Bertempat di Terace Bantul telah berlangsung Workshop
Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Bantul yang diselenggarakan
oleh Kesbangpol Bantul yang diikuti sekitar 40 orang dari anggota FKDM dan Guru
Agama se Kabupaten Bantul, Selasa 7 April 2015 jam 09.00 wib.
Sebagai narasumber dalam giat ini yaitu, H Abdul Muhaimin
(Ketua FKDM Provinsi DIY), Jaswadi (Ketua FKDM Bantul), Ir. Sumasriyana (Kepala
Kesbangpol Bantul).
Ir.Sumasriyana dalam sambutannya mengajak anggota FKDM
dan guru agama agar ikut mewaspadai pergerakan kelompok Islam radikal seperti
ISIS yang saat ini berkembang di Indonesia. FKDM dan guru agama agar ikut
mensosialisasikan bahaya faham ISIS bagi keutuhan dan kedaulatan NKRI. FKDM
agar mampu memberikan deteksi dini terhadap permasalahan agama, etnis dan
sosial di masyarakat dan melaporkan ke Bupati agar bisa segera ditindaklanjuti
dan diselesaikan sehingga permasalahan tidak meluas.
Jaswadi (Ketua FKDM Bantul) mengatakan, sebelum reformasi
semua dibawah kendali militer, seluruh jabatan strategis dipegang anggota TNI
tapi sekarang TNI sudah tidak boleh berpolitik sehingga sipil bisa ikut
berperan serta dalam pembangunan. Pemutaran film senyap sudah dialami pada saat
jaman pergolakan PKI dan saat ini kembali terulang, maka kita perlu mewaspadai
pemutar balikan fakta tentang bahya komunis.
FKDM harus mampu melakukan deteksi dini terhadap
permasalahan gejolak sosial, etnis dan agama di masyarakat serta dirumuskan
sehingga dapat dijadikan masukan ke Bupati dalam mengatasi dan menanggulangi
gejolak di masyarakat. FKDM diberi ruang untuk menyampaikan aspirasi karena
anggota FKDM terdiri dr beberapa tokoh atau elemen masyarakat. FKPM berharap
kepada Kesbang agar segala bentuk masukan dan deteksi dini yang dilakukan oleh
FKDM harus sampai Bupati dan segera bisa diatasi.
Sedangkan H Abdul Muhaimin (Ketua FKDM Provinsi DIY
mengatakan, kelompok radikal Islam selalu memaksakan perubahan secara frontal
dengan menggunakan isu penegakan syariat islam, jihad dan kekhalifahan serta
isu puritanisme. ISIS merupakan ancaman serius bagi manusia karena mereka
dengan mudahnya menyesatkan dan mengkafirkan kelompok lain yang tidak sejalan
dengan pemikiran mereka.
Apa yang dilakukan oleh ISIS adalah mengedepankan
kekerasan apabila ada kelompok yang tidak sejalan. Lebih lanjut H. Abdul
mengatakan, ada lima strategi yang dikembangkan oleh kelompok islam radikal
dalam memperjuangkan misinya yaitu, Aliansi politik yaitu dengan membangun
dukungan politik dari para politisi dan penguasa, Memperluas dukungan dari
tokoh Islam dan ormas non radikal, Inflitrasi ke MUI yang sudah dilakukan sejak
tahun 2005, Aksi hukum dan aksi jalanan yaitu dengan mengembangkan strategi
advokasi non litigasi dan litigasi, serta jaringan aksi kota. Pembentukan
jaringan kota bertujuan agar isu yang diperjuangkan menjadi lebih kuat gemanya.
Dalam menjalankan aksinya kelompok islam radikal di indonesia cenderung
menggunakan cara anti kebebasan beragama, mudah menuduh sesat dan kafir,
merusak akidah umat dan penerapan syariat islam secara khifalah, H. Abdul.
Selama berlangsungya kegiatan dilaksanakan pengamanan
tertutup oleh Unit Intel Polsek Bantul hingga berakhir pukul 12.45 wib berjalan
aman dan lancar. (Sihumas Sek Bantul)
Posting Komentar