FENOMENA KEKERASAN

Kamis, 25 September 20140 komentar



Apabila kita mencermati pemberitaan di media baik cetak maupun elektronik, informasi tentang kekerasan selalu saja menjadi topik yang menarik untuk di ekspose. Sehingga muncul sebuah ungkapan “tidak hari tanpa kekerasan”.

Beberapa hari ini terdapat beberapa berita kekerasan yang muncul di media seperti pengeroyokan yang dilakukan oleh sekelompok supir angkot terhadap satpam salah satu sekolah di Tangerang Selatan karena supir angkot tersebut tidak senang dengan cara satpam sekolah mengatur lalu lintas di depan sekolah.

Di kampung Ngamprah, Bandung barat telah ditemukan mayat wanita muda disebuah ladang diduga korban kekerasan yang didahului dengan perkosaan. Demikian pula dengan peristiwa yang terjadi di Jogja, seorang janda ditemukan meninggal dunia dirumahnya, diduga korban kekerasan oleh orang tidak dikenal. Peristiwa kekerasan tersebut diberitakan dalam sebuah program berita oleh salah satu stasiun televisi swasta.

Kata ‘kekerasan’ menjadi salah satu kata yang lazim dipergunakan untuk menjelaskan beberapa persoalan yang terkait dengan perlakuan atau tindakan yang dipandang tidak menyenangkan, tidak manusiawi, bertantangan dengan norma/nilai tertentu atau hukum, atau sesuatu yang bertentangan dengan kehendak diri kita. Kata ini kemudian mendapat predikat atau dikaitkan dengan kata lain untuk menjelaskan persoalan-persoalan perlakuan atau tindakan di atas pada konteks tertentu, seperti kekerasan politik, kekerasan ekonomi, kekerasan budaya, kekerasan struktural, kekerasan Negara, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap perempuan, kekerasan terhadap anak, dan seterusnya. ( http://makaarim.wordpress.com/2012/07/18/memaknai-kekerasan/ )

Pemberitaan terhadap ketiga peristiwa tersebut seolah – olah menjadi sesuatu yang biasa terdengar oleh telinga kita, karena setiap hari selalu saja muncul dalam pemberitaan di berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Fenomena kekerasan ini tentu mengusik ketenangan kita semua dan mungkin menimbulkan sebuah pertanyaan, mengapa harus berakhir dengan kekerasan dan korban jiwa? Mengapa masyakat Indonesia telah mengalami evolusi sikap dan perilaku, yang awalnya dikenal dengan bangsa yang santun, ramah, telah berubah menjadi warga yang sadis dan tidak berprikemanusiaan. Pemberitaan yang muncul secara bergantian oleh berbagai stasiun televisi dengan topik kekerasan dapat saja menjadi media pembelajaran bagi kita semua untuk mencegah dan menghindari peristiwa yang sama, yaitu terhindar baik sebagai pelaku kekerasan maupun sebagai korban.

Share this article :

Posting Komentar

 
Link : Humas Polri | Humas Polda DIY | Humas Polres Bantul
Copyright © 2011. Humas Polres Bantul - All Rights Reserved
Operator Blogspot : Aiptu Agus Suryanto Published by Humas Polres Bantul
Proudly powered by Blogger