Ketua
MPR RI, Drs H Sidarto Danusubroto SH, mengungkapkan sektor pertanian mestinya
perlu diberikan asuransi sebagai bentuk perlindungan jika terjadi bencana alam.
Selama ini kerap terjad ketika lahan hancur lantaran bencana alam. Kerugian sepenuhnya dipukul petani, jika pemerintah
memberikan bantuan dinilai tidak sebanding dengan beban yang harus
ditanggung. "Mereka para petani adalah tulang punggung negara dalam
menjaga kedaulatan pangan, mestinya nasibnya harus diperhatikan betul,"
ujar Sidarto usai panen raya di Dusun Jayan Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri
Bantul, Sabtu 21 Desember 2013.
Drs H
Sidarto mengukapkan, jika wacanya tentang asuransi bagi para petani
terealisasi, nasib petani tentunya lebih
terjamin. Sejauh ini, setiap kali terjadi bencana alam yang berimbas gagalnya
panennya produk pertanian, petani menjadi pihak paling di rugikan. Padahal ketersediaan sektor pangan sangat
vital sebagai modal pembangunan sebuah negara. Artinya apapun yang terjadi
petani, nelayan harus mendapat perlindungan. Sehingga negara mampu berdaulat
pangan secara menyeluruh.
Dijelaskan,
wacana asuransi bagi petani dan nelayan
diberlakukan lantaran sektor tersebut rentan dengan persoalan yang menjadi
pemicu gagal panen. "Gagal panen, tidak melulu akibat banjir, tetapi bisa
juga akibat hama dan kekeringan faktor alam lainnya, itu mestinya perlu
ditanggulangi," ujarnya.
Menurutnya,
dengan keterjaminan petani dalam melakukan aktivitasnya, situasi tersebut menjadi sebuah kesempatan
Indonesia berdaulat pangan. Berdaulat di sini artinya, kebutuhan pangan
mampu tersedia dari produksi dalam
negeri dan tidak perlu mengimpor dari luar negeri. Karena pada dasarnya, berdaulat pangan dengan
ketahanan pangan sangat berbeda. Jika ketahanan pangan, bisa saja dipasok dari
luar negeri. "Namun jika negara sudah mampu berdaulat, semua kebutuhan
pangan dicukupi dari dalam negeri," tegasnya.
Sementara
Ketua Kelompok Tani 'Madya' Ngatijo alias Blondo mengungkapkan, pihaknya sudah lama berkomitmen
mengembangkan padoi organik. Menurutnya dengan pengembangan padi tersebut
selain sehat juga lahan tidak 'sakit'. Dijelaskan dengan luas lahan di
kelompoknya mencapai 22 hektare, dengan jumlah tersebut enam 6 hektare memanfaatkan standar penerapan padi
organik.
Hadir
dalam acara panen raya tersebut adalah Wakil Bupati Bantul, Kapolsek Imogiri
Kompol Herlambang, Muspika Imogiri, Lurah Kebon Agung, Ketua Kelompok tani se
Imogiri, tamu undangan dan warga sekitar. Pengamanan kegiatan dilaksanakan oleh
Personil Imogiri.
Acara ditutup
dengan diadakan dialog kepada pra petani yang pada intinya menyampaikan
keberhasilan petani dan hambatan hambatan yang dihadapi para petani. Kegiatan berakhir
dalam keadaan aman dan tertib. (Sihumas Imogiri)
Posting Komentar