Di simulasikan bahwa telah terjadi kebocoran pipa minyak yang menimbulkan pencemaran dan kerusakan di area pertanian warga sekitar. Akhirnya warga masyarakat melakukan unjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi kepada pihak Pertamina. Namun mediasi gagal dan bentrok fisikpun tak terhindarkan. Kemudian petugas kaeamanan segera menghubungi kepolisian terdekat.
Atas bentrok fisik tersebut, sejumlah pendemo terpaksa diamankan petugas lantaran diduga kuat sebagai pelaku provokator. Aksi yang berlangsung sekitar satu jam itu berakhir ricuh. Setelah situasi berhasil dikendalikan, massa yang terdiri dari sejumlah petani dan elemen ormas membubarkan diri.
Kapolsek Sedayu, Kompol Slamet Subiyantoro SH mengatakan, simulasi ini bertujuan sebagai langkah antisipasi, persiapan Polri dalam pengamanan menghadapi kondisi yang tidak diinginkan.
“Tujuannya sebagai antisipasi, persiapan kita manakala ada kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan,” ucapnya.
Dia juga mengatakan, selain melibatkan aparat kepolisian dan TNI setempat, peragaan simulasi menghadapi kondisi darurat itu, juga melibatkan satuan pengamanan.
“Sehingga dengan latihan ini maka apapun situasinya, tidak hanya Polisi dan TNI, kalangan pengamanan swakarsa pun harus selalu siap,” tandasnya. (Humas Polsek Sedayu Polres Bantul)
.jpg)
.jpg)
Posting Komentar