WHORKSHOP FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) KAB. BANTUL

Rabu, 08 April 20150 komentar



Bertempat di Terace Bantul telah berlangsung Workshop Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Bantul yang diselenggarakan oleh Kesbangpol Bantul yang diikuti sekitar 40 orang dari anggota FKDM dan Guru Agama se Kabupaten Bantul, Selasa 7 April 2015 jam 09.00 wib.

Sebagai narasumber dalam giat ini yaitu, H Abdul Muhaimin (Ketua FKDM Provinsi DIY), Jaswadi (Ketua FKDM Bantul), Ir. Sumasriyana (Kepala Kesbangpol Bantul).

Ir.Sumasriyana dalam sambutannya mengajak anggota FKDM dan guru agama agar ikut mewaspadai pergerakan kelompok Islam radikal seperti ISIS yang saat ini berkembang di Indonesia. FKDM dan guru agama agar ikut mensosialisasikan bahaya faham ISIS bagi keutuhan dan kedaulatan NKRI. FKDM agar mampu memberikan deteksi dini terhadap permasalahan agama, etnis dan sosial di masyarakat dan melaporkan ke Bupati agar bisa segera ditindaklanjuti dan diselesaikan sehingga permasalahan tidak meluas.

Jaswadi (Ketua FKDM Bantul) mengatakan, sebelum reformasi semua dibawah kendali militer, seluruh jabatan strategis dipegang anggota TNI tapi sekarang TNI sudah tidak boleh berpolitik sehingga sipil bisa ikut berperan serta dalam pembangunan. Pemutaran film senyap sudah dialami pada saat jaman pergolakan PKI dan saat ini kembali terulang, maka kita perlu mewaspadai pemutar balikan fakta tentang bahya komunis.

FKDM harus mampu melakukan deteksi dini terhadap permasalahan gejolak sosial, etnis dan agama di masyarakat serta dirumuskan sehingga dapat dijadikan masukan ke Bupati dalam mengatasi dan menanggulangi gejolak di masyarakat. FKDM diberi ruang untuk menyampaikan aspirasi karena anggota FKDM terdiri dr beberapa tokoh atau elemen masyarakat. FKPM berharap kepada Kesbang agar segala bentuk masukan dan deteksi dini yang dilakukan oleh FKDM harus sampai Bupati dan segera bisa diatasi.

Sedangkan H Abdul Muhaimin (Ketua FKDM Provinsi DIY mengatakan, kelompok radikal Islam selalu memaksakan perubahan secara frontal dengan menggunakan isu penegakan syariat islam, jihad dan kekhalifahan serta isu puritanisme. ISIS merupakan ancaman serius bagi manusia karena mereka dengan mudahnya menyesatkan dan mengkafirkan kelompok lain yang tidak sejalan dengan pemikiran mereka.

Apa yang dilakukan oleh ISIS adalah mengedepankan kekerasan apabila ada kelompok yang tidak sejalan. Lebih lanjut H. Abdul mengatakan, ada lima strategi yang dikembangkan oleh kelompok islam radikal dalam memperjuangkan misinya yaitu, Aliansi politik yaitu dengan membangun dukungan politik dari para politisi dan penguasa, Memperluas dukungan dari tokoh Islam dan ormas non radikal, Inflitrasi ke MUI yang sudah dilakukan sejak tahun 2005, Aksi hukum dan aksi jalanan yaitu dengan mengembangkan strategi advokasi non litigasi dan litigasi, serta jaringan aksi kota. Pembentukan jaringan kota bertujuan agar isu yang diperjuangkan menjadi lebih kuat gemanya. Dalam menjalankan aksinya kelompok islam radikal di indonesia cenderung menggunakan cara anti kebebasan beragama, mudah menuduh sesat dan kafir, merusak akidah umat dan penerapan syariat islam secara khifalah, H. Abdul.

Selama berlangsungya kegiatan dilaksanakan pengamanan tertutup oleh Unit Intel Polsek Bantul hingga berakhir pukul 12.45 wib berjalan aman dan lancar. (Sihumas Sek Bantul)

Share this article :

Posting Komentar

 
Link : Humas Polri | Humas Polda DIY | Humas Polres Bantul
Copyright © 2011. Humas Polres Bantul - All Rights Reserved
Operator Blogspot : Aiptu Agus Suryanto Published by Humas Polres Bantul
Proudly powered by Blogger