Public speaking, merupakan salah
satu skill penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota Bhabinkamtibmas
untuk bisa bertugas dengan baik ditengah-tengah masyarakat.
Di dalam institusi
Polri, Bhabinkamtibmas merupakan ujung tombak Polri dalam mendukung program
kebijakan pemerintah dan secara umum harus mempunyai kemampuan disegala bidang
termasuk kemampuan public speaking atau keterampilan berbicara di depan umum
untuk menjalin komunikasi dan bekerja sama dalam manajemen penyelesaian
konflik.
Hal tersebut disampaikan Waka Polres
Bantul, Kompol Muhammad Qori Oktohandoko, SIK saat membuka pelatihan public
speaking bagi anggota Bhabinkamtibmas Polres Bantul dengan narasumber Dra Ninda
Nindiani, MA dan Dr Ari Sujito di aula Mapolres Bantul, Rabu, 16 September 2015
pukul 08.00 Wib.
Lebih lanjut Waka Polres menjelaskan
tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi para anggota Bhabinkamtibmas Polres Bantul dalam menyampaikan
informasi dan pesan-pesan kamtibmas sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat.
“Melalui pelatihan ini diharapkan,
peserta akan lebih memahami tupoksi Bhabinkamtibmas di di Desa-Desa sehingga
penyampaian, tindakan dan perbuatan dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Dra Ninda Nindiani,
MA saat memberikan materinya mengungkapkan public speaking bukanlah kemampuan
yang bisa dipelajari tanpa adanya latihan yang cukup. Untuk bisa mengembangkan
kemampuan public speaking, menurutnya diperlukan ‘jam terbang’ yang tinggi
dalam berbicara di depan umum.
“Keterampilan berbicara di muka umum
berfungsi sebagai senjata percepatan karier. Dari dua pribadi dengan level
kepangkatan yang sama, sebanding dalam memiliki keahlian operasional,
manajemen, dan kepemimpinan. Disini, kepiawaian berbicara di depan publik,
pasti menjadi roket pelesat karir salah satunya,” ujar lulusan S2 di
International Broadcast Journalism, University of Central England in Birmingham
ini.
Lebih lanjut Ninda menjelaskan seni
untuk berbicara kepada orang lain adalah mengupayakan supaya orang tersebut
mengerti apa yang dimaksud, tertarik pada topik pembicaraan, serta mengupayakan
diri sendiri merasa nyaman dan percaya diri.
Dalam kesempatan tersebut, Sosiolog,
Dr Ari Sujito, yang membahas materi “Memahami Masyarakat : Mengelola Konflik
Dan Perubahan Sosial” menjelaskan bahwa seringkali terjadi salah paham bahwa
konflik cenderung disamakan dengan kekerasan. Padahal konflik tidak sama dengan
kekerasan.
“Konflik kadang juga disederhanakan
sebagai tindakan atau peristiwa yang nampak dipermukaan, nampak sebagai
peristiwa atau perilaku. Padahal kekerasan itu bagian dari eskalasi konflik,
jadi konflik tidak selalu berubah kekerasan asal mampu dikelola,” terang Dosen
Pascasarjana Fisipol UGM ini.
Selain itu, Dr Ari Sujito juga
menjelaskan, sebagai aparat penegakan hukum, Polisi harus mampu menjaga
konsistensi menuju keadilan tanpa diskriminasi dengan melakukan edukasi sosial
untuk pencegahan konflik. Selain itu Polisi harus mampu menjalin komunikasi
dengan tokoh-tokoh masyarakat, melembagakan dialog warga dalam menyelesaikan
masalah, mengembangkan forum-forum komunitas berorientasi kerjasama serta
memanfaatkan media-media sosial untuk menghimpun dan memetakan isu sekaligus
menjaga perdamaian.
Dengan dimoderatori Kabag Ren Kompol
Sinungwati, SH, dalam pelatihan public speaking tersebut, para peserta juga
diberikan waktu untuk tanya jawab perihal materi yang belum jelas. Para
narasumber juga menunjuk para peserta untuk mempraktekkan materi yang telah
disampaikan didepan rekan-rekannya. (Bag Humas Polres Bantul)
Posting Komentar