Kesibukan
orang tua untuk bekerja, khususnya isteri, dalam rangka memenuhi kebutuhan
sehari – hari kadangkala harus meninggalkan anaknya yang masih balita dirumah
atau ditempat penitipan anak. Selama ditinggal bekerja, anak – anak diasuh oleh
pembantu rumah tangga atau orang – orang yang ada di tempat jasa penitipan
anak.
Beberapa peristiwa
akhir – akhir ini, seperti yang terjadi di Pekanbaru pertengahan Agustus 2014
yang lalu misalnya, seorang wanita yang bekerja mengasuh anak majikannya, harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya karena telah membunuh balita yang
diasuhnya.
Hasil pemeriksaan
penyidik dan keterangan tersangka, ia melakukan perbuatan melanggar hukum
tersebut karena merasa sakit hati terhadap majikannya yang memperlakukannya
dengan kasar. Demikian pula yang terjadi di Jakarta, sebuah tempat penitipan
anak yang disiapkan oleh sebuah BUMN, wanita yang bekerja di tempat penitipan
anak tersebut telah menganiaya bayi yang diasuhnya sehingga menyebabkan muka
balita yang dititipkan menderita memar.
Rekaman CCTV
yang ada ditempat penitipan tersebut turut memberikan petunjuk tentang
peristiwa penganiayaan yang dilakukan oleh petugas yang bekerja di jasa
penitipan itu. Penyidik Polda Metro Jaya masih mendalami peristiwa ini,
khususnya motif dari penganiayaan tersebut.
Contoh dua
peristiwa ini tentu harus menjadi pelajaran bagi kita semua, khususnya kaum ibu
yang memiliki anak balita yang terpaksa harus menitipkannya pada jasa penitipan
anak atau pembantu rumah tangga. Kewaspadaan tersebut tentu diawali dari
kecermatan dalam memilih jasa penitipan atau pembantu rumah tangga.
Apabila
harus meninggalkan anak di rumah dengan pembantu, siapkan CCTV yang dapat
membantu mengawasi melalui internet tentang kegiatannya selama dirumah (apabila
memungkinkan), dan simpan nomor telpon penting, seperti kepolisian setempat,
anggota Babinkamtibmas, ketua RT dan Satpam yang dapat dengan cepat untuk
datang ke rumah apabila ada hal – hal yang tidak diinginkan.
Disamping
itu, tetap perlakukan pembantu atau asisten di rumah secara manusiawi, karena
berdasarkan beberapa peristiwa penganiayaan dan penculikan terhadap anak,
sebagian kasus tersebut terjadi karena faktor sakit hati kepada majikannya.
Semoga
informasi ini dapat menjadi sebuah peringatan bagi kita semua untuk
meningkatkan kewaspadaan, khususnya kaum ibu yang bekerja dan harus menitipkan
anak – anak nya kepada orang lain.
Posting Komentar