Kamis, 28 Maret 2013 pukul 20.00 wib telah diadakan
pengajian Maulid Akbar & Doa untuk Indonesia yang diadakan di pondok
pesantren Al Munawir krapyak Bantul. Pengajian ini bertujuan Selain untuk
menambah dan mempertebal keimanan juga untuk membangun kemitraan Ulama, umaro',
TNI, Polri dan masyarakat. Pengajian dihadiri oleh Wagub DIY Sri Paduka
Pakualam IX, Kapolda DIY Brigjen Drs. Sabar Raharjo, Danrem 072 Pamungkas
Brigjen TNI Adi Wijaya M.Si , para pejabat utama Polda DIY, Kapolres Jajaran
Polda DIY, Kapolres Bantul AKBP Dra Dewi Hartati dan jamaah ± 15.000 orang.
Dalam sambutannya Kapolres Bantul menyampaikan bahwa
kegiatan ini merupakan wujud kemitraan Polri/TNI dengan masyarakat, ulama dan Umaroh dalam menjalin persatuan dan
kesatuan bangsa, Kemitraan ini harus terus terjalin dan dipertahankan guna
kesatuan dan Persatuan Bangsa.
Adapun sambuatan kapolda DIY menyampaikan bahwa dengan
adanya doa malam ini semoga Indonesia terhindar dari fitnah, bencana dan selalu
dalam situasi yang kondusif. Saat ini
situasi di DIY cukup aman walaupun ada
permasalahan kamtibmas, biar aparat Kepolisian
yang menanganinya, tanggungjawab
kamtibmas adalah tanggungjawab bersama tidak hanya dibebankan kepada
Kepolisian, Polisi mempunyai semboyan “melayani bukan dilayani” yang artinya
“ojo dumeh”, pesan saya berdoalah, bersholawat dan berzikir.
Sambutan Danrem 072 Pamungkas menyampaikan perlunya mengawasi kegiatan gerakan para
tokoh maupun organisasi yang selalu mengatasnamakan agama, suku maupun etnis agar Negara kita tetap
dalam bingkai NKRI, dengan doa malam ini semoga persatuan dan kesatuan bangsa
tetap terjaga.
Sambutan Wagub DIY menyampaikan seorang pemimpin haruslah
amanah karena akan dipertanggungjawabkan jabatanya dihadapan Allah, sebagai
referensi seorang pemimpin adalah Nabi Muhamad SAW.
Kegiatan dilanjutkan dengan Maulid Simtutdurror oleh
Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf dari Solo, isi tausiah : ajak umat Islam
bersatu, jangan terprovokasi baik aparat & masyarat sipil. Jangan biarkan
Indonesia hancur oleh perusuh negara, tegakan kebenaran & keadilan demi
NKRI.
Dilanjutkan Tausiah oleh Habib Lutfi bin Yahya Al-Alamah
dari Pekalongan, adapun tausiahnya menyampaikan, mengucapkan syukur kepada Nabi Muhamad SAW tidak bisa
kita nilai dengan materi, jangankan kepada Nabi Muhamad SAW tetapi kepada para
ulama para pejuang ulama atau tokoh agama yang mensiarkan agama Islam pun kita
tidak bisa nilai jasa meraka dengan bentuk apapun di dunia ini. Bahwa maulud sudah lewat beberapa waktu yang lalu tetapi
kenapa kita peringati kembali, hal tersebut karena kita sudah punya
perbandingan sebagai contoh 17 Agustus 1945 adalah pengibaran Bendera Merah
Putih pertama kali, dan apakah pengibaran bendera hanya akan diperingati saja,
bahwa penghormatan Bendera Merah Putih hanya sebagai wujud menghormati harga
diri dan penghormatan bangsa serta untuk mengenang jasa para pahlawan yang
telah membuat kemerdekaan, begitu pula Mauluid Nabi Muhamad SAW sebagai tokoh
yang memperjuangkan dalam menegakkan Islam.
Bahwa mahabah dan
kecintaan kita kepada Rosul menjadi tolak ukur kita dalam kehidupan
bermasyarakat, Rasulullah SAW mendapat kepercayaan baik dari kaum Islam maupun
umat lain sehingga diberi Al Amin, karena dibangun lewat kemitraan, marilah
kita tingkatkan pembangunan umat agar Islam mampu menjadi contoh bagi umat lain
sebagaimana dicontohkan Nabi Muhamad SAW.
.
Sementara pengamanan kegiatan ini dilaksanakan oleh
anggota gabungan Polsek sewon dan Polres Bantul dibantu oleh Banser dan
instansi terkait lainya sehingga kegiatan pengajian berjalan dengan tertib dan
lancar hingga selesai pada pukul 01.30 wib.
Posting Komentar