Bangsa Indonesia sudah banyak mengalami ujian, mulai dari penjajahan, krisis ekonomi, hingga pandemi, dan terbukti bisa melaluinya. Hal itu membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara yang kuat karena masyarakatnya bersatu dan tidak terpecah belah.
Hal tersebut disampaikan Kapolres Bantul, AKBP Ihsan, S.I.K., saat memberikan sambutan dalam sarasehan Kamtibmas bersama perwakilan tokoh masyarakat dan tokoh agama se-Kabupaten Bantul yang diselenggarakan Satbinmas Polres Bantul di Gedung Induk Lantai 3 Kompleks Parasamya, Selasa (18/10/2022).
Kegiatan ini menurut Ihsan, adalah untuk mewujudkan Bantul yang harmonis, aman, dan sejahtera.
“Kami berharap melalui sarasehan ini akan kembali meneguhkan semangat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sehingga dapat mewujudkan Indonesia yang bersatu, damai, tenteram, dan sejahtera,” katanya.
Menurutnya, faktor kesejahteraan ini yang bisa dipengaruhi dalam masuknya idelogi-idelogi yang menyimpang,” ujarnya.
Dikatakan,
Bantul merupakan miniatur Indonesia dan merupakan kota pendidikan dan
majemuk. “Banyak sekali Ormas dan relawan, hal ini modal kuat untuk
bersatu jangan terpecha belah dan mempunyai kepentingan
sendiri-sendiri,” katanya.
Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam sambutannya mengatakan, Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari beragam suku, budaya, agama, dan kepercayaan. Hal itu merupakan anugerah yang harus disyukuri dan selalu dijaga dengan nilai luhur toleransi dan tenggang rasa dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Sinergi yang baik dari masyarakat akan membantu tugas pemerintah dalam menjaga keamanan dan ketertiban, utamanya dalam menjaga dan memelihara kewaspadaan dini masyarakat dengan menjaring, menampung, mengkoordinasikan, dan mengkomunikasikan data serta informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan," ujar Halim.
Sebagai narasumber sarasehan, Ketua MUI Bantul, Habib A. Syakur menuturkan bahwa permasalahan yang terjadi saat ini adalah bencana sosial.
Menurutnya, bencana sosial diakibatkan oleh serangkaian peristiwa yang dilakukan manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, termasuk terorisme.
“Sinergi antar lembaga pemerintah serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menghadapi bencana sosial ini,” katanya.
Sementara itu, Kompol Pranoto Pambudi Utomo, S.H., S.I.K., dari Densus 88 Polda DIY, sebagai narasumber kedua memberikan materi tentang bahaya intoleransi, terorisme, dan radikalisme yang saat ini mulai masuk ke kalangan pelajar dan mahasiswa.
“Sebagai kota pelajar, Yogyakarta, termasuk Kabupaten Bantul yang masyarakatnya berasal dari berbagai daerah, tentunya sangat rawan masuknya paham intoleransi. Oleh karena itu, masyarakat diimbau pentingnya kewaspadaan dalam menghadapi hal tersebut,” katanya.
Posting Komentar