Melewati
genangan air seringkali diremehkan oleh para pengemudi, sehingga sering pada
kecepatan diatas 72 Km/ jam mereka tetap memaksa melewati genangan air, hal ini
sangat berbahaya karena pada dasarnya mobil yang melaju pada kecepatan 72 Km/
jam atau lebih dan menerjang genangan air setinggi 0,25 cm (2,5 mm) ban mobil
sudah mengambang di atas permukaan air (genangan air tersebut).
Pada keadaan
ban mobil yang mengambang dipermukaan air sebenarnya ban telah kehilangan
cengkraman pada aspal, dan resiko kecelakaan sangat tinggi pada kecepatan ini
72 km/jam atau lebih, "kejadian mengambangnya ban dipermukaan genangan air
ini disebut Aquaplanning".
Kadang orang
meremehkan genangan air, apa lagi hanya seperempat centimeter aman untuk
dilewati? Padahal air memiliki sifat yang sangat kuat yakni "tidak bisa
ditekan", pada kecepatan tertentu misalnya 72 km/jam secara umum mobil
sudah tergelincir saat melewati air setinggi 2,5 mm.
Akan tetapi
kondisi aquaplanning tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan mobil dan tebalnya
genangan air, aquaplanning juga dipengaruhi oleh berat mobil, alur pada ban
mobil, tekanan udara ban mobil, tebal atau tipisnya ban mobil.
Berikut
adalah prinsip-prinsip dalam menghindari aquaplanning:
Kecepatan
diatas 72 Km/ Jam
Semakin
cepat mobil berjalan maka potensi aquaplanning semakin tinggi, menurut
penelitian mobil yang dalam kondisi bagus akan mulai terjadi aquaplanning saat
melewati air setinggi 0,25 cm pada kecepatan 72 Km/jam, akan tetapi kebanyakan
mobil di Indonesia bisa lebih lambat dari itu misalnya hanya 60 km/jam sudah
mengalami aquaplanning karena keadaan ban yang rata-rata memiliki kualitas
rendah (ulir/ ketebalan/ tekanan udara/ beban mobil/ dll). Oleh karena itu
sangat disarankan untuk pengemudi di indonesia mengurangi kecepatan mobil
sampai dibawah 70 km/jam sampai 50 km/jam saat melibas jalan berair ini.
Ban Tipis
atau Aus
Ban tipis
atau ban aus bisa memicu terjadinya mobil tergelincir (aquaplanning) semakin
cepat, saat ban menipis maka volume ulir semakin kecil (ulir ini berfungsi
sebagai aliran air atau untuk membuang air yang terinjak di tengah-tengah ban).
Ketika ulir semakin tipis maka dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuang
air ke sisi luar ban dan potensi aquaplanning menjadi lebih tinggi pada
kecepatan yang sama (misalnya 72 km/jam), pada kondisi ban tipis ini proses
terjadinya aquaplanning bisa terjadi pada kecepatan dibawah 72 km/jam misalnya
60 km/ jam. hati-hatilah....
Tekanan
udara pada ban rendah
Jika tekanan
udara pada ban rendah atau kurang (standartnya 30 sampai 33 dpi) saat melewati
genangan air maka bagian tengah ban akan terangkat sehingga akan mengumpulkan
air pada bagian tengah ban, semakin banyak air maka semakin sulit/berat ulir
ban untuk membuang air sehingga potensi terjadinya aquaplanning pada ban yang
memiliki tekanan udara kurang semakin besar.
Berat/ beban
mobil
Pada ban
dengan tekanan udara standar (normal) maka mobil yang lebih ringan akan semakin
mudah mengalami aquaplanning, akan tetapi jika tekanan udara pada ban kurang
(rendah) maka berlaku sebaliknya yakni mobil dengan bobot yang lebih berat akan
lebih mudah mengalami aquaplanning pada kecepatan yang sama.
Penggunaan
ban lebar
Semakin
lebar ban maka semakin lama air dari tengah ban terbuang ke sisi ban, boleh
jadi pada jalan kering ban lebar memiliki daya cengkram yang bagus akan tetapi
pada genangan air ban lebar justru memiliki kemampuan mencengkram aspal lebih
buruk (performanya terbalik saat lewat jalan berair).
Cara
mengatasi jika mobil mengambang diatas permukaan air (tergelincir akibat
aquaplanning):
1. jangan
panik
2. jangan
mengerem
3. kurang
gas pelan-pelan
4. jika anda
terpaksa harus mengerem maka lakukanlah dengan lembut, dan anda harus
bersiap-siap dengan kondisi tak terduga yang terjadi pada mobil misalnya mobil
terjadi understeer atau oversteer atau jika mobil mengalami kehilangan kendali.
5.
kehilangan kendali sering terjadi pada ban belakang, saat mobil mulai
kehilangan kendali pada ban belakang maka arahkan ban depan sedikit mengikuti
ban belakang sambil kurangi injakan gas dengan lembut, lalu jika mobil sudah
dalam kendali arahkan ban depan seperti tujuan saat sebelum tergelincir (arah
semula).
Posting Komentar