Selasa siang, 10 Maret 2015, Kapolres Bantul AKBP
Surawan, SIK diwakili Kasat Reskrim AKP M Kasim Akbar Bantilan SIK didampingi
Kaur Bin Ops (KBO) Reskrim Polres Bantul,
Ipda Muji Suharjo SH mengadakan jumpa Pers di Aula Polres Bantul
berkaitan dengan keberhasilan ungkap kasus sindikat pencurian dengan pemberatan
(curat) lintas kota.
Kasat Reskrim menjelaskan dalam waktu dua minggu ini
Reskrim Polres Bantul dan jajaran Polsek telah berhasil mengungkap 5 kasus yakni
pembobolan toko Clandy’s di Sewon, Curanmor lintas kota di Banguntapan,
pencurian Kambing Banguntapan, pencurian
Laptop di Kasihan dan pencurian ayam di wilayah Polsek Bantul dengan menangkap
10 tersangka.
Mereka adalah 5 tersangka pembobolan toko Clandy’s di Sewon,
1 tersangka pencurian Laptop di kasihan EAW (19 tahun) warga Godean Sleman, 1
tersangka pencurian Ayam di Bantul, 1 tersangka pencurian Kambing di
Banguntapan dan 2 tersangka curanmor di Banguntapan.
Tentang kasus pembobolan Toko Clandy’s, Kasat Reskrim
menjelaskan, setelah kasus
pembobolan Clandy’s di Jalan
Parangtritis Km 4,5 Druwo Sewon Bantul akhir Januari lalu. Kami langsung
melakukan penyelidikan peristiwa yang menyebabkan kerugian hingga Rp 250 juta
itu.
Dengan bekal keterangan sejumlah saksi dan barang bukti
yang ditemukan di lokasi, petugas berhasil mengendus asal para pelaku. Mereka gabungan dua komplotan lintas kota
asal Jakarta dan Cianjur.
Selanjutnya Tim Buser Polres Bantul bergerak cepat dengan
melakukan pengejaran ke sejumlah daerah. “Buser berhasil membekuk lima
tersangka di tiga tempat berbeda, yakni tiga tersangka ditangkap di Sragen,
Jateng berinisial AR (laki laki, 43 tahun) warga Cianjur Jabar, HS (laki laki,
37 tahun) warga Kebun Jeruk Jakarta Barat dan WS (laki laki, 39 tahun) warga
Purbalinggo Jateng.
Dari hasil pemeriksaan ketiga tersangka didapat
keterangan bahwa pembobolan toko tersebut dilakukan oleh 14 orang yang terdiri
dari 2 kelompok Jakarta dan kelompok Cianjur.
Kelompok Jakarta yaitu 1. HS laki laki warga Jakarta, 2.
WS laki laki asal Pekalongan, 3. HN perempuan asal Jakarta dan 4. MR perempuan asal
Jakarta.
Kemudian Kelompok Cianjur yaitu 1. AS laki laki asal
Cianjur, 2. RD laki laki asal Cianjur, 3. MD laki laki asal Cianjur, 4. AL laki
laki asal Sukabumi (DPO), 5. PD laki laki asal Cianjur (DPO), 6. HD laki laki
asal Padalarang Bandung (DPO), 7. PT laki laki asal Cianjur (DPO), 8. DG laki
laki asal Bandung (DPO), 9. AB laki laki asal Bandung (DPO) dan 10. TH laki laki
asal Cianjur (DPO).
Dijelaskan, tersangka HS disergap di Jakarta, Ws di
Semarang sementara tiga tersangka lainnya masing-masing AS, RD serta MD dibekuk
di Cianjur. Sejauh ini masih tujuh
pelaku menjadi DPO, karena dua tersangka perempuan kini mendekam di Polsek Jati
Asih setelah terlibat kasus curat. Dengan ditangkapnya, lima tersangka termasuk
dalang pembobolan HS kini petugas terus memburu
komplotan Cianjur dan Jakarta itu, jelas Kasat Reskrim.
Sementara tersangka MD mengaku dalam kasus curat
tersebut hanya diajak oleh HS sebagai
pemimpin pembobolan. Karena sejak berangkat dari Cianjur gerakan komplotannya
dalam kendali HS. Dijelaskan, dua hari sebelum beraksi, bersama 14 orang lainnya menuju ke
rumah seseorang di Solo.
Setelah itu, siangnya dengan dua mobil dan satu truk
menuju Pantai Parangtritis Kretek Bantul.
“Waktu itu saya dan kawan-kawan sampai pantai, Minggu (25/1), pukul
16.00, setelah itu kami berada di pantai sampai tengah malam,” jelas MD. Alasan berada di pantai sampai malam karena
belum perintah bergerak dari HS.
Setelah itu, menjelang tengah malam rombongan bergerak ke
arah Yogyakarta sesuai intruksi lewat
Jalan Parangtritis. “Setelah dekat
dengan sasaran kami tidak langsung mengeksekusi target, kami masih menunggu
perintah lagi, sekitar pukul 02.00, kami baru ‘bekerja’,” jelasnya.
Setelah membobol pintu toko Clandy’s, delapan orang masu
toko dan enam pelaku siaga di tepi jalan raya. MD mengaku setelah bekerja
hampir satu jam isi toko telah ludes. Kemudian komplotannya menuju Solo untuk
menyetor barang ke seseorang bernama
Mbah Min.
Setelah barang disetor ke Mbah Min, operator lapangan sudah tidak
mengetahui arah lari benda hasil curian
itu. “Setelah sampai di Mbah Min saya
tidak tahu, bagian saya Rp 3,5 juta,” jelasnya. (Bag Humas Res Bantul)
Posting Komentar