelinya,” ujar DH memelas.
Kini DH hanya bisa
meratapi nasibnya di balik jeruji besi. Dalam kondisi seperti ini, jangankan
untuk menimang anaknya, untuk sekadar melihatpun kini sudah dibatasi jam besuk.
DH juga mengungkapkan, selama ini dirinya baru dua kali transaksi. Keduanya dalam partai kecil, terakhir kali dirinya
mengantarkan pesanan di daerah Bumi Perkemahan Babarsari Sleman.
Posting Komentar