UPACARA HARI KESAKTIAN PANCASILA DI LAPANGAN PASEBAN BANTUL

Kamis, 01 Oktober 20150 komentar



Hari Kesaktian Pancasila tidak lepas dari sejarah Pemberontakan G30S PKI yang telah menewaskan para jenderal terbaik Indonesia pada saat itu. Untuk menghargai jasa Pahlawan Revolusi yang telah gugur pada saat pemberontakan tersebut, diperingatilah Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober.

Seperti tradisi yang selalu dilakukan setiap tanggal 1 Oktober, pada Kamis, 1 Oktober 2015 Pemkab Bantul melaksanakan peringatan Hari Kesaktian Pancasila di halaman Lapangan Paseban Bantul. Dandim 0729/Bantul Letkol Kav Tumadi S.Sos bertindak sebagai inspektur upacara dan Kapten Arm Mujiono Wadanramil 01/Bantul sebagai Dan Up dalam upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila tersebut.

Hadir dalam Upacara antara lain, Pj. Bupati Bantul Drs. Sigit Sapto Rahardjo, MM, Kapolres Bantul AKBP Dadiyo, SIK, Kepala Kejaksaaan Negeri Bantul Siti Aisyah, SH.,MH, Kepala Pengadilan Negeri Bantul Agus Rumekso, SH, Veteran perang, para anggota DPRD Bantul dan tamu undangan lainnya.

Dalam amanatnya, Dandim 0729/Bantul mebacakan amanat dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dalam amanatnya Gubernur DIY mengatakan  dalam sejarah perkembangan bangsa, tujuh puluh tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal I Juni 1945, Ir. Soekarno telah mengusulkan dasar falsafah Negara Indonesia, yang istilahnya diperoleh dari ahli bahasa Mr. Muhamad Yamin sebagai Pancasila. Selama itu juga Pancasila telah dipandang sebagai sistem filsafat, etika moral, politik, dan Ideologi Nasional. Namun kemudian pada tanggal 30 September 1965, terjadi Gerakan 30 September atau G.30.S. PKI. Pemberontakan ini merupakan wujud usaha untuk mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Dalam peristiwa ini, ada sejumlah Jenderal dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan ideologi Pancasila maka upaya tersebut mengalami kegagalan.

Selanjutnya setiap tanggal 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September atau G.30.S.PKI dan pada tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila untuk memperingati bahwa dasar Negara Indonesia Pancasila, yang sakti dan tak tergantikan. Selanjutnya pada tanggal 10 November 1986, Pancasila pertama kali diperkenalkan oleh Soeharto sebagai ideologi terbuka, di mana Pancasila dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman yang senantiasa dinamis dengan tanpa mengesampingkan nilai-nilai dasarnya yang tetap.

Pancasila telah mempersatukan kita sebagai bangsa dan Negara yang utuh. Namun sejak Reformasi 1998, Pancasila seolah-olah kurang memperoleh perhatian bersama, sehingga dikhawatirkan memudar bersama sejarah masa lalu. Sehingga kita semua harus tetap berusaha dan berjuang secara sungguh-sungguh untuk mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan pemersatu Negara Republik Indonesia.

Berkaitan dengan sejarah perkembangannya tersebut, maka yang paling utama adalah bahwa Pancasila merupakan jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat pemersatu bangsa Indonesia yang tetap kokoh berdiri tegak hingga kini. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Kondisi ini dapat terjadi karena didalam perjalanan sejarah dan adanya kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti adanya keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit, yang jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan melalui nilai dasar Pancasila.

Dengan demikian sudah semestinya momentum peringatan kali ini, harus dapat memberikan kesadaran bagi kita untuk meresapi nilai-nilai luhur yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa tersebut untuk dapat merekat erat sebagai ideologi bangsa. Hal ini sangat penting karena dengan kondisi sosiokultur yang begitu heterogen dibutuhkan scbuah ideologi yang netral namun dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia.

Menyelamatkan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari tantangan keruntuhan, maka kita wajib untuk meningkatkan kewaspadaan nasional dan ketahanan mental ideologi Pancasila. Seperti halnya kewaspadaan tantangan globalisasi, liberalisasi dan postmodernisme. Kemampuan menghadapi tantangan mendasar yang akan melanda kehidupan bangsa seperti sosial, ekonomi dan politik, bahkan mental dan moral bangsa. Maka benteng terakhir yang diharapkan mampu bertahan ialah dengan keyakinan nasional atas kebenaran dan keunggulan dasar negara Pancasila baik sebagai filsafat hidup bangsa atau Weltanschauung, maupun sebagai dasar negara.

Hanya dengan keyakinan nasional inilah manusia Indonesia tegak dan tegar dengan keyakinannya yang benar dan terpercaya, bahwa sistem filsafat Pancasila sebagai bagian dari filsafat Timur, mengandung dan memancarkan identitas dan integritas martabatnya. Secara filosoils-ideologis dan konstitusional berfungsi sebagai asas kerokhanian bangsa Indonesia, jiwa dan kepribadian bangsa sekaligus sumber dari segala sumber hukum Indonesia.

Namun demikian, terkadang suatu teori atau konsep sangat bertentangan dengan prakteknya secara nyata. Di mana nilai-nilai luhur Pancasila telah ternoda oleh penlaku KKN, pelanggaran Hak Asasi Manusia, usaha disintegrasi bangsa, mementingkan kelompok, serta pelanggaran terhadap keadilan sosial masyarakat.

Untuk itulah, pembangunan terhadap karakter bangsa sudah menjadi harga mati pada saat ini. Karena perilaku-perilaku menyimpang yang telah membudaya hanya dapat diberantas secara tuntas dengan mengubah pola pikir dan karakter para pelaku. Namun terkadang, memang sulit untuk menentukan parameter yang sesuai untuk itu. Terlebih dengan kemajemukan bangsa Indonesia, dan di sinilah kita semestinya kembali kepada nilai-nilai luhur bangsa yang terkandung dalam Pancasila. Di mana sebuah dasar negara seyogyanya tidak hanya dipelajari dan dimengerti saja, akan tetapi yang lebih dari itu adalah pelaksanaannya secara nyata di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sejalan dengan itu, maka yang diperlukan adalah pendidikan tentang Pancasila bagi masyarakat, yang memang pada saal ini intensitasnya sangat berkurang. Pancasila bukanlah suatu dogma dan bukanlah kumpulan rangkaian at urn n  luhur yang harus dihafal, namun csensinya adalah pendidikan Pancasila adalah pendidikan perilaku. Pendidikan untuk terus mengembangkan nilai-nilai instrumen Pancasila yang disesuaikan dengan keadaan bangsa saat ini dengan tanpa mengesampingkan nilai-nilai dasamya.

Falsafah pancasila ini harus kita laksanakan di dalam kehidupan kita. Jika pcndidikan yang kual tentang falsafah Pancasila dilaksanakan dengan sebenar-benarnya, maka diharapkan Bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang kual jauh dari penyimpangan-penyimpangan ekonomi, hukum, sosial dan lain sebagainya.

Disamping itu, cara yang mudah dijalankan dalam usaha membangun karakter bangsa dengan falsafah Pancasila yaitu dengan mengingat isi falsafah Pancasila, memberikan pendidikan falsafah Pancasila sejak usia dini hingga dewasa. Menjalankan falsafah Pancasila dengan pendidikan yang benar serta kita sebagai individu juga harus berusaha membangun karakter individu yang benar dulu barulah kita bisa membangun karakter bangsa yang kuat.

Pembangunan karakter bangsa ini sangat penting artinya, karena bertujuan untuk membina dan mengembangkan karakter warga negara, sehingga mereka mampu mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, ber-jiwa Persatuan Indonesia, ber-jiwa Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat  kebijaksanaan  dalam permusyawaralan perwakilan, serta ber-keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila seperti yang kita peringati haruslah kita pandang sebagai upaya melestarikan, mengembangkan dan mempromosikan Pancasila sebagai sumber nilai yang telah teruji. (Bag Humas Polres Bantul)

Share this article :

Posting Komentar

 
Link : Humas Polri | Humas Polda DIY | Humas Polres Bantul
Copyright © 2011. Humas Polres Bantul - All Rights Reserved
Operator Blogspot : Aiptu Agus Suryanto Published by Humas Polres Bantul
Proudly powered by Blogger