Senin, 4 Mei 2015 pukul 11.30 Wib di taman Parkir obyek
wisata Pantai Goa Cemara Gadingsari Sanden Bantul telah dilaksanakan
Penandatanganan Naskah Kerjasama antara PLN dengan mitra kerja peluncuran
progam 35.000 Mega Watt (MW) untuk Indonesia.
Maksud dan tujuan Program ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan listrik saat ini dan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia 5
tahun kedepan 2015- 2019.
Hadir dalam kesempatan tersebut Presiden RI Ir. Joko
Widodo beserta beserta Ibu Negara Ibu Iriana, Menteri Energi dan Sumber daya
Mineral Sudirman Said, Menteri BUMN Rini
M Soemarno dan para Menteri kabinet kerja, Duta Besar Amerika Serikat untuk
Indonesia Robert O. Blake, Jr, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan
Hb X beserta Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Bupati Bantul Hj. Sri Surya Widati, Direktur
Utama PT PLN Persero Sofyan Basyir dan kurang lebih 1500 tamu undangan.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya
dilanjutkan sambutan selamat datang oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Sri Sultan Hamengkubuwono X kepada Presiden RI dalam rangka peluncuran progam
35.000 MW untuk Indonesia. Diharapkan progam ini bisa memacu kobalorasi
sinergis antara pakar energi agar Indonesia bisa memenuhi kebutuhan listrik
secara merata termasuk di daerah terpencil.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Sudirman Said
dalam laporanya menjelaskan acara ini merupakan acara penanda mulai di
bangunnya tenaga listrik secara besar besaran di Indonesia. Program ini
diperlukan mengingat kebutuhan listrik Indonesia tumbuh pesat seiring
pertumbuhan ekonomi nasional yang juga meningkat.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 6-7% per tahun,
sedangkan pertumbuhan kebutuhan listrik 8,7% per tahun, karena itu diprediksi
dalam lima tahun ke depan dibutuhkan tambahan kapasitas listrik sebesar 35.000
MW atau 7000 MW per tahun dari kapasitas terpasang nasional sebesar 50.000 MW.
Selain untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional program
ini juga diyakini olehnya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Memilih membangun energi terbarukan merupakan sesuatu
yang harus di jalankan karena sumber energi yang bersumber dari dalam bumi /
fosil lama kelamaan pasti akan habis.
"Menjalankan proyek ini saja merupakan sebuah
kegiatan ekonomi yang besar, proyek ini akan membangun 75.00 set tower transmisi
dan 1382 unit gardu induk, selain itu 301.500 km konduktor aluminium, 2600 set
trafo, dan 3,5 juta ton baja profil dan pipa luar pembangkit digunakan," jelasnya.
Selain itu, proyek ini juga diyakini bakal menyerap
banyak tenaga kerja. Sekitar 650.000 tenaga kerja langsung dan 3 juta orang
tenaga kerja tak langsung diharapkan akan menerima manfaat.
"Bayangkan jika satu tenaga kerja memberi manfaat
bagi paling tidak empat orang lainnya, maka sekitar 20 juta orang akan mendapat
manfaat ekonomi, sesudah selesai dibangun ini pasti akan mendorong pertumbuhan
ekonomi lebih besar," imbuhnya.
Dari total 35.000 MW yang direncanakan, 20.000 MW berupa
PLTU, 13.000 berupa PLTG, dan 3700 MW berupa energi terbarukan yang mencakup
1200 MW dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan 2.400 MW tenaga
air, serta 120 MW tenaga bayu (PLTB) yang akan diresmikan pembangunannya oleh
Presiden di pantai Samas.
Pembangunan PLTB di Samas menurut beliau akan jadi
sejarah bagi Indonesia, karena untuk pertama kali dibangun PLTB yang cukup
besar dengan kapasitas 50 MW.
Setelah laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI
selesai kemudian diadakan Penayangan Video Proyek pembangunan pembangkit 35.000
MW untuk Indonesia. Dilanjutkan Penandatanganan naskah kesepahaman kerjasama
antara Direktur Utama PT PLN Persero Bapak Sofyan Bashir dengan para mitra
kerja untuk program 35.000 MW.
Sambutan Presiden RI Ir. Joko widodo menyampaikan selama
70 tahun Indonesia merdeka baru 50000 MW yang di bangun Indonesia, dan sekarang
dalam waktu 5 tahun akan membangun 35.000 MW dengan menghabiskan dana 1100
Trilyun dan ini bukan sekedar ambisius karena ini adalah kebutuhan dimana
energi energi yang saat ini digunakan lama kelamaan akan habis/punah.
Menurut Presiden Proyek 35.000 MW ini dibangun di 240
titik di wilayah Indonesia diantaranya di Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan
Jawa Barat. Namun untuk PLTB yang pertama kali di Indonesia yang skalanya besar
ada di Samas ini.
"Jalur transmisi dan trafo juga kami minta
dikerjakan di dalam negeri jadi kita tak perlu impor dan itu terus saya katakan
pada semuanya, jika memang swasta tak ada maka saya akan perintahkan BUMN untuk
maju," lanjutnya.
Presiden pun menegaskan akan terus memantau jalannya
proyek tersebut bahkan dari hari ke hari. "Kita minta juga BPKP dan
masyarakat untuk terus mengawasi proyek ini namun saya juga secara langsung
akan melakukan pengawasan," tegas Presiden.
Acara dilanjutkan dengan penekanan tombol sirene oleh
Presiden RI di dampingi oleh Mentri ESDM, Mentri BUMN, Gubernur DIY dan Diret
PT PLN sebagai tanda peluncuran progam 35.000 MW untuk Indonesia. Dilanjutkan
dengan telekonfren dengan 3 lokasi yakni PLTA Jatigede sumedang propinsi jawa
barat, PLTU Takalar kabupaten Jenebonto Propinsi Sulawesi Selatan, PLTU
pangkalan Susu Propinsi Sumatera Utara dan acara diakhiri dengan doa bersama
dipimpin oleh kepala kantor Kementrian Agama Kabupaten Bantul H Ponijo Ibnu
Hartono S.Ag.
Selama kegiatan berlangung dilaksanakan pengamanan yang
melibatkan personil TNI, Polri dan personilterkait lainya yang ditempatkan di
sepanjung jalur rute maupun lokasi peluncuran program 35000 MW di taman Parkir
obyek wisata Pantai Goa Cemara Gadingsari Sanden Bantul. Kegiatan berakhir
dalam keadaan aman tertib pada pukul 12.45 wib selanjutnya presiden dan
rombongan menuju ke rumah makan Parangtritis untuk laksanakan makan siang dan
ramah tamah. (Bag Humas Res Bantul)
Posting Komentar