Acara puncak
perayaan HUT Desa Sendangsari ke 68 Tahun 2014 berupa Pagelaran Wayang Kulit yang
digelar di Balai Desa Sendangsari, Senin 24 November 2014 jam 20.00 Wib.
Wayang kulit
dimainkan oleh Dalang Ki Bambang Wiji Nugroho dari Sendangsari dengan lakon
“Petruk Takon Bopo” dan mendapat pengamaan dari personil Polsek Pajangan dipimpin
oleh PS. Kanit Reskrim Aiptu Sarjono.
Hadir dalam
acara tersebut Camat Pajangan Dra. Sri Kayatun, Kepala Bank BPD DIY KK Pajangan
Harmonis Budi Setya, SE, Kepala SD Sendangsari, Lurah Desa Wijirejo Pandak,
para Kepala Dukuh se Desa Sendangsari, tokoh agama dan tokoh masyarakat se Desa
Sendangsari, para tamu undangan dan warga Masyarakat sekitar 1000 orang.
Lurah
Sendangsari dalam sambutannya menyampaikan mengucapkan selamat datang dan terimakasih
kepada para donasi dan seluruh warga masyarakat Desa Sendangsari yang membantu
terselenggaranya acara HUT Desa Sendangsari ke 68.
Dalam sambutanya
Lurah Sendangsari menyampaikan, dana MP3KI telah digunakan untuk membangun
obyek wisata Sendang Ngembel Beji Wetan, Jurang Pulosari, Jalan Akses Beji
Wetan hingga Kedung Guwosari dan juga digunakan untuk kegiatan non fisik
lainnya.
Dari
Kemenpera mendapat bantuan bedah rumah sebanyak 46 rumah. Bantuan Dana dari
PNPM Mandiri Perdesaan dan Dana Sosial PNPM MP sudah banyak yang turun dan langsung
ke sasaran tidak melalui Pemerintah Desa Sendangsari.
Dana
Pedesaaan dari realisasi UU Desa Lurah Sendangsari mengharapkan agar
kelompok-kelompok kesenian, kelompok
sadar wisata, kelompok usaha dan kelompok masyarakat lainnya untuk
memberdayakan kelompoknya sehingga kesejahteraan dan kemajuan Desa Sendangsari
dapat tercapai. Ia mengharapkan semangat dan kekompakan warga Desa Sendangsari
untuk mencapai hal tersebut.
Kemudian
dilanjutkan sambutan dari Camat Pajangan yang menyampaikan pemanfaatan
Intake(Hisapan) Kamijoro untuk pengairan persawahan di Pajangan yang mana
selama ini Imtek kamijoro dimanfaatkan oleh Kecamatan lain di Bantul (Sanden,
Srandakan, Kretek dan Pandak). Intake Kamijoro dapat dimasukkan dalam cagar
budaya sehingga dapat digunakan untuk wisata.
Dalang Ki
Bambang Wiji Nugroho menjelaskan, lakon Petruk Takon Bopo adalah keingin
tahunya Petruk siapa Bapaknya, akhirnya Petruk mengetahui siapa Bapaknya dari
Shang Hyang Wenang (Mbahnya Semar) bahwa bapaknya adalah Prabu Drembo Mungo.
Makna yang terkandung di dalam cerita tersebut menurut Ki Dalang adalah Kita
harus mencari jati diri kita sendiri yang berguna untuk pengembangan diri
sendiri, diri yang dimaksud bisa orang, Desa maupun suatu daerah.
Pagelaran
Wayang Kulit di Balai Desa Sendangsari diiringi kelompok Karawitan Codro Birowo
dari kunden pimpinan Ki Dalang sendiri. Sinden yang ditampilkan diantaranya
Sdri. Cita, Tika, Tatin Lestari, Lilik Pujiwati, Putriyanti, Sri Lungit dan Ibu
Wiyanti.
Hingga
selesainya pagelaran Wayang di Balai Desa Sendangsari situasi dalam keadaan aman
kondusif. (Sihumas Pajangan)
Posting Komentar