APEL KEBANGSAAN BERSAMA DI MAPOLRES BANTUL

Senin, 09 Maret 20150 komentar



Bertempat di halaman Mapolres Bantul telah berlangsung Apel Kebangsaan Bersama dengan tema ”Mewujudkan Pemuda Sebagai Pelopor Revolusi Mental”, Minggu, 8 Maret 2015 pukul 16.00 wib.

Apel Kebangsaan Bersama dipimpin oleh kapolres Bantul AKBP Surawan SIK, Perwira Apel Kasat Binmas Polres Bantul AKP Muryanto, Komandan Apel IPDA Sudiasih dan sebagai peserta apel adalah Pleton dari Polri, Sat Pol PP, FKPM, Ormas GP Ansor / Banser, BNPB, Senkom, FKPPI, Front Masyarakat Madani, Front Anti Komunis, laskar Abusayaf, pramuka dan pelajar SMA.

Apel dihadiri oleh wakil Bupati Bantul Sumarno PRS, Dandim 0729 Bantul Letkol Kav Tumadi, S.Sos, Waka Polres Bantul, Ketua GP Ansor Bantul dr. Attobari Humam, jajaran Forkominda, pejabat Polres Bantul, kapolsek jajaran Polres Bantul dan peserta kurang lebih 600 orang.

Dalam amanatnya Kapolres Bantul menyampaikan, pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan Rahmat dan KaruniaNya kita sekalian dapat berkumpul di tempat ini untuk bersama-sama melaksanakan  apel kebangsaan dalam keadaan sehat wal afiat.

Sore hari ini telah hadir disini rekan-rekan dari berbagai ormas kepemudaan, beberapa unsur relawan dan mitra Polri serta perwakilan siswa-siswa sekolah dari beberapa sekolah menengah atas di Bantul, dengan adanya lintas generasi ini diharapkan dapat meningkatkan rasa saling asah, saling asih dan saling asuh antar generasi, yang muda menghormati yang lebih tua dan yang lebih tua memberikan contoh yang baik bagi adik-adiknya.

Apel kali ini merupakan sarana bagi kita semua, khususnya rekan-rekan pemuda dan pelajar untuk melakukan silaturahmi  sekaligus konsolidasi bagi kita semua untuk  menyamakan pemikiran dan persepsi dalam mengelola potensi dan sumberdaya, khususnya generasi muda guna memelihara stabilitas kamtibmas dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan khususnya di kabupaten Bantul yang kita cintai ini, dan pembangunan nasional pada umumnya.

Seperti yang kita amati bersama situasi dan kondisi akhir-akhir ini sangat dinamis, berkembang dengan cepat,  berubah dari waktu ke waktu dan semua itu tidak lepas dari pengaruh perkembangan bidang politik, ideologi, ekonomi dan sosial budaya baik dipusat maupun di daerah. Hal tersebut tentunya akan membawa dampak terhadap dinamika situasi kamtibmas khususnya di wilayah Bantul, seperti muculnya aksi-aksi unjuk rasa menolak kebijakan pemerintah sampai dengan terjadinya kriminalitas.

Selain dinamika tersebut di atas yang tidak kalah penting saat ini adalah perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh dalam membentuk karakterr kehidupan sosial masyarakat, karena disamping membawa dampak positif juga membawa dampak negatif.

Maraknya media sosial telah ikut membentuk karakter anak-anak muda di Bantul. Media sosial merupakan salah satu alat atau media komunikasi yang berkembang pesat saat ini dimana penggunanya sekarang cenderung didominasi oleh para remaja atau generasi muda. Selain itu, berbagai macam media sosial bermunculan seiring berkembangnya zaman untuk mendukung berkembangnya informasi dan bentuk komunikasi modern.

Media sosial memang sangat membantu berjalannya komunikasi, terutama untuk kalangan remaja yang tentunya memerlukan berbagai informasi dan interaksi untuk menambah ilmu pengetahuan dan perkembangan individu remaja itu sendiri. Namun, penggunaan media sosial untuk kalangan remaja masih memerlukan pengawasan agar tidak terjadi salah penggunaan media sosial tersebut.

Tidak bisa dipungkiri bergagai aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh remaja adalah berawal dari pergaulan di media sosial, saling ejek, saling mengancam (bully) dapat berakhir dengan kekerasan fisik bahkan kekerasan seksual.

Kasus Hello Kitty (penyekapan dan penganiayaan) adalah salah satu contoh diantara sekian banyak aksi-aksi kekerasan yang terjadi akibat pengaruh media sosial. Belum lagi kekerasan lain seperti penganiayaan (pembacokan) tanpa sebab permasalahan yang sempat meresahkan di Yogyakarta beberapa waktu lalu, tentunya menjadi kewajiban kami aparat Kepolisian untuk mengungkap pelakunya dan peran serta masyarakat khususnya generasi muda untuk bersama-sama mencegah ke depan jangan sampai terjadi lagi.

Selain kondisi di atas, sampai saat ini kita masih dihadapkan pada pemasalahan-permasalahan  yang belum dapat kita selesaikan bersama, antara lain kenakalan remaja, tawuran pelajar, vandalisme dan kriminalitas yang pelakunya sebagian besar dari usia remaja

Tepat kiranya dalam apel kebangsaan kali ini kita mengangkat tema "Mewujudkan Pemuda Sebagai Pelopor Revolusi Mental" yang tujuannya adalah menyatukan tekad dan keinginan kita bersama untuk membentuk moral dan perilaku generasi menuju ke arah yang lebih baik guna mewujudkan ketentraman di lingkungan masyarakat khususnya Bantul.

Tema ini sejalan dengan program presiden Jokowi dalam Nawa Cita, dimana salah satunya adalah melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta tanah air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia

Dari program tersebut ada dua hal penting yang harus kita laksanakan dalam rangka memperbaiki karakter pemuda-pemuda kita :

Pertama, penguatan kembali nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan dengan terus menenamkan empat pilar kebangsaan, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 kepada generasi-generasi muda kita. Kondisi saat ini sangat ironis, banyak sekolah-sekolah yang sudah tidak lagi mewajibkan siswa-siswinya menghormat bendera merah putih, bahkan di bantul siswa siswi SMP tidak lagi hafal pancasila.

Bung Karno pernah mengatakan, jangan sekali-sekali melupakan sejarah, hal itu mencerminkan bahwa sejarah panjang berdirinya NKRI yang dilalui dengan perjuangan panjang, pengorbanan nyawa para pahlawan-pahlawan kusuma bangsa ini harus kita jaga keutuhannya dengan terus mewarisi nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotisme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah dari para pendiri negara kita.

Kedua, penanaman nilai-nilai moral, perlu menjadi prioritas dalam kehidupan bemasyarakat. Adanya panutan nilai, moral, dan norma dalam diri generasi muda akan sangat menentukan totalitas diri individu atau jati diri bangsa kita. Oleh karena itu, pendidikan nilai yang mengarah pada pembentukan moral yang sesuai dengan norma-norma kejujuran, kebenaran dan keadilan menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan generasi muda kita. Penanaman nilai-nilai moral ini erat hubungannya dengan penanaman kesadaran hukum dan peraturan perundang-undangan, sehingga kedepan kita harapkan remaja-remaja kita tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum.

Mengakhiri sambutan saya ini, saya ingin mengajak seluruh pemuda dan pelajar yang hadir disini untuk senantiasa memperbaiki sikap, perilaku dan moral kita, mulai dari diri kita sendiri, mulai dari hal yang kecil dan  mulai dari sekarang sehingga terwujud kehidupan yang harmonis di masyarakat.

Harapan kedepan masih panjang, raihlah cita-cita setinggi mungkin, kita semua berharap dimasa yang akan datang akan tercipta generasi-generasi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,  berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan.

Kegiatan berakhir pukul 16.25 wib ditutup dengan lagu Bagimu Negeri dan doa penutup serta selama kegiatan berlangsung berjalan dalam keadaan aman tertib. (Bag Humas Res Bantul)

Share this article :

Posting Komentar

 
Link : Humas Polri | Humas Polda DIY | Humas Polres Bantul
Copyright © 2011. Humas Polres Bantul - All Rights Reserved
Operator Blogspot : Aiptu Agus Suryanto Published by Humas Polres Bantul
Proudly powered by Blogger