Untuk mencegah perkembangan paham radikal termasuk islamic State of Iraq and Syiria (ISIS)
ditengah masyarakat maka Satuan Intel Polres Bantul serta Satuan Binmas Polres
Bantul berusaha melakukan berbagai upaya / terobosan untuk mencegah
perkembanganya. Agar target
tersebut tercapai, petugas turun langsung ke lapangan dengan orientasi
melakukan pencegahan serta sosialisasi. Mulai dari lingkungan pesantren hingga
kampus.
Kasat Intel
Polres Bantul, AKP Bayu
Dewasta SIK SH, Senin 29 Juni 2015 menjelaskan, dalam upaya mencegah paham-paham garis
keras tumbuh dan berkembang. Berbagai metode pencegahan dilakukan,
diantaranya dengan deradikalilasi.
Strategi itu merupakan konsep menetralisir paham radikal bagi mereka
yang terlibat dalam teroris. Selain itu, para simpatisannya serta anggota
masyarakat yang telah terekspos paham-paham radikal bisa dicegah dengan
resosialisasi serta penanaman multikuralisme. “Deradikalisasi merupakan
perubahan pola dalam penanganan terorisme saat ini, konsep ini menjadi formula
terbaru dalam mengatasi ancaman terorisme,” ujar Kasat Intel.
Dijelaskan,
program deradikalisasi punya multi tujuan bagi penanggulangan terkait
terorisme, diantaranya mencegah terjadinya proses radikalisme, mencegah
provokasi, penyebaran kebencian serta permusuhan antar umat beragama. Selain
itu juga melindungi masyarakat dari indoktrinasi. Sementara Kasat Binmas Polres Bantul AKP B
Muryanto menambahkan, sejumlah sosialisasi terkait perlunya menangkal radikalisasi dan
deradikalisasi. Salah satunya dilakukan di Pondok Pesantren Hamalatul Quran
Kembaran Tamantirto Kasihan Bantul. Tidak hanya itu petugas juga melakukan
kegiatan serupa di UMY. Kegiatan tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap
program kerja 100 hari kapolri. (Bag Humas Res Bantul)
Posting Komentar