Sehubungan dengan akan diadakan pembangunan rumah yang
akan digunakan untuk tempat kegiatan keagamaan Thariqat Naqsyabandiyah di dusun
Tegallurung RT 01, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul Maka
muspika Pandak menggelar dialog dengan warga bertempat di Balai Desa Gilangharjo,
Selasa, 28 Oktober 2014 pukul 09.45 Wib.
Dialog ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membahas dan menjajaki
pendapat warga sekitar dengan adanya pembangunan rumah tersebut sehingga tidak
menimbulkan permasalah (sara) dibelakang hari. Adapun yang akan membangun tempat
tersebut adalah Ketua Pengembangan Thariqat Naqsyabandiyah Wilayah Binaan
Propinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah, DR. Syekh Gatot Purwanto, BSc.
Giat dialog dihadiri oleh Muspika Kecamatan Pandak antara
lain Camat Pandak, Drs, Agus Sulistiyono, MM, Kapolsek Pandak AKP Paimun, SH,
Danramil 16/Pandak Kapten (Inf) Diya S., Ketua KUA Pandak Drs. Banun Al Amin, M.Hum, Lurah Desa Gilangharjo,
Ir. Aan Sumarna, Bhabinkamtibmas Desa
Gilangharjo, Aiptu Triyanta, Bhabinsa Desa Gilangharjo, Peltu Basudi, Anggota
Unit Intelkan Polsek Pandak, Dukuh Tegallurung Drs. Supriyanto dan beberapa
perwakilan dari warga Dusun Tegallurung.
Dalam pertemuan tersebut, Camat Pandak, Drs, Agus Sulistiyono,
MM berpesan kepada warga agar mengeluarkan unek unek dan pendapat dengan
mengepankan kepala dingin dalam berdialog dan selesaikan masalah dengan
musyawarah sehubungan dengan masalah ini.
Kapolsek Pandak, AKP Paimun, SH menyampaikan bahwa
masyarakat tidak perlu khawatir dengan rencana pembangunan tempat kegiatan
keagamaan Thariqat Naqsyabandiyah tersebut karena masih wacana dan belum
direalisasikan. Kapolsek Pandak juga berpesan kepada warga, agar senantiasa
menjunjung tinggi toleransi dengan sesama agar tercipta suasana kehidupan yang
harmonis dalam masyarakat.
Adapun dari hasil dialog dapat disimpulkan bahwa sebelum
dimulainya pembangunan rumah yang rencananya akan dijadikan tempat kegiatan
keagamaan Thariqat Naqsyabandiyah tersebut terlebih dahulu akan diberikan
sosialisasi kepada warga masyarakat sekitar. Hal ini bertujuan agar masyarakat
dapat mengenal lebih dekat Thariqat Naqsyabandiyah dan visi misinya sehingga
tidak akan terjadi kesalahpahaman ke depannya.
Sebagai catatan, DR. Syekh Gatot Purwanto, BSc adalah
silsilah ke-36 Syekh Mursyid Tharikat Naqsyabandiyah. Beliau lahir di Jember,
19 Desember 1959, masuk Tharikat Naqsyabandiyah pada tahun 1999 dan diangkat
menjadi Khalifah Syekh pada tahun yang sama. Alamat yang bersangkutan saat ini
adalah Dusun Sumber Lor RT I, RW 29, Kel. Kalitiro, Kec. Berbah, Sleman,
Yogyakarta.
Tharikat Naqsyabandiyah pertama kali muncul pada abad 14
M di Turkistan. Pendirinya bernama Muhammad bin Muhammad Baha’udin al-Bukhari,
yang kemudian mendapatkan gelar Syekh Naqsyaband. Dia dilahirkan tahun 618 H
dan meninggal tahun 719 H, atau hidup antara 1317-1389 M.
Naqsyabandiyah merupakan salah satu tarekat sufi yang
memiliki cukup banyak pengikut di Indonesia. Naqsyabandiyah sendiri berasal
dari kata ’Naqsyaband’ yang merupakan gelar pendirinya, Syekh Naqsyaband.
Sementara tambahan –yah, merupakan ya nisbah, yang berarti pengikut. Sehingga
makna Naqsyabandiyah berarti pengikut Syekh Naqsyaband. (Sihumas Pandak)
Posting Komentar